Salsa tersadar dari pingsannya dengan keadaan lemas, perempuan itu mengerjapkan matanya perlahan memahami situasi dimana dia berada sekarang.
Dia cukup kaget kala melihat kondisi ruangan yang tak pernah dia lihat sebelumnya, Salsa mencoba mengumpulkan ingatan mengapa dia bisa sampai ditempat ini. Tapi ingatan Salsa terhenti di kejadian seorang pria yang tiba-tiba turun dari mobil hitam menggunakan masker dan topi, setelah itu dia tak mengingat apa-apa lagi.
"Apakah aku diculik?" monolognya sendiri.
Tapi jika dia diculik, motifnya apa? Sejauh ini dia tak memilik musuh ataupun saingan dalam hal apapun itu, dan juga dia tak mengetahui rahasia besar yang bisa mengakibatkan dia dibungkam hingga penculikan ini terjadi.
Atau...
Organ dalamnya akan diambil dan dijual dengan harga fantastis, ya Tuhan Salsa belum siap untuk ini, selain dia merasa masih banyak dosa, dia belum siap meninggalkan keluarganya dan juga Romy apalagi akhir-akhir ini hubungan mereka sudah membaik
Lalu dugaan-dugaan yang berkeliaran di kepalanya terhenti saat melihat pintu rumah terbuka.
"Bang Refal" Siapa sangka, Pria yang menculiknya tadi adalah pria yang selama ini anggap baik, bahkan beberapa kali berdebat saat Romy selalu menuduh Refal adalah pria bajingan yang hanya ahli dalam pencurian.
Refal memamerkan senyum hangatnya, lalu menyodorkan sebuah kantong kresek berwarna putih, yang Salsa yakini adalah makanan.
"Makan dulu Sal" ucap Refal
Salsa bergeming, tatapan kekecewaan dia layangkan pada Refal, walaupun belum tau motif pria itu menculiknya tapi dia benar-benar merasa kecewa telah di perlakukan seperti ini oleh Refa.
"Maksud abang apa? Kenapa culik aku kaya gini? Aku salah apa?" Suara Salsa bergetar, dia takut juga sedih, membuat air matanya jatuh tanpa di komandoi.
Lagi-lagi Refal tersenyum, mencoba mengusap kepala Salsa tapi tangannya langsung di tepis oleh wanita itu.
"Kamu akan tau sebentar lagi" ucap Refal masih sangat tenang, sangat berbeda dengan Salsa
Mendengar itu Salsa mulai teriak histeris , dia memberontak melemparkan apa saja yang berada di dekatnya pada pria itu "Kenapa bang? Salah aku apa? Kenapa tega ngelakuin kaya gini?"
Senyum di wajah Refal perlahan hilang ketika melihat Salsa yang nampak ketakutan dan bertertiak hesteris.
"Ternyata abang beneran orang jahat!, aku nyesal udah percaya sama abang" Teriak Salsa, air matanya masih jatuh dengan derasnya.
"Kenapa kaya gini hah?, kenapa teg-
"Karena aku abang kamu, aku abang kandung kamu Salsa" Teriak refal tegas, yang berhasil menghentikan ucapan Salsa
Salsa terdiam, segala kosakakata juga umpatan hilang seketika.
"Aku abang kamu, kamu adek abang Sal" ucap Refal lagi, bedanya kali ini nada suaranya sangat pelan juga terdengar kesedihan yang mendalam di setiap kata yang dia ucapkan.
Salsa masih bergeming, cerita khayalan dari mana lagi ini? Sejak kapan dia mempunyai seorang abang? Salsa benar-benar tak bisa menerima ucapan Refal barusan.
"Abang fikir aku percaya dengan ucapan bohong barusan, aku bukan anak SD yang gampang abang boho-
Ucapan Salsa kembali terhenti kembali ketika Refal menyodorkan sebuah foto yang nampak sudah sangat lawas, terlihat dari warna foto yang sudah terlihat agak kabur.
"Ambil ini" pinta Refal
Tak ada pergerakan dari Salsa, dia diam juga masih terisak sesakali.
"Ini foto yang bisa membuktikan bahwa aku adalah abang kamu, abang kandung kamu" ucap Refal, mengambil tangan Salsa dan menaruh foto tersebut ditelapak tangan wanita itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
If it is You
Romance"Jika kamu hancur sebesar diriku Akankah kamu tahu? Semua rasa sakit yang memenuhi diriku Ke titik di mana hatiku akan meledak, Betapa aku menginginkanmu?" ~if it'S You