Chapter 46 : Weakening Potion (2)

3K 211 11
                                    

Aku gak tau dari semalam wattpad aku eror karena apa, tapi asal mau publish tiba-tiba langsung keluar dari aplikasi. Mana tulisannya gak ke simpan T_T semoga aja ini masuk ya dikalian. Takut tulisannya udah dipublish tapi gak masuk di kalian .. bete banget sebenarnya gak jelas banget untung aku ada simpan di note. Bayangin dah edit panjang-panjang terus kehapus ? Apa gak emosi ?

Jangan lupa vote dan komen yaa

Ost :
Reed Wonder, Aurora Olivas - Fatal Attraction
(Olivia POV)

A flame too hot
Might be too intense to ignore
I'm drawn to your fire
Even though i'm feeling unsure
Your danger
Your allure
Oh you know I like the games you play
You want me then you don't

What do you call a love that's so bittersweet?
Fill my desire
Then give me pain
Seduced by your passion
I know that it's not safe

A love so dark it's a sin
Fatal attraction

Happy Reading All

Theo mengejar kepergian sang ayah secara tiba-tiba. Terangnya sinar bulan membantu mereka melewati taman mawar mendiang ibunya lurus menuju sebuah pondok di belakang istana. Dia sangat menyadari kemana pria tua itu pergi.

"Yang Mulia, tenanglah" ucapnya sedikit kelelahan karena jarak antara istana utama menuju pondok orang tersebut lumayan jauh.

Selang beberapa lama akhirnya kedua penguasa Redwick itu tiba di depan pintu kayu sebuah pondok berlantai dua. Sebenarnya pondok ini bukan pondok yang kalian bayangkan dengan dinding serba kayu, tetapi pondok ini kenapa disebut pondok karena memang bangunannya tidak seluas bangunan yang ada di istana namun lebih besar dari sebuah rumah rakyat biasa.

Grigory menggedor pintu kayu itu tanpa perasaan. Wajah panik serta tak sabarannya tercetak jelas dalam Ruby Theo. "MILLER !! KELUARLAH !!!"

Tak ada jawaban. Grigory semakin menggedor pintu itu bahkan bersiap untuk mendobraknya sebelum dicegah Theo.

"Anda bisa merusak pintu itu, Yang Mulia. Kita tunggu beberapa menit lagi, mungkin pak tua itu sedang bersiap dengan tongkatnya,"

Grigory bukannya tenang malah mendelik ke sang anak. "Diamlah. MILLER !!! BUKA ATAU AKU DOBRAK PINTUMU PAK TUA !" teriaknya kembali.

Theo mendesah lelah, dia pun pasrah tidak melakukan apapun lagi. Setelah beberapa gedoran, akhirnya suara langkah kaki pun terdengar dan pintu pun terbuka menampilkan sosok yang dicari ayahnya.

"Lama sekali kau !"

Wajah kaget akan kedatangan Theo dan ayahnya pun seketika berganti dengan wajah jengkel.

"Kau buta ? Perlu beberapa menit untuk aku bisa mencapai pintu ini, Yang Mulia"

Grigory yang tidak mau peduli pun nyelonong masuk tanpa diberikan izin. "Menyingkirlah, kita bicarakan di dalam,"

Duke CarlovTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang