Aca dan Kala

2.9K 423 100
                                    

Enam bulan terlewati...

Setahun, dua tahun, tiga tahun dan bahkan empat tahun berlalu...

Waktu tak akan menunggu siapapun manusia untuk menyelesaikan masalahnya, mengobati patah hatinya dan juga sembuh dalam luka batin yang tak terlihat.

Waktu akan terus berputar, berjalan seperti semestinya, meninggalkan orang-orang yang larut dalam penyesalannya, seperti  Romy contohnya.

Pria yang sudah mengantongi gelar dokter itu menghabiskan waktunya tanpa seharipun tak memikirkan Salsa, istrinya..

Tentu saja Romy tak merasakan seperti kata orang yang mengatakan Waktu sangat cepat berlalu, sebab selama ini dia tertatih, terjatuh, merangkak bahkan hampir ingin menyerah menjalani hari yang sangat menyiksa baginya

Salsanya benar-benar pergi, tidak hanya sementara tapi Romy takutkan untuk selamanya.

Pria itu takut, dia tak akan pernah bertemu Salsa lagi dan itu artinya dia juga tak akan bertemu dengan anaknya.

Anaknya yang bahkan saat ini Romy sendiri tidak tau wajahnya, namanya bahkan jenis kelaminnya. Apakah dia anak perempuan yang cantik seperti Salsa, ataukah anak laki-laki yang tampan seperti dirinya.

Romy tak tau, karena mau sekeras apapun dia meminta kedua mertuanya untuk memberi tahu perihal Salsa, Romy tetap tak bisa mendapatkan jawaban.

Salsa, istrinya itu bagaimana sekarang? Apakah dia hidup dengan baik?  tidak seperti dirinya yang hancur berantakan selama ini.

Anaknya, siapapun namanya, apapun jenis kelaminnya, Romy akan terus menyayanginya. Biarkan untuk saat ini, doa yang menjadi perantara Romy menjaga istri tercinta juga sang buah hati.

Dia yakin, suatu saat nanti akan menemukan dunianya kembali, kapanpun itu Romy akan menunggu.

Ada banyak berubah selama empat tahun ini, papa dan mamanya yang sudah memaafkannya setelah hampir satu tahun mendiami Romy.

Bukankah orang tualah yang akan menerima bagaimanapun sikap anaknya, sekecewa apapun mereka, anaknya tetap darah daging yang menjadi tanggung jawabnya.

Perihal Paul, pria itu baru saja mendapat gerar S2 nya di Rusia, tempat ayah kandungnya berada. Lalu Nadila pun demikian, setelah mendapat gelar megisternya, kembaran Salsa itu memilih mengabdi kembali di kampusnya dengan menjadi dosen muda.

Barangkali, sakit yang dirasakan Nadila pun sangat besar dari yang orang-orang kira, gadis yang tak banyak bicara dan ahli menyembunyikan perasaannya itu juga jatuh rapuh tak tersisa. Bayangkan saja, ditinggal pergi oleh saudara kembar yang dari berbentuk janin sudah menempati tempat yang sama, lalu setelah lahir tak pernah terpisah dan sekarang harus mendapati kenyataan bahwa dia dan kembarannya harus berpisah jarak yang cukup jauh.

***
Romy baru saja turun dari kamar, dan mendapati mamanya sedang menonton sinetron televisi di ruang keluarga, hal-hal yang tak menarik di mata Romy.

Tapi langkah pria itu kemudian terhenti kala mendapati sang mama sedang menangis terisak disana.

"Mah, kenapa?" tanya Romy panik.

Segera mungkin mama Rosa mengusap air matanya, dia enggan untuk memberi tahu alasan cairan bening itu keluar "Mama nggak apa-apa"

"Nggak apa-apa kok nangis?"

Romy melirik televisi yang masih setia menayangkan tayangan unggulannya itu, dan sedetik kemudian Romy mengerti alasan mamanya itu sampai menangis siang-siang begini.

Dibenda elektronik itu, terlihat bayi mungil yang sedang digendong oleh perempuan yang sepertinya berperan sebagai ibunya dalam sinetron yang di tayangkan, dan Romy yakin itulah penyebabnya.

If it is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang