Belum ada satu bulan...
Terhitung baru dua puluh lima hari Salsa pergi tanpa meninggalkan jejak yang bisa digunakan Romy untuk mencari.Dan dua puluh lima hari itupun menjadi hari-hari terberat selama pria itu hidup. Bagaimana tidak, Salsa kekasih hatinya, istrinya, ibu dari anaknya pergi meninggalkannya seorang diri, terlebih lagi membawa calon buah hati mereka.
Dengan hancurnya, Romy mencari Salsa ketempat dimana Salsa dicurigai berada disana, mengerahkan seluruh kemampuannya setiap hari untuk mencari tau keberadaan istrinya itu, namun nihil, Salsa masih tak bisa dia temukan.
Kata penyesalan nampaknya sudah tak mempan lagi, begitupun dengan ucapan maaf yang setiap hari dia ucapkan pada keluarga Salsa. Rasa bersalahnya terus saja bertambah tanpa bisa diurai sebab sang objek sudah tak ada disisinya.
Hidupnya kacau, papa dan mamanya mendiaminya setelah Salsa dan calon cucu mereka pergi. Terlebih hari ini mama Rosa memutuskan untuk ikut dengan sang suami ke Kalimantan.
Selama ini diapun ikut merasakan penyesalan yang dirasakan anaknya, walau tak sebesar Romy tapi mama Rosa sangat menyanagkan sikapnya dahulu yang mengabaikan Salsa.
Dia menyesal telah mempercayai ucapan Romy yang ternyata tidak benar itu. Tapi mau bagaimana lagi, Saat itu fikirannya sangat kacau tentang Paul yang kritis, lalu Romy datang dan menceritakan bagaimana Salsa telah menghianatinya.
Dan sesalnya, mengapa dia mempercayai Romy begitu saja, padahal mama Rosa sendiripun tau bagaimana anaknya ketika marah, Romy suka seenaknya dan menyimpulkan segala perkaranya sendiri.
"Biar Romy yang antar ma" ucapnya
Lagi-lagi mama Rosa hanya diam, walaupun begitu dia melepaskan tangannya pada koper besar yang berisikan barangnya di dalam, membiarkan Romy mengangkatnya dan menaikkan kedalam mobil.
"Kamu baik-baik dirumah" hanya itu ucapan perpisahan dari mama Rosa, berbeda dari biasanya yang memberi Romy petuah-petuah sebelum dia meninggalkan anak laki-lakinya itu.
Romy tersenyum menanggapi, dia paham bahwa sang mama masih sangat kecewa padanya.
Pada akhirnya setelah mancium punggung tangan mamanya, mobil gr*b yang membawa mamanya akhirnya pergi meninggalkannya seorang diri.
Romy memang tak mengantar mama Rosa ke bandara, tentu saja itu permintaan mamanya, mana mungkin Romy dengan sengaja tak mengantarkan mamanya ke Bandara.
Walaupun sempat memaksa, akhirnya Romy mengalah sebab mama Rosa mengancamnya akan lebih marah lagi jika Romy tak nurut padanya.
Mama Rosa pun sebenarnya cukup berat meninggalkan anak laki-lakinya itu sendiri dirumah. Katakanlah dia ibu yang egois, tapi mama Rosa juga perlu menyembuhkan hatinya ditinggalkan oleh anak menantu yang sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri, juga calon cucunya yang sangat dia tunggu kehadirannya.
Biarkan Romy merenungi kesalahan dan memperbaikinya sendiri, berharap setelah ini Romy bisa menjadi laki-laki yang lebih baik lagi.
Romy memasuki rumahnya dengan lemas, Rumah yang biasanya rame ini sekarang hanya dirinya sendiri yang huni.
Mama dan Papannya sementara waktu akan menetap di kalimantan, Salsa yang entah dimana keberadaannya, dan Paul yang seminggu yang lalu di jemput oleh papa kandunganya untuk berobat di Rusia tempat tinggal pria itu .
Berbicara tentang Paul, pria itupun sangat kacau ketika mengetahui Salsa pergi membawa calon keponakannya, apalagi ketika mengetahui tentang alasan Salsa pergi, Paul semakin murka.
Paul pun merasakan penyesalan, berandai-andai jika saja malam itu dia lebih hati-hati agar tidak kecelakaan, mungkin sekarang Salsa masih berada disampingnya, tersenyum lebar menyombongkan kehamilannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
If it is You
Romance"Jika kamu hancur sebesar diriku Akankah kamu tahu? Semua rasa sakit yang memenuhi diriku Ke titik di mana hatiku akan meledak, Betapa aku menginginkanmu?" ~if it'S You