POV Romy
Aku berjalan dengan tergesa menuju tempat parkir fakultasku berada, baru saja Paul mengirimkan pesan bahwa dia sudah berada disana, kami akan menukar kendaraan karena aku yang harus pergi dan membutuhkan motor adikku
Aku mengehela nafas panjang kala melihat seorang perempuan yang berada disebelah Paul, dia melambaikan tangannya kearahku sembari mulutnya meneriaki namaku dengan keras
"Kak Romy, disini" teriaknya
Gadis itu lagi, sudah beberapa tahun ini hidupku dihantui dengan sosok perempuan berjilbab yang cerewetnya luar biasa, dia bahkan tak pernah malu mendeklarasikan dirinya menyukaiku.
Awaalnya aku pikir gadis itu tak sungguh-sungguh, tapi melihat bagaimana dia bertahun-tahun melakukan hal yang sama membuatku percaya, bahwa dia benar menyukaiku
Dia Salsa, sahabat adikku yang ku kenal tujuh tahun yang lalu, dia dan Paul adalah sepasang magnet yang tak bisa dipisahkan, dimana ada Paul maka akan ada Salsa disana.
Salsa, dengan mulut cerewetnya juga tingkahnya yang ajaib selalu memancing kekesalan serta amarahku, dia perempuan yang berdedikasi tinggi menunjukan rasa sukanya, bahkan ketika secara langsung aku menolaknya.
***
Aku baru saja sampai dirumah, lalu mendapati Salsa dan mamaku sepertinya sedang asyik membuat kue, ini bukan sesuatu yang baru, tidak jarang gadis itu menemani mama dirumah, sekedar menemani mama menonton sinetron andalannya atau sama seperti sekarang membantu mama mempraktekan resep baru yang dia faat dari youtubeSalsa sudah seperti anak gadis mama
Mereka terlalu fokus hingga tak ada yang menyadari kedatanganku.
Masa bodoh, akupun tak berniat menyapa Salsa yang berada disana.
Baru saja merebahkan diri dikasur kesayanganku, ketukan pintu kamar memaksaku untuk menunda istirahat yang sedari tadi ku impikan.
Terdengar suara perempuan berteriak, aku mengenal jelas suara itu, suara yang hampir setiap hari menggangguku. Siapa lagi kalau bukan Salsa? Perempuan yang tak perah bisa membuat hidupku tenang dengan segala tingkahnya.
"Assalamualaikum calon imam"
"Ayah, ini bunda bawain kue, coba ayah cobain deh"
Dengar saja, bahkan dengan tidak tau malunya dia meneriakan itu di rumahku, aku jadi merinding mendengarnya
Ku bukanya pintu itu dengan malas, dan mendapati wajah Salsa yang menyengir kuda di baliknya. Dan sudah ku duga aksinya tidak berhenti setelah itu, kali ini dia bahkan memanggilku dengan sebutan calon suami dan menuduhku melakukan KDRT padanya,
Oh Tuhan kenapa engkau menghadirkan perempuan ini disekitarku.
***
Karena mobilku yang harus masuk bengkel kemarin, hari ini aku mau tidak mau ikut di mobil milik Paul, sebenarnya tak ada masalahc hanya saja di tengah jalan Paul mengatakan bahwa dia harus menjemput Salsa juga.Terpaksa aku harus menyiapkan diri lagi mengadapi tingkah Salsa pagi ini.
Dan setelah sampai dirumahnya, perempuan itu sudah bersekongkol dengan Paul untuk bisa duduk disampingku yang tengah mengemudi.
Sial suara brisiknya kudengar lagi.
***
Aku memilih cafe yang direkomendasikan temanku, dia mengatakan bahwa makanan disana lumayan enak, juga suara penyanyi yang reguleran disana sangat merdu, sebenarnya aku tak terlalu tertarik, tapi berhubung malam ini dia yang akan traktir jadi aku ikuti saja maunya.Nampaknya mengikuti saran Rehan, bukanlah hal yang benar, sebab baru saja aku fokus pada laptop untuk menyusun bahan materi untuk skripsiku, aku menjadi terganggu karena merasa namaku terpanggil, di tambah suasana yang tiba-tiba menjadi riuh dengan teriakan-teriakan orang-orang yang berada di cafe ini.
YOU ARE READING
If it is You
Romance"Jika kamu hancur sebesar diriku Akankah kamu tahu? Semua rasa sakit yang memenuhi diriku Ke titik di mana hatiku akan meledak, Betapa aku menginginkanmu?" ~if it'S You