23

2.9K 537 166
                                    

Cengkraman tangan Alizeh pada leher Isadora perlahan terlepas usai dilihatnya perempuan itu tak lagi bergerak. Jejak-jejak kukunya tertancap di permukaan leher Isadora, meninggalkan beberapa luka kecil dan kupasan kulit terbuka disana.

Ini akhirnya. Alizeh sama sekali tidak lari, dia malah duduk dengan rapih di sisi ranjang Isadora. Menunggu pintu besar didepan sana terbuka, sudah dipastikan dalam waktu kurang dari sepuluh detik ia akan dijebloskan ke penjara langsung sebagai tersangka bukan tertuduh lagi.

Perasaan familiar yang tak pernah disukainya menggerogoti dari dalam jiwa. Iri? Mungkin saja. Mungkin karena Alizeh mengharapkan tangisan dan wajah panik ditampakkan oleh Laverna saat tahu dirinya diculik alih-alih wajah penuh tenang karena tahu Alizeh akan kembali kurang dari dua puluh empat jam.

'Berada di dekat orang gila membuatku yang sudah gila tambah gila.' Alizeh membatin cukup tertekan.

Tahu begitu Alizeh biarkan saja Chris terkurung dalam gudang selama berjam-jam karena ulah Caleb daripada mengeluarkan dari sana karena tahu Chris phobia ruang tertutup.

Kini Chris tiba-tiba menjadi sinting dan ingin menghancurkan keluarganya sendiri. Bukan tiba-tiba sinting, memang sudah sinting dari awal. Bisa dibilang sekarang sintingnya sedang kambuh.

'Caleb digrebek dan ditangkap gara-gara Chris.' Alizeh jelas tahu itu. Mana mungkin tiba-tiba Chris datang ke rumah Marquess dengan alasan ingin berkenalan dengan putrinya.

'Sekarang ibu tidak akan sedih lagi karena Caleb...' Pandangan Alizeh beralih pada Isadora yang tertidur selamanya. '...aku menyingkirkannya untuk ibu.'

Dengan harapan saat dirinya dijatuhi vonis hukuman nanti ia akan melihat Laverna bersedih dan menunjukkan rasa sayangnya kepada Caleb sama besar dengan rasa sayangnya kepada Alizeh.

Sudah siap dengan segala konsekwu, Alizeh tinggal menunggu waktu. Namun secara tak terduga sebuah tangan meraih pergelangannya cukup kasar sampai bagian tubuh atas Alizeh dibuat berbalik ke arah belakang dan bersitatap dengan pria paling memuakkan sedunia yang tanpa disebutkan namanya saja pasti kalian sudah tahu.

"Aku ingin melihatmu hancur, kukaui itu. Tapi, bukan dengan cara seperti ini." Desis Chris tepat didepan wajah Alizeh, menguarkan aroma musk bercampur segarnya mint.

"Alizeh!" Suara Charles terdengar dari balik pintu. "Aku tahu kau di dalam, Nak. Ayo buka pintunya supaya Yang Mulia tidak mencurigaimu telah melakukan hal aneh di dalam."

Sontak pandangan Chris beralih dari Alizeh ke pintu, dari pintu ke jasad Isadora yang tak mungkin ia biarkan begitu saja dengan jejak kuku di kulit leher perempuan itu.

Tanpa pikir panjang, Chris menarik Alizeh menjauh dari ranjang sementara dirinya tergesa memakai sarung tangan lalu meraih sebuah vas bunga dari atas meja. Menumpahkan bunga-bunga di dalamnya lalu menancapkan tepian tipis berbahan logam nan tajam dari vas itu ke leher Isadora.

Jleb! -- satu kali tancapan berhasil mengoyak daging leher Isadora, Chris mencabut lalu menancapkannya dua kali lagi hingga benar-benar meleburkan jejak kuku yang ada di permukaan kulit leher perempuan itu, yang kini nampak bersimbah darah segar.

"Aku tidak mau pergi." Tolak Alizeh saat Chris menarik tangannya, ia lepas paksa pegangan pria itu darinya.

"Kau ingin aku menderita maka inilah saatnya." Tambah gadis itu tegas. "Kenapa kau ingin mengeluarkanku dari sini?"

"Karena kau berusaha menyelamatkan semua orang, aku membenci itu." Jawab Chris dingin.

Lalu tanpa persetujuan Alizeh, Chris gendong paksa tubuh gadis itu lalu ia bawa berlari keluar melalui jendela tepat sedetik sebelum orang-orang berhasil membuka paksa pintu dan beberapa dari mereka berteriak syok terutama para pelayan wanita.

A Little Sister Guide Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang