"Siapa, mantan?"tanya Anna. Saat ini ia dan Rendra sedang duduk berdua di taman. Namun saat bicara tiba-tiba ponsel Rendra berdering dan menampilkan nama Laura sebagai sipenelpon.
'Ck! Sial.' batin Rendra. Dia lupa memblokir nomer Laura.
"Angkat saja! Siapa tahu penting."suruh Anna santai membuat Rendra bertanya-tanya. Apa wanita itu tidak marah jika dia menjawab panggilan dari mantan.
"Tidak perlu. Ini tidak penting."akhirnya setelah mempertimbangkannya, Rendra memilih untuk tidak mengangkatnya. Nanti akan langsung dia blokir.
"Aku bilang angkat, ya angkat!"suruh Anna tegas dengan mata memicing marah membuat Rendra akhirnya menggeser tombol hijau.
"Hallo, kak Rendra. Akhir__"
"Ahh ahh mas, siapa yang telpon ahh ganggu aja ahh"desah Anna membuat Rendra melotot.
Bukk
Anna langsung memukul lengan Rendra meminta pria itu untuk bersuara.
"hmm tidak penting sayang ahh.. Kita lanjut saja. Ahh kamu sempit sekali.."ucap Rendra dengan suara dibuat seberat mungkin lalu segera mematikan panggilannya sekalian memblokirnya juga.
"Hahahahaha.. Sempit? Orang nggak masuk."tawa Anna membuat Rendra menatap wanita itu. Tanpa sadar dia juga ikut tertawa. Bisa-bisanya dia melakukan hal kekanakan seperti tadi.
"Aku pikir kamu akan marah."ucap Rendra membuat tawa Anna terhenti.
"Kenapa harus marah?"tanya Anna tak mengerti.
"Tadi adalah mantanku dan__"
"Ets_tidak masalah. Lagipula aku juga punya mantan."potong Anna membuat Rendra melotot.
"Mana? Cepat telpon!"suruh Rendra membuat Anna menggeleng.
"Untuk apa?"
"Ya untuk__telpon saja! Ayo!"desak Rendra membuat Anna menggeleng.
"Enak saja. Nanti nama aku jelek kalau dia dengar desahan seperti tadi."ucap Anna membuat Rendra mendengus lalu memalingkan wajahnya.
Anna hanya tersenyum lalu perlahan menyentuh perutnya.
"Aww"rintih Anna membuat Rendra segera menoleh dengan wajah panik.
"Ada apa?"tanya Rendra cepat.
Anna menahan tangan Rendra di perutnya."Sakit, mas. Anak kita minta disayang sama papanya."rengek Anna manja dan bahkan memanggil Rendra dengan panggilan mas.
Rendra yang mendengar itu langsung saja tersenyum. Dia perlahan mendekat dan melayangkan kecupan di perut buncit Anna.
"Hallo sayang, kalian kangen papa ya?"tanya Rendra lalu mendongak menatap Anna."Mereka kangen papanya, sayang. Boleh aku ketemu mereka?"tanya Rendra membuat Anna mengernyit.
"Ketemu bagaimana?"tanya Anna bingung.
Rendra menyeringai lalu segera menggendong tubuh Anna memasuki rumah."Nanti juga kamu akan tahu."
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Orang (End)
RomanceHarap bijak memilih bacaan! Anna Harun diusir dari rumah karena terlalu boros. Ia boleh kembali asalkan berhasil mengumpulkan uang satu milyar. Tapi saat kembali, bukan hanya uang yang ia bawa tapi juga janin di dalam kandungannya.