Bab 37

5.9K 580 27
                                    

Anna dan Rendra melangkah memasuki ruang resepsi. Keduanya melangkah dengan hati-hati.

"Mas.. "panggil Anna pelan membuat Rendra melirik istrinya itu sekilas.

"Iya, sayang?"

"Aku pasti cantik sekali kan? Lihat! Para undangan semuanya melihatku terpesona. Bahkan ada yang sampai terbuka mulutnya."ucap Anna dengan senyum bangga sedang Rendra hanya diam. Orang melihat bukan karena terpesona tapi perut buncit Anna yang mencuri perhatian. Ini bukan mereka menikah dulu lalu hari ini resepsi. Melainkah tadi pagi menikah dan malamnya resepsi. Tentu saja orang-orang terkejut melihat perut buncit mempelai wanita.

Tiba di pelaminan, Anna bahkan sengaja mengusap perut besarnya."Gaun aku kekecilan, mas. Anak-anak kita sesak di dalam."adu Anna dengan suara cukup keras membuat Rendra melirik para tamu undangan lalu segera menarik istrinya untuk bicara.

"Sayang, jangan keras-keras."tegur Rendra membuat Anna menatap suaminya.

"Kenapa?"

Rendra menunjuk perut Anna."Para tamu undangan dari tadi melihat perut kamu. Mereka membicarakan pernikahan kita."bisik Rendra membuat Anna mengernyit.

"Ya jelas lah dibicarakan. Pernikahan kita kan mewah, belum lagi maharnya. Mereka pasti iri."ucap Anna membat Rendra menghela napas.

"Kok mas menghela napas?"tanya Anna tersinggung.

Rendra mengusap tengkuknya."Begini sayang, mereka tentu bingung karena tadi pagi kita baru saja menikah dan malamnya kamu malah keluar dengan perut buncit."

"Ya karena hamil makanya buncit. Ada dua bayi lagi."ucap Anna membuat Rendra mengangguk.

"Iya, sayang. Iya. Para tamu pasti berpikir, kenapa kita mengadakan pernikahan semewah ini dengan perut pengantin wanita yang sudah besar."jelas Rendra lalu berbalik berusaha menyapa para tamu meski nyatanya dia merasa segan. Kenapa baru dipikirkan sekarang, saat resepsi sudah mengundang ribuan tamu.

"Sebenarnya apa maksud, mas?"tanya Anna tidak puas. Apa maksud dari pernikahan mereka dibicarakan dan perutnya yang jadi perhatian?

"Sayang, kita harus menyapa para tamu."ucap Rendra membuat Anna menggeleng.

"Mas malu kan? Iya kan?"tanya Anna membuat Rendra segera menatap istrinya.

"Sayang, turunkan nada suaramu. Kita sekarang sudah menjadi pusat perhatian."tegur Rendra lembut.

Anna langsung menatap semua orang yang ada di sana lalu beralih ke suaminya."Mas malu kan?"tanya Anna membuat Rendra bergegas ingin meraih tubuh istrinya namun Anna segera menghindar.

"Mas malu dengan pernikahan kita? Dengan anak-anak kita?"tanya Anna membuat Rendra menggeleng.

"Bukan begi__"

"Iya. Mas malu. Aku mungkin tidak peka dengan hal lain, tapi soal ini aku yakin sekali."ucap Anna lalu bergegas turun dari pelaminan membuat suasana jadi kacau.

Rendra yang bergegas mengejar istrinya, para orang tua yang sudah saling pandang seperti siap perang. Dan para tamu yang mulai ricuh karena disuguhi tontonan gratis.

Bersambung

Bukan Salah Orang (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang