Tahun baru

2.3K 407 40
                                    

Malam masih panjang bagi Romy yang masih menunggu Salsa diteras rumah wanita itu, sementara Salsa masih menemani Aca untuk tidur di dalam rumah.

Setelah makan malam tadi, Romy meminta Salsa untuk bisa ngobrol berdua, walaupun sempat ditolak dengan keras oleh Salsa, akhirnya wanita itu mau juga.

Romy memandang rumah miliknya yang berada tepat di depan rumah Salsa, agak miris membayangkan seharusnya mereka berada dirumah yang sama tapi karena kebodohannya dulu, di harus kehilangan itu.

"Mau bicara apa?" Tanya Salsa sesaat setelah dia keluar untuk menemui Romy yang sedang menunggunya.

Romy refleks berdiri, sebelum menjawab pertanyaan Salsa, pria itu menyodorkan Hpnya terlebih dahulu "Kirim ke aku semuanya"

"Ha? Apa yang dikirim?"

"Foto Aca, semua foto Aca yang harusnya kamu kirim ke aku. Tolong kirim semuanya" Tangan Romy masih memegang Handhone miliknya, maksud pria itu agar Salsa menyimpan kontaknya di Hp Romy, supaya Salsa bisa dengan mudah mengirimkan foto-foto Aca

"Nggak"

Romy sudah menduga dia akan menerima penolakan lagi, tapi untuk semangat perjuangan cintanya, pria itu tidak akan goyah sedikit pun.

"Jangan suka bohongin anak kita Sal, kasihan dia. Daripada kamu larut dalam kebohongan yang mengakibatkan dosa dan rasa bersalah, mending kamu beneran ngirim foto-foto Aca ke aku" Pinta Romy, bujuk rayunya masih di upayakan.

"Atau sekalian sama foto kamu juga nggak apa-apa" lanjutnya yang mendapati pelototan dari Salsa.

"Nggak akan kak, sebaiknya kakak pulang aja" Salsa tetap pada pendiriannya, dia tak ingin membuka celah dihatinya untuk Romy masuk lagi, dan akhirnya menyakitinya kembali.

Tarikan nafas pasrah menunjukan bahwa Romy akan mengalah dulu malam ini, Romy paham bahwa tak akan mudah untuk mendekati Salsa kembali kendati seharian ini wanita itu sudah mengiziniankan untuk makan dirumahnya.

"Sal, asal kamu tau  sekuat apapun kamu mengusir dan menolakku, aku akan kembali dengan usaha yang baru lagi"

"Jangan berjuang kak, itu semua akan sia-sia" ucap Salsa

"Nggak ada yang sia-sia untuk orang-orang yang aku cintai. Jadi bersiaplah untuk menerima ungkapan dan bentuk cintaku setiap hari"

"Aku cinta kamu, dan akan selalu begitu. Aku tau ucapanku sangat lambat, tapi bisa kujanjikan ucapan itu akan terus kamu dengarkan setiap hari"

Setelah mengucapkan itu, Romy benar-benar pulang kerumahnya dan meninggalkan Salsa dengan debaran yang luar biasa di dadanya.

Kalimat yang sedari dulu sangat dia inginkan keluar dari mulut Romy untuknya, tapi mengapa baru sekarang, di saat rasa cintanya sudah tertutup dengan rasa sakit dan kecewanya. Bukankah sangat terlambat? Ucapan seperti itu hanya membuat Salsa semakin sakit mengingat bagaimana dirinya dulu diperlakukan.

***
Pagi hari, dengan semangat Romy keluar dari rumahnya, berniat menemui Aca dan juga Salsa. Tapi nampaknya pagi ini, hari keberuntungan tak berlaku lagi bagi Romy sebab di depan sana dilihatnya Aca sedang manaiki sepeda pemberiannya, tapi bukan itu yang mengusik Romy, melainkan sosok pria dewasa yang menemani dan mengajari Aca mengayuh sepeda pertamanya.

Hati Romy semakin memanas saat dia juga melihat Salsa di teras rumah, wanita itu  sedang menatap Aca dan juga pria disamping Aca dengan senyum an hangatnya.

Senyuman yang dulunya adalah milik Romy, tapi kali ini sudah tidak lagi.

Romy menatap tajam sambil mengidentifikasi pria yang bersama Aca disana, tak membutuhkan waktu yang lama untuk dia sadar bahwa pria itu adalah fajar, pria yang mengantar Salsa adan Aca pulang dari rumah sakit minggu lalu.

If it is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang