Nadila dan Salsa baru saja sampai di kampus dengan mengendarai motor scoopy merah milik mereka, tentu saja di kendarai oleh Salsa karena tinggi badannya yang lebih dari kakaknya, Nadila.
"El, kelas kamu sampai jam berapa?" Salsa membuka helm kuning kesayangannya
"Jam dua kayaknya, kamu?" Tanya Nadila kembali
Belum sempat Salsa jawab, suara keras terdengar memanggil namanya
"Salsaaaaaa"
Tanpa melihat pun Salsa sudah tau jika suara itu keluar dari mulut Paul, Sahabatnya.
Pauli sudah berada di sampingnya, dia tersenyum hangat pada Nadila yang berada di hadapannya "Assalamualaikum Nadila"
"Walaikum salam Paul" balas Nabila
Salma merotasi arah matanya, pagi-pagi Paul sudah membuatnya ingin muntah.
"Monyet, giliran sama gue aja lo teriak-teriak" protes Salsa tak terima, pasalnya laki-laki itu akan berubah menjadi lembut jika sudah berhadapan dengan Nadila. Bukan, bukannya Salsa cemburu tapi dia cukup muak dengan sikap sok manis laki-laki itu dihadapan kembarannya
Seolah tuli, Paul tak menggubris ocehan Salsa, dia memilih melanjutkan obrolannya pada Nadila, Sangat jarang bisa mengobrol dengan Nadila, Langka menurut nya.
"Nadila udah makan?" Tanya Pauli kembali
"Udah" jawab Nadila seadanya
"Er, aku ke kelas dulu yah" lanjutnya, kemudian Nadila melangkah meninggalkan Paul yang sedang menahan malu serta Salsa yang sudah menahan tawanya.
"Mampus, jangan sok kegantengan gue bilang" ujar Salsa dengan tawanya.
"Bacot, diem lo" kesal Paul
"Gue kan udah bilang Ul, kembaran gue itu suka cowok yang rapi, Pinter, sopan, intinya nggak kaya lo ini" Ungkap Salsa kembali memberi saran.
Pauli melirik Salsa sinis, kejengkelannya bertambah sekarang, apa-apaan si Salsa itu memberikan nasehat padanya sedangkan dia lebih tak tau malu dalam hal mengejar Romy.
***
Tak ada hari Paul tanpa dibuat Malu oleh kelakuan Salsa, seperti saat ini Salsa yang terus-terusan berteriak menyebut nama Romy yang sedang tanding basket."Kak Romyyy, semangat yah sayangku cintaku semestaku, calon suamiku" Begitu teriakan Salsa sedari tadi yang di dengar hampir semua orang yang menonton pertandingan tersebut
"Huwaaa kak Romy keren banget gila, udah pinter, ganteng, jago olah raga lagi, apasih yang dia nggak
Bisa" cerocos Salsa pada Paul sekarang"Suka sama lo" jawab Paul segera
Mendengar itu, Salsa menatap Paul yang berada duduk di sampingnya "maksud lo?"
"Yah, yang nggak bisa di lakuin bang Romy itu suka sama lo, gue cuman jawab pertanyaan lo tadi "
"Sialan lo" ujar Salsa selaras dengan tangannya yang juga mengeplak kepala milik sahabatnya.
Paul tak membalas pukulan Salsa, biasanya juga memang seperti itu, perempuan itu akan selalu menang jika berurusan dengan Pauli.
"Mama nyuruh lo kerumah nanti sore" Ajak Paul, sesaat setelah dia mengecek handphonenya
Binar mata Salsa tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya, Mama Paul memang sangat menyukainya, alasannya sih karena Salma menyenangkan dan juga dia sangat menyukai anak perempuan tapi di kasi nya malah dua anak cowok yang nggak bisa nemenin dia buat kue
"Beneran? Mama mertua nyuruh gue?"
Paul memutar bola matanya malas, bisa di pastikan si Salsa Salsa ini tak akan membuat tenang dia apalagi Romy.
KAMU SEDANG MEMBACA
If it is You
Romance"Jika kamu hancur sebesar diriku Akankah kamu tahu? Semua rasa sakit yang memenuhi diriku Ke titik di mana hatiku akan meledak, Betapa aku menginginkanmu?" ~if it'S You