"Mas tadi bicara apa sama tante Riana?"tanya Anna. Pasalnya Damian tadi meminta waktu untuk bicara dengan Riana dan sekarang mantan mertuanya itu sudah pergi.
"Mas memintanya untuk tidak menganggumu lagi."
Anna menatap tak percaya."Tapi tante Riana terlihat sangat marah." ia tadi melihat dari kejauhan dan sepertinya itu bukan pembicaraan yang menyenangkan.
Damian tersenyum lalu mengusap kepala Anna."Karena ia berpikir mas bisa diancam, padahal tidak."
"Tante Riana mengancam apa?"tanya Anna kaget. Dulu mantan mama mertuanya itu lumayan baik, sekarang kok jadi seperti ini. Memang sih sesalah apapun anak maka orang tua akan selalu membelanya.
"Entahlah, mas lupa."ucap Damian santai.
Anna hanya menghela napas."Oh ya, kenapa mas ke sini? Katanya akan sibuk untuk beberapa hari."
Damian segera melangkah menuju sofa dan duduk di sana."Mas ada pekerjaan di sekitar sini."
"Benarkah?"tanya Anna lalu segera duduk di samping pria itu.
"Iya."sahut Damian lalu bergeser agar mereka duduk tidak terlalu dekat.
Anna langsung tersenyum."Kenapa aku berpikir kalau mas sengaja datang ke sini."
"Apa?"kaget Damian lalu menggeleng."Tidak."
Anna semakin tersenyum lebar."Mas pasti mendengar kabar tentang mantan suamiku dan datang ke sini untuk melihat reaksiku, iya kan?"tebak Anna membuat Damian diam. Itu benar. Meski ada pekerjaan, dia tetap datang ke sini.
"Mas tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan."ucap Damian datar.
Anna mengangguk."Baiklah. Awalnya aku menolak untuk ikut tante Riana karena takut mas marah tapi sepertinya tidak. Kalau begitu aku pergi saja__"ucap Anna lalu berdiri namun sebuah tangan langsung menarik tangannya.
"Tidak boleh pergi."ucap Damian lalu segera memeluk tubuh Anna dari belakang.
Anna langsung tersenyum lalu berbalik dan balas memeluk Damian erat.
"Mas.. "panggil Anna pelan.
"Hm?"
"Aku mau mengatakan sesuatu."ucap Anna membuat Damian sedikit menunduk.
"Apa?"
Cupp
Damian langsung melotot saat bibirnya dicium kemudian dengan segera bergerak mundur.
"Jangan pernah melakukan hal seperti ini lagi."tegur Damian lalu berbalik menuju sofa.
"Kenapa?"tanya Anna bingung.
Damian meminta Anna mendekat lalu berkata."Apa kamu pikir mas bodoh hingga tidak tahu rencanamu itu."
Anna mengerjap."Mas bicara apa sih? Rencana apa? Aku tidak mengerti."
Damian menarik Anna hingga jatuh ke pangkuannya."Kamu hanya ingin anak kan?"
Anna langsung melotot kaget."Mas bicara apa sih?"
Damian tersenyum."Mas mendengar semua yang kamu katakan."ucap Damian lalu mengusap perut Annna.
Anna hanya bisa menelan ludah seolah gugup."Mas dengar apa? Sepertinya aku tidak pernah mengatakan apapun."
"Kamu bilang tidak ingin menikah, hanya ingin hamil lalu pergi ke luar negeri."
Anna langsung menggeleng."Itu tidak benar. Mas jangan bicara sembarangan ya."
Damian mengusap rambut Anna."Baguslah jika itu tidak benar."
Anna hanya diam lalu segera berpindah duduk ke samping. Pemikiran itu pernah ia katakan tapi di kamar, lalu bagaimana Damian bisa tahu?
'Apa jangan-jangan ada penyadap suara?' batin Anna lalu menahan senyum. Bukannya marah, ia malah punya ide. Ide untuk mengerjai Damian.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Orang (End)
RomanceHarap bijak memilih bacaan! Anna Harun diusir dari rumah karena terlalu boros. Ia boleh kembali asalkan berhasil mengumpulkan uang satu milyar. Tapi saat kembali, bukan hanya uang yang ia bawa tapi juga janin di dalam kandungannya.