Mobil pajero berwarna hitam terparkir menepi di pinggir jalan, di kursi pengemudi duduk seorang pria yang tengah putus asa. Dia adalah Romy, suami dan calon ayah yang tengah mencari istri dan calon anaknya.
Beberapa tempat yang barangkali ada Salsa disana sudah dikunjungi, pun jalan yang sedang ramai tak luput dari mata elang Romy mencari Salsa, tapi hasilnya Nihil tak ada tanda-tanda perempuan itu berada.
Rumah mertuanya sudah beberapa kali dia datangi, namun rumah sederhana yang jarang kosong itu kini terlihat gelap tak berpenghuni, Romy kian kalut sekarang.
Romy semakin yakin, bahwa perginya Salsa kali ini di dukung oleh keluarga istrinya itu.
Pria itu memegangi kepalanya yang sedari tadi terasa sakit bukan main, ditambah pipinya yang lebam akibat pukulan dari ayahnya, bukan satu kali, bahkan sosok pria yang tidak pernah bermain tangan padanya itu mendaratkan tiga kali pukulan di wajahnya.
Mama Rosapun enggan untuk mengajaknya bicara, sosok wanita yang selalu perhatian dengan luka kecil di tubuhnya kini tak lagi peduli padanya.
Tak apa, Romy akui dia salah, dia berharap setelah mendapati pukulan itu, rasa bersalahnya bisa menyurut tapi faktanya rasa itu semakin besar dan bertambah.
Bayangan wajah sendu Salsa kala dia membentaknya, atau wajah menangis wanita itu setelah bertengkar, pun dengan keadaan terakhir Salsa yang terluka berhasil membuat Romy hancur seketika.
Dia salah, dia menyesal. Tapi apakah itu penting sekarang? Dia sudah terlambat, dan dia telah kehilangan istri dan calon anaknya.
***
Jam menunjukan pukul dua malam, Romy kembali kerumah sakit untuk menemui keluarganya, dia akan memohon pada papanya untuk membantunya mencari keberadaan Salsa, dia sudah putus asa sekarang.Sesampainya di ruangan perawatan Paul, lagi-lagi dia dapati Mamanya menangis dengan papanya yang menenangkan disampingnya. Setelah menyadari kedatangan Romy, dengan amrahahnya Mama Rosa, melemparkan selembar kertas pada Romy.
"Kamu jahat Rom, kamu tega melakukan itu pada menantu dan cucu mama" mama Rosa berteriak tepat dihadapan Romy, dan papa Raka yang mencoba menghentikan, bagaimanapun mereka saat ini sedang berada dirumah sakit.
Mendapati kemarahan mamanya lagi, Romy mengambil kertas yang dilemparkan padanya tadi, dia yakin sumber kemarahan mamanya tertulis disana.
Dan benar saja, tulisan rapi berjejer disana, terdapat nama Salsa di ujung bawahnya
Assalamualaikum mah, pah, ini Salsa
Disurat ini mungkin kali terakhir Salsa memanggil papah dan mamah dengan sebutan seperti ini.
Mah, pah, Salsa pamit. Maaf dengan semua kekurangan Salsa saat menjadi menantu mama dan menjadi istri kak Romy.
Setelah kepergian Salsa, tak ada yang perlu disalahkan. Sebab Takdir Salsa berjalan seperti ini, dan Salsa dan kak Romy berjodoh hanya sampai disini.
Salsa selalu mendoakan yang terbaik untuk Papa, Mama,Paul dan Kak Romy, juga untuk yang menggantikan Salsa nantinya, semoga semuanya baik-baik saja.
Ma, Pa, maaf Salsa membawa pergi calon cucu kalian, tapi Salsa janji akan selalu menceritakan padanya kelak bahwa dia punya Nenek dan kakek yang sangat hebat menyayanginya.
Salsa janji akan mempertemukan kalian dengannya nanti, di tempat terbaik dan kondisi yang lebih baik, walaupun nantinya status Salsa sudah beda, Salsa tetap menyayangi kalian
Salsa
Raut kecewa sangat tercetak jelas di wajah kedua orang tua Romy apalagi mamanya. Bagaimana tidak? Menantu kesayangannya dan juga cucu yang selama ini dia nantikan, sekarang memilih pergi.
YOU ARE READING
If it is You
Romance"Jika kamu hancur sebesar diriku Akankah kamu tahu? Semua rasa sakit yang memenuhi diriku Ke titik di mana hatiku akan meledak, Betapa aku menginginkanmu?" ~if it'S You