Lensa baru

3K 340 50
                                    

Seminggu sudah pernikahan Salsa dan Romy terlaksana, pun tak ada yang berubah dari keduanya, semuanya masih sama, Salsa yang masih setiap mengajari Romy untuk terbiasa dalam pernikahan mereka dan juga Romy yang nampaknya mengikuti perintah Salsa walau sebelumnya tentu pria itu  akan melayangkan protes.

Seperti pagi ini Romy dibuat kerepotan dengan kemauan Salsa yang mengharuskannya membawa bekal yang wanita itu masak, sebenarnya tak perlu, mengingat bahwa tempat yang akan di tuju Romy adalah sebuah restorant yang tentunya akan ada belasan menu yang Romy sisa pesan disana, tapi bagi Salsa membawa bekal masakan istri adalah salah satu cara menghargai pasangan.

"Lama banget sih, masak telor  ceplok doang sampai setengah jam" Protes Romy sebenarnya sangat pantas, sebab perempuan yang dilayangkan protes itu sudah hampir 30 menit hanya untuk menyiapkan Nasi putih, rebus telur dan telur goreng.

Kalau kalian tanya kenapa Telurnya di jadikan dua versi, karena hanya telur yang saat ini Salsa bisa masak, jadinya dibuat dua versi agar lauk di kotak bekal milik Romy menjadi ramai

"Sabar Kak Romy, aku lagi usaha ini supaya hasilnya estetik" Jawab Salsa, kendati fokusnya masih tertuju pada telur dadar yang sedari tadi dia hias sedemikian rupa

"Udah cepetan Sal"

Dengan hati-hati Salsa memindahkan hasil masakannya kedalam kotak bekal milik Romy, kotak bekal dengan karakter spongebob yang dibelikan Salsa kemarin.

"Tapi nggak ada sayurnya, nanti nasinya di siram pake air putih aja kak"

Romy hanya mengangguk mengiyakan agar semuanya cepat selesai dan dia bisa pergi ke Restorant, toh masakan Salsa beum tentu juga dia makan, hanya dengan melihat bentuknya saja sudah menurunkan nafsu makan Romy.

Setelah mengemasinya dan memberikan kepada Romy, Salsa mengantar Romy kedepan. Seperti kebiasaan mereka selama seminggu ini, Salsa yang akan menyalim tangan Romy dan Romy yang akan mengecup kening Salsa.

Adegan yang sangat romantis sebelum ucapan Paul mengacaukan semuanya "Kasihan banget bang Romy, mukanya tertekan gitu"

Paul yang saat ini berdiri bersandar di pintu rumah, tidak akan puas jika tak membuat wajah Salsa jengkel di pagi hari.

"Kak Romy denger nggak suara cicak?" Wajah Salsa dibuat se drama mungkin, seolah tengah fokus mencari keberadaan cicak yang di maksud, padahal hanya sedang membalas serangan Paul.

Tanpa ingin berlama-lama menyaksikan pertengkaran adik dan istrinya itu, Romy memilih pamit untuk berangkat ke kantor.

"Suami hati-hati yah" ujar Salsa melambaikan tangannya kearah Romy, sedang pria itu hanya membunyikan klakson mobilnya untuk membalas.

Salsa berbalik badan, melihat kearah Paul yang masih setia di tempatnya.

"Antar gue ke rumah" Titah Salsa pada Paul

"Apa-apaan, emang gue babu lo" Paul menatap Salsa kesal, moodnya pagi ini tidak cukup baik dikarenakan Nadila yang tak ada kabar dari semalam.

"Ya udah, gue jenguk Nadilanya sendiri aja" mendengar kalimat itu  berhasil membuat Paul menegapkan badan kembali

"Nadila sakit? Sakit apa?" Tentu saja Paul khawatir, walaupun hubungannya belum jelas dengan Nadila tapi rasa cintanya pada gadis itu tak perlu di ragukan lagi

Salsa terlihat mengabaikan karena dia yakin Paul sebentar lagi akan menerima peran babunya.

"Woi Salsa, Nadila sakit apa?"

Masih tak ada jawaban dari Salsa, perempuan itu tetap melanjutkan langkahnya menuju kamarnya dengan Romy

"Ok gue babu lo dan akan antar lo kerumah" ucapan paul yang berhasil membuat langkah Salsa terhenti, tersenyum penuh kemenangan disana.

If it is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang