Bab 75

5K 611 37
                                    

Anna memasuki kamar lalu berbaring di atas tempat tidur. Sekarang saatnya ia bereaksi. Ini akan membuktikan dugaannya jika memang ada penyadap suara.

"Hahhh.. Padahal tadi sudah bertemu dengan mas Damian, tapi sekarang aku malah merindukannya lagi. Rasanya tidak cukup hanya bertemu beberapa jam."ucap Anna menahan senyum lalu bergerak memeluk guling.

"Andai saja mas Damian ada di sini, aku pasti sudah memeluknya."

Anna segera mengambil bantal lain."Rasanya aku hampir gila karena terlalu mencintai mas Damian. Aku tidak sabar lagi untuk menikah."ucap Anna keras lalu segera menutup wajahnya dengan bantal. Saat itulah ia tertawa lebar tanpa suara.

"Tapi,"Anna menyingkirkan bantal yang menutupi wajahnya."Apa benar mas Damian juga menyukaiku?"tanyanya keras lalu menggeleng.

"Bagaimana jika mas Damian hanya kasihan padaku atau seperti awal aku mengajaknya menikah hanya untuk memiliki seorang anak."gumam Anna lalu turun dari tempat tidurnya. Ia berkeliling untuk mencari letak penyadap suara.

"Tapi sekarang aku sudah cinta. Aku bahkan tidak pernah merasakan cinta seperti ini sebelumnya,"ucap Anna lalu menunduk di bawah meja."Jika mas Damian tidak cinta maka sebaiknya aku menikah dengan kak Elang saja."lanjut Anna lalu bergerak ke samping lemari.

'Ck! Di mana sih?' batin Anna kesal lalu bergerak ke bawah kasur dan ketemu. Benda kecil itu ada di bawah tempat tidurnya. Untung saja hanya penyadap suara bukan kamera. Tapi Anna yakin bahwa Damian tidak akan sebajingan itu meletakkan kamera di dalam kamar seorang wanita.

"Jika mas Damian tidak menyatakan cinta padaku dalam waktu dekat ini, maka akan aku anggap dia tidak cinta. Dan jika tidak cinta maka pernikahan dibatalkan saja. Lebih baik aku mencari pria lain."ucap Anna lalu tersenyum geli kemudian naik ke atas tempat tidurnya. Ia ingin tahu bagaimana reaksi Damian jika mendengar semua yang ia katakan tadi.

Di sisi lain, ada Damian yang langsung memutar otak saat mendengar semua yang dikatakan Anna. Ingin tidak percaya tapi Anna memang wanita yang unik. Wanita itu sering bicara sendiri di kamar, tapi tidak pernah membahas tentang ungkapan cinta.

Awalnya dia sudah dibuat tersenyum karena Anna mencintainya tapi pengungkapan cinta, bagaimana dia melakukannya.

Damian berdiri lalu melangkah menuju jendela kamarnya yang terbuat dari kaca.

"Ungkapan cinta ya?"gumam Damian lalu segera mengambil kunci mobilnya kemudian berlari keluar.

Damian menyetir dengan cepat hingga akhirnya dia tiba di depan rumah keluaga Harun.

"Tuan Damian.. "sapa seorang pria. Dia adalah salah satu dari beberapa anak buah yang dia minta berjaga di sini. Takut jika kejadian seperti tadi pagi terulang lagi.

Damian hanya mengangguk lalu segera mendekati pintu dan ingin menekan bel namun batal. Ini sudah malam. Selain itu aneh sekali jika dia datang di jam seperti ini.

"Sepertinya ungkapan cinta masih kurang. Aku akan anggap mas Damian cinta kalau memperlihatkan senjatanya padaku haha hmm"

Damian langsung diam lalu melepas airpods dari telinganya. Ini sudah jelas dia dipermainkan. Anna pasti tahu kalau dia memasang penyadap suara.

'Dasar.'gumam Damian lalu melangkah pergi dari sana.

Bersambung

Bukan Salah Orang (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang