Setelah menunggu dengan waktu yang cukup lama, Romy belum juga kembali dan akhirnya Salsa memutuskan untuk memeriksa kandungannya sendiri.
Jika ditanya bagaimana perasaannya, tentu saja dibalik sikap tegarnya sekarang, hatinya sudah dipatahkan berkali-kali, perasaannya dibuat sedih setiap hari.
Pertanyaan sejauh mana hubungan Romy dan Rania menghantuinya setiap hari. Jikaa suaminya memang mencintai wanita itu, apakah Salsa sanggup mundur untuk mengutamakan kebahagiaan Romy, sedang di dalam perutnya sekarang ada calon anaknya yang pasti akan membutuhkan sosok seorang ayah.
Apakah perjuangannya masih kurang? Apakah kedepannya kehidupan rumah tangganya akan terus seperti ini. Siapapun yang salah, Salsa akan menjadi orang yang meminta maaf, dia akan tetap menjadi sosok yang akan selalu mengusahakan perdamaian di rumah tangga mereka.
Dan jika seperti itu? Apakah Salsa akan sanggup? Apakah dia akan sanggup hidup seterusnya dengan kondisi seperti ini, apakah Salsa bisa selalu menerima sikap Romy yang terkesan semaunya padanya. Jika saat ini hanya ada dirinya, mungkin Salsa bisa saja menyerah dan meninggalkan Romy.
Tapi bukankah dia tak boleh egois sekarang, di perutnya ada calon anak mereka dan Salsa harus lebih mementingkan itu. Biarkan dia menahan kesakitannya sendiri, mengatasi kesedihannya seorang diri. Demi sang anak, bukankah seorang ibu akan rela berkorban bahkan jika dengan nyawa sekalipun
Diruang tunggu saat ini, Saat dia menunggu antrian untuk menemui dokter kandungan di dalam ruangan yang berada di depannya, Salsa cukup iri melihat semua calon ibu didampingi oleh suaminya yang nampak sangat tidak sabar melihat perkembangan calon anak mereka, lalu memberi ketenangan dan kekuatan untuk sang istri.
Romantis sekali, tapi Salsa tidak bisa. Di pemeriksaan pertamanya tanpa ayah dari Anaknya
Lamunannya terhenti kala namanya disebut untuk memasuki ruangan pemeriksaaan. Dengan ironisnya, Salsa melangkah memasuki ruang seorang diri, Salsa berharap semoga saja tak ada yang berfikir yang tidak-tidak tentangnya.
Salsa membuka pintu secara perlahan dan dia disambut ramah oleh dokter perempuan berhijab di dalam ruangan itu, lalu tertulis nama dr. Alinka Rasya, SpOG di mejanya
"Mari duduk bu, atas nama ibu Salsa yah?" Tanya dokter Alinka.
"Iya dok"
Dokter Alina nampak melihat buku kehamilan pertama untuk Salsa, setelah itu dokter perempuan itu tersenyum kearahnya.
"Kehamilan pertama?" Tanya Dokter Alina
"Iya dok"
"Suaminya nggak ikut bu?"
Salsa terdiam sejenak, memikirkan alasan masuk akal yang bisa dipercaya oleh dokter yang berada di hadapannya itu "Iya dok, suami saya lagi ada pekerjaan yang nggak bisa ditingga"
Dokter Alina mengagguk paham, ini bukan kasus pertama yang dia dapatkan seperti ini, hanya saja menurutnya suami bisa membantu menelan informasi yang akan diberikannya nanti pada ibu hamil.
Setelah menjawab beberapa pertanyaan oleh dokter Alina, Salsa dituntun untuk berbaring di brankar kecil yang berada di ruangan itu. Dia akan melakuakn USG untuk pertama kalinya
Danau dimata Salsa akhirnya luruh juga setelah melihat di layar monitor calon anaknya terlihat disana, dia masih tidak menyangka sudah berada di posisi seperti saat ini, dia akan menjadi ibu dari anaknya kelak, menjadi guru pertama untuk malaikatnya.
Anaknya, buah hatinya, penguatnya. Tak apa jika Romy tak berada disini menemaninya, bahkan jikapun Romy tak mengingkan anaknya, Salsa yang akan merawatnya sendiri.
YOU ARE READING
If it is You
Любовные романы"Jika kamu hancur sebesar diriku Akankah kamu tahu? Semua rasa sakit yang memenuhi diriku Ke titik di mana hatiku akan meledak, Betapa aku menginginkanmu?" ~if it'S You