POV Romy (2)

1.3K 325 100
                                    

Pagi ini, diruang makan keluargaku, papa membawa kabar yang benar-benar tak masuk akal. Bagaimana tidak? Dengan tiba-tibanya papa memyampaikan bahwa aku akan di jodohkan, dan lebih parahnya lagi perempuan itu adalah Salsa.

Yang benar saja, di era industri 4.0 ini perjodohan masih berlaku.

Aku tentu saja menentang dengan keras, selain belum siap,  aku juga masih memiliki mimpi yang baru saja ku mulai.

Penolakan di depan banyak orang, ucapan cemohan dari seorang perempuan di masa lalu juga menjadi alasan untuk aku tudak buru-buru untuk menikah. Walaupun aku akui sempat tertarik dengan Salsa ,tapi untuk menikah , tentu saja aku belum bisa menerima.

Bukankah pada akhirnya semua perempuan sama saja. Merasa sangat dicintai, hingga memperlakukan seorang pria semaunya saja.

Aku terlibat dalam ketegangan di depan meja makan bersama papa, apalagi kini mamapun ikut menimpali dan mendukung ide konyol papa, berasalan ini yang terbaik dan berujung tak mau dibantah.

***
Karena  perintah yang lebih tepatnya dikatakan paksaan, aku akhirnya mengikuti kemauan papa untuk kerumah Salsa, entah membahas apa, aku memilih ikut saja.

Semuanya berjalan normal, seperti berkunjung untuk mempererat silaturahmi pada umumnya, hingga ucapan papa sontak membuat ku kaget bukan main.

"Jadi bagaimana pak? Kapan baiknya untuk kita melangsungkan pernikahan kedua anak kita?"

What!! Apa katanya? Pernikahan? Kedua anak kita? Itu maksud papa aku dan Salsa kan, tidak mungkin tiba-tiba Paul yang ingin dia nikahkan.

Tidak bisa, aku tidak bisa diam saja, segera mungkin aku meminta izin untuk mengajak Salsa berbicara berdua, jauh dari para orang tua.

Ucapan pertama yang aku ucapkan pada Salsa tentu saja menyuruh gadis itu untuk membatalkan perjodohan kami, tapi dengan percaya dirinya, gadis itu malah menjanjikan menjadi istri yang baik setelah menikah nanti, benar-benar gadis bodoh.

"Lo nggak akan mampu dan nggak akan pernah bisa, karena lo Salsa dan gue nggak pernah tertarik sama lo" ucap ku

walaupun ada ketakutan membuat Salsa tersinggung dengan ucapanku, tapi karena saat ini yang ada dikepalaku adalah perjodohan ini harus batal, bagaimana pun caranya.

Bahkan setelah mengucapkan itu, aku meninggalkannya dan memasuki rumahnya kembali.

Aku cukup yakin dengan ucapanku tadi berhasil membuat Salsa akan memilih mundur dari perjodohan ini, tapi jawaban dari Salsa setelah Ayahnya menanyakannya sekali lagi benar-benar diluar prediksi ku

"Er ikut bagaimana baiknya ayah aja, yah" ucapnya

Benar-benar wanita Gila

Aku menatapnya dengan geram, dan dia tak berani lagi menatapku. Dan karena jawaban Salsa tadi, tak ada lagi yang bisa ku lakukan selain mengikuti kemauan papa yang nampaknya tidak ingin di bantah lagi.

Biarlah, untuk malam ini ku biarkan Salsa menang. Aku pastikan pertemuan selanjutnya, gadis itu akn menangis memohon pada ayahnya untuk dibatalkannya perjodohan kami.

***

Aku cukup heran bagaimana garis tanganku sendiri, berniat ingin kumpul bersama teman-temanku guna menghilangkan stress akibat banyaknya fikiran dirumah, malah bertemu lagi dengan Salsa di sini.

Salsa benar-benar seperti sosok makhluk halus yang ada dimana-mana.

Bahkan dia dengan percaya dirinya yang setinggi harapan orang tua  itu memperkenalkan dirinya sebagai calon istri, tentu saja karena hal itu membuat teman-temanku menggoda tanpa ampun

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 2 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

If it is YouWhere stories live. Discover now