Romy baru saja pulang kerumahnya di jam yang menunjukan pukul sebelas malam, sesaat setelah memasuki rumah dia di kagetkan dengan kehadiran kedua mertuanya juga kakak iparnya di ruang keluarga.
Pria itu bersikap seperti biasanya, sopan dan tetap menghargai sang mertua, dengan senyuman hangatnya dia kemudian menyalimi tangan Ayah Abi dan ibu Nita. Walau ada rasa penasaran sebab mereka datang yang tiba-tiba seperti ini
"Ayah sama ibu udah lama?" Tanya Romy lalu duduk di samping Ayah Abi
"Iya nak dari tadi pagi, El udah hubungin kamu tapi katanya kamu nggak angkat, kamu sibuk kayaknya" Jawab Ayah Abi
Romy merasa tak enak hati mendengar itu, seharian ini memang dia sangat sibuk dan tak sempat menerima telfon dari Nadila, tapi salahnya dia adalah sewaktu makan siang tadi, dia sempat melihat notif telfon dan Nadila tapi dia dengan sengaja enggan untuk mejawab "Maaf yah, Romy benar-benar sibuk di Rumah sakit jadi jarang pegang Hp"
"Iya, nggak apa-apa. Rencana tadi pagi Ayah sama ibu kamu mau jenguk Paul tapi nggak jadi karena Salsa-
Ucapan Ayah Abi terhenti kala tangannya disenggol dengan sengaja oleh sang istri "Biar Salsa yang bilang sendiri sama suaminya yah"
Ayah Abi mengangguk menyetujui, dia paham bahwa berita bahagia seperti ini memang seharusnya di ucapkan langsung oleh Salsa kepada suaminya tanpa perantara orang lain.
"Salsa kenapa yah?" Tanya Romy yang mulai penasaran.
"Kamu ke kamar aja, nanti tau sendiri" jawab Ayah Abi, senyum tulusnya sangat tergambar di wajahnya yang mulai keriput.
Dan dari berbincangnya Ayah Abi, Romy dan sesekali ibu Nita menimpali, ada Nadila yang menatap Romy penuh harap, harapan untuk bisa membahagiakan kembarannya itu, walau saat ini gadis itu dilanda kekhawatiran tentang ucapan Salsa kemarin.
"Rom, ibu, Ayah dan Nadila izin nginap yah, besok subuh baru pulang, kasihan ayahmu kalau bawa motor tengah mala gini" pinta ibu Nita.
"Ibu, ko pake izin segala. Rumah ini juga rumah ibu, jadi jangan sungkan, ibu mau tinggal selamanya disini juga nggak apa-apa" Romy tidak membual ataupun berusaha pencitraan, dia benar-benar sudah menganggap kedua orang tua Salsa seperti orang tuanya sendiri, dan memang harusnya seperti itukan?
Kemarahan dan kekesalannya pada Salsa sekarang tak akan mempengaruhi hubungannya dengan sang mertua.
"Anggap rumah sendiri yah, Ayah bisa tempati kamar tamu yang disana. Kamar tamunya ada dua jadi satunya bisa ditempati Nadila juga" Lanjut Romy, sembari tangannya menunjuk jejeran kamar yang tak jauh dari tempat mereka kumpul sekarang.
"Terima kasih nak, ya sudah kamu temuin istri kamu dikamar" Ayah Abi rasanya tak sabar ingin memberi tahu berita bahagia ini pada Romy, tapi dia harus menghargai putri bungsunya sebagai istri Romy disini
Romy mengangguk canggung, dia baru sadar bahwa niatnya pulang hanya untuk mengambil baju ganti untuk dikenakan besok hari, nampaknya harus batal sebab malam ini dia terpaksa harus bermalam di rumah bersama Salsa di kamar mereka, dia tak mau mertua dan Kakak iparnya itu tau permasalah keluarga dia dan Salsa.
"Ya udah yah, bu, Romy keatas dulu" Pamit Romy kepada sang mertua dan melemparkan senyuman pada Nadila.
Ada rasa canggung disetiap langkah Romy ketika berjalan di atas tangga menuju kamarnya, ini kali pertamanya dia akan tidur bersama Salsa lagi setelah Paul kecelakaan.
Ceklek
Setelah pintu kamar dibuka, dilihatnya Salsa sudah terlelap dalam tidurnya. Dengan hati-hati Romy memasuki kamar dan menatap wajah Salsa beberapa menit, dia tidak bisa menampik bahwa ada kerinduan yang dia rasakan tapi sayangnya kemarahan atas apa yang menimpa Paul dan juga yang dia lihat malam itu masih mendominasi dirinya sekarang.
YOU ARE READING
If it is You
Romance"Jika kamu hancur sebesar diriku Akankah kamu tahu? Semua rasa sakit yang memenuhi diriku Ke titik di mana hatiku akan meledak, Betapa aku menginginkanmu?" ~if it'S You