Kantongan Hitam

2.2K 265 37
                                    

Suasana pagi ini cukup cerah, mungkin awan hitam sudah cukup menurunkan isinya semalaman, terbukti dengan sebaran kehangatannya pagi ini

Berbeda dengan suasana pagi yang hangat, nampak seorang wanita berkaca mata sedang di tuntun berjalan oleh wanita di sebelahnya. Mereka adalah Salsa dan Nadila yang baru saja sampai di kampus tercinta. Sebenarnya, Salsa sudah dilarang untuk ke kampus hari ini oleh orang tuanya, tapi dia sudah terlanjur janjian dengan dosen pembimbingnya.

Bersamaan dengan itu, juga nampak seorang pria yang terlihat sangat rapi dengan kemeja berwarna maroon nya kontras dengan pria disebelahnya yang berdiri dengan kaos oblong juga celana Levi's yang robek di bagian lutut.

Tidak sulit untuk Paul menemukan Salsa dan Nadila, walaupun saat ini pria itu bingung melihat Salsa yang sangat lemas dan butuh topangan dari Nadila untuk berjalan.

"Salsa" Paul menyapa Salsa dan di balas dengan tatapan lemas wanita itu

"Lo sakit?" Tanya Paul kembali

Salsa mengangguk, membentuk bibir yang menekuk kebawah, dia terlalu cengeng mendapati pertanyaan seperti itu

Romy masih setia berdiri ditempat sebelumnya yang tak terlalu jauh sehingga pembicaraan Salsa dan Paul samar-samar bisa dia dengar.

"Lo jam berapa pulang dari reguler semalam?" Walaupun Paul bagaikan tom dan Salsa adalah jerrynya, tapi kepedulian Paul pada Salsa tidak bisa diragukan.

"Jam 10, seperti biasa" Dusta Salsa, karena jika jujur, bisa di pastikan Paul akan Cosplay menjadi Ayah Abi yang menceramahinya seperti semalam, juga akan menyuruhnya berhenti dari pekerjaannya

Senyum Salsa tercipta detik itu juga sesaat setelah melihat Romy yang melihat kerarahnya "Kak Romyyy "

Tak ada balasan untuk Salsa, jika saja energinya hari ini seperti hari-hari sebelumnya, tentu saja Salsa akan terus menggoda Romy, tapi keadaannya sekarang berbeda, Salsa merasa sangat lemas dan kepalanya cukup sakit, efek demam yang cukup tinggi sepertinya.

Salsa melanjutkan langkahnya, meninggalkan Romy yang tak ada niat membalas sapanya, lalu diikuti dengan Nadila yang setia memegang lengan Salsa, sangat manja bukan? Yah begitulah anak bungsu perempuan seperti Salsa, dia sangat manja dan untungnya keluarganya mendukung sifatnya itu.

***
Salsa kini sudah berada di kantin, menyembunyikan kepalanya dengan tangan diatas meja, mencoba tertidur dengan harapan sakit kepalanya bisa lebih reda.

Sebuah kantongan baru saja diletakkan tepat disamping Salsa, walaupun salsa menyadari itu tapi dia enggan untuk menggubris, sakit di kepalanya memaksanya untuk diam.

"Makan, terus minum obat" Satu kalimat dari seorang laki-laki yang sangat Salsa kenali, sukses membuat Salsa sementara melupakan rasa sakit dikepalanya.

"Kak Romyy?" Tentu saja dia merasa kaget, mendapati Romy yang duduk di sebelahnya dengan kantongan berwarna hitam yang dia sodorkan kepada Salsa. Perempuan itu bahkan mencoba beberapa kali memfokuskan pandangannya, takut di hadapannya itu hanya halusinasinya saja.

"Perasaan belum tidur, tapi ko udah mimpi aja" lirih Salsa pada dirinya sendiri

Tanpa basa-basi Romy mencubit pipi Salsa yang cukup berisi, berniat menyandarkan gadis itu jika dirinya saat ini nyata

"Awww" Salsa meringis, cubitan Romy cukup menyakitkan

"Sakit kan? Jadi lo nggak mimpi"

"Suka benget KDRT sih kak, laporin kak Seto nih" protesnya pada Romy

Romy tak menghiraukan ocehan Salsa, toh dia berada disini hanya untuk menghapus rasa bersalahnya yang sedari malam dia rasakan "Pulang jam berapa semalam?"

If it is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang