Keras kepala

1.9K 232 12
                                    

Romy naik dengan Ragu di belakang Salsa yang kini sudah siap untuk membawanya kerumah. Walaupun masih tak yakin tapi dia pasrah sekarang.

"Kak Romy jangan modus peluk yah, nanti aja kalau udah nikah"

"Gue nggak minat" jawabnya ketus, enak saja Salsa menaruh kecurigaan terhadapnya, memikirkan sedikitpun untuk melakukan itu Romy tak pernah.

Selama di perjalanan Salsa tak henti-hentinya membuka obrolan dengan laki-laki yang berada di boncengannya, dia khawatir jika kesadaran Romy menghilang.

"Lagian tumben banget ada begal di area situ, aku selama ini aman-aman aja kak" ucapnya dengan suara yang cukup keras, khawatir nadanya akan kalah dengan suara  angin.

"Lo temenan yah ama mereka?" Bukannya menjawab, Romy lebih penasaran dengan Salsa yang dengan ajaibnya bisa memukul mundur pergerakan geng motor tadi

Salsa memperlambat kendaraannya, telinganya tak cukup baik menangkap suara Romy yang terlalu seret untuk dia yang agak budeg

"Nggak kenal lah kak, cuman mungkin dia terpesona aja sama aku tadi, hati-hati lo kak Romy habis ini punya banyak saingan"

"Saingan?" Tanya Romy bingung

Salsa tersenyum salah tingkah, walau demikian kendaraan motornya masih bisa dia kendarai dengan aman "iya, saingan buat dapat cinta aku. Tapi kak Romy nggak usah khawatir, tanpa berperang pun, kak Romy sudah jadi pemenangnya"

Setelah mengucapkan itu, Salsa tak mendengar lagi respon dari Romy, pria itu nampak enggan membalas ucapan Salsa yang tak berfaedah menurutnya, dia lebih baik menyimpan energinya untuk menahan rasa sakit yang kini menjalar keseluruh tubuhnya.

Salsa pun menghentikan ocehannya, dia sadar Romy sedang tidak baik-baik sekarang, bukan waktu yang tepat untuknya mencoba mencari perhatian laki-laki itu.

Sekitar lima menit, tak ada yang bersuara. Angin malam mendominasi nada yang teralun indah untuk menjadi soundtrack keromantisan Salsa yang membonceng Romy saat ini, walaupun dengan kondisi Romy yang menahan sakit

"Maaf"

Itu ucapan permohonan dari Romy, sangat singkat bahkan Salsapun sepertinya tak mendengar, terbukti dengan dia yang tak merespon ucapan pria itu.

"Maafin gue Salsa" ucap Romy kembali, kali ini nada suaranya lebih keras dari sebelumnya

Salsa tersentak, dia mendengar dengan samar ucapan tadi, walaupun masih tercampur dengan riuhnya suara angin, Salsa bisa dengar bahwa pria itu sedang mengucapkan maaf padanya.

"Kak Romy minta maaf?" Tanya Salsa tak percaya.

"Iya"

Sangat lucu melihat kondisi Romy yang berada dibelakang Salsa malam ini, tangannya menggenggam besi di ujung jok belakang, persis seperti anak SMP yang di jemput ibunya.

"Kenapa minta maaf? Emang kak Romy salah apa sama aku?"

Lihat kan bagaimana Pelupanya Salsa, Romy bahkan menurunkan egonya untuk mengucapkan kata Sakral itu dari mulutnya, tapi respon Salsa bahkan jauh dari dugaan Romy

"Maaf karena udah bikin lo nangis tadi pagi"

Salsa mengerutkan dahinya, mencoba mengingat kejadian pagi ini dan "oh kak Romy kira aku nangis gara-gara kak Romy. Bukan tau kak, aku nangis karena masakan pertamaku jatuh terus tercampur sama tanah"

Romy benar-benar tak habis fikir dengan fikiran Salsa, bisa-bisanya gadis itu bahkan tak tersinggung dengan kelakuan Romy tadi pagi.

"Berhenti ngejar gue, gue bukan orang yang tepat buat lo" ucap Romy

If it is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang