Anna memandang langit-langit ruangan tempatnya beristirahat. Sedari tadi ia hanya diam. Hatinya saat ini benar-benar terluka. Rasanya benar-benar ingin menangis tapi saat ini ia sedang tak mengupas bawang atau kelilipan.
Padahal ia menelpon tapi suaminya tidak mengangkatnya dan bahkan sampai saat ini belum menelpon balik. Anna pikir pria itu sibuk, dan ternyata benar. Tapi sibuknya dengan wanita lain.
Anna segera mengusap perutnya."Mama kuat kok, sayang. Papa kalian saja yang lemah. Lemah pada hati dan pendiriannya. Pokoknya nanti kalau kalian lahir, balaskan dendam mama ini pada papa kalian."ucap Anna lalu menatap ke arah pintu yang terbuka.
Elang masuk dengan jas putih khas seorang dokter.
"Terima kasih."ucap Anna membuat Elang mengangguk lalu bergerak memotong apel yang tadi dia bawa.
"Kehamilan kembar memang lebih berisiko, karena itu lain kali tolong lebih berhati-hati."ucap Elang lalu memberikan buah apel yang sudah dia potong kecil.
Anna menerima piring berisi potongan buah apel itu dengan senyum tipis."Kakak terlihat sangat tampan sekarang."
Elang hanya tersenyum tipis."Lama tidak bertemu, ternyata kau sudah menikah."
Anna menggigit bibir bawahnya lalu menghela napas.
"Ada apa? Oh ya, apa kau sudah menelpon suamimu untuk datang ke sini? Karena ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan."ucap Elang membuat Anna menggeleng.
"Aku tidak menelponnya tapi dia ada di sini."ucap Anna pelan.
Elang langsung menoleh ke kiri dan kanan."Di mana?"
Anna tersenyum tipis."Entahlah! Kakak mungkin bisa menemukannya sedang bersama wanita hamil lain di sini."
Elang mengerjap."Apa kau istri kedua? Maaf, aku tidak bermaksud berkata begitu. Hanya saja__"
"Aku istri pertama tapi dia punya mantan. Mantannya memang hamil anak pria lain, tapi suamiku lebih memberinya perhatian. Bahkan mengabaikanku."ucap Anna dengan wajah menahan tangis. Namun walau bagaimanapun, air matanya tak kunjung turun.
Elang menggeleng pelan. Bahkan di saat seperti ini Anna menolak menangis. Sama seperti dulu.
"Siapa nama suamimu?"tanya Elang.
"Untuk apa?"
"Untuk memberitahu suamimu itu, kalau kau juga punya mantan."ucap Elang membuat tubuh Anna menegang.
Sepertinya ia punya ide.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Orang (End)
RomansaHarap bijak memilih bacaan! Anna Harun diusir dari rumah karena terlalu boros. Ia boleh kembali asalkan berhasil mengumpulkan uang satu milyar. Tapi saat kembali, bukan hanya uang yang ia bawa tapi juga janin di dalam kandungannya.