"Kalian... Mengapa kalian sudah kembali?" Odesa memberondong pertanyaan tersebut pada dua perahu yang kembali ke tepi pelabuhan tanpa membawa Chris atau Alizeh yang diduga telah jatuh ke laut.
"Dimana mereka? Kalian tidak menemukannya?"
"Nona, masih ada dua perahu lainnya dan semoga salah satu dari mereka kembali bersama Nona Alizeh dan Tuan Chris." Jawab salah satu Prajurit.
"Bagaimana bisa kalian kembali secepat ini dan memintaku bergantung pada harapan?" Odesa tak habis pikir, amarah kini turut memeluk kegelisahannya.
"Tidak bisakah kalian berusaha lebih untuk mencari mereka? Atau... Atau haruskah kusampaikan berita ini pada Raja baru kalian akan bertindak dengan benar?"
"Wow... Wow..." Asale menyambar dari arah belakang usai mendengar ucapan pedas dari Odesa. "Nona Odesa harap tenang. Yang Mulia sudah tahu soal ini, itu sebabnya pihak istana mengirim lima perahu untuk mencari keberadaan mantan suami dan mantan adik iparmu."
Asael maju selangkah lebih dekat pada Odesa, menyerang ruang pribadi perempuan itu dan bertanya. "Bukankah kalian sudah tidak bersama sejak lama?"
"Tidak bersama lagi bukan berarti aku berhenti peduli." Sahut Odesa cepat.
Asael menarik diri sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, menyetujui. "Benar juga, ikatan kekeluargaan tidak akan terpisah walau--"
"Itu mereka!" Seruan Odesa memotong kalimat Asael, gadis itu melihat di kejauhan sebuah perahu mendekat dengan satu orang prajurit bersama dua lainnya yang ia kenali sebagai Alizeh dan Chris.
Melihat senyum puas penuh kelegaan tersungging di bibir Odesa, Asael merotasikan bola matanya malas. Ada kejengkelan saat perempuan itu berubah 180° menjadi lebih ekspresif saat melihat mantan suaminya.
"Tidak perlu berlebihan seperti itu, Nona Odesa. Kau bisa menakuti mereka." Celetuk Asael, niatnya ingin Odesa menjadi lebih pendiam seperti saat bersamanya namun gagal.
Odesa mengabaikannya dan langsung berlari menghampiri Alizeh yang baru turun dari perahu dan memeluk gadis basah kuyup itu erat-erat.
"Alizeh, kau... baik-baik saja?" Setelah melepas pelukannya dari Alizeh namun masih berada di jarak yang dekat dengan gadis itu, Odesa memberi pertanyaan bertubi. "Kau terluka? Kau pasti kedinginan, kan? Kau--"
"Aku baik-baik saja." Alizeh menjawab dengan penuh penekanan lalu melepaskan tangan Odesa dari pergelangannya.
Bersamaan dengan itu, Chris baru saja turun dari perahu dan berdiri dua langkah di belakang Alizeh. Ada kecanggungan sekaligus kekhawatiran yang tergambar jelas di mata Odesa.
Seolah tahu perempuan itu ingin bicara dengan kakaknya, Alizeh berinisiatif menyingkir namun tangan Chris tiba-tiba merangkul pinggangnya dan menggiring Alizeh agar tetap berjalan lurus ke depan melewati Odesa begitu saja.
"Itu yang kau bilang berhenti bersama bukan berarti berhenti peduli?" Cibir Asael terselip rasa puas saat Odesa tidak ditanggapi, mengingat sudah seharusnya perempuan itu berjalan ke depan dan berhenti peduli dengan orang-orang di masa lalu.
"Kepedulianmu jadi sia-sia," gumam Asael berdiri di samping Odesa dan mengikuti arah tatapan kecewa gadis itu. "Tapi jika kau berikan padaku maka aku tidak akan menyia-nyiakannya sama sekali. Kau tidak pantas menerima tatapan sedingin itu, Nona Odesa."
"Aku tidak keberatan." Sahut Odesa masih menatap ke arah punggung Chris dan Alizeh kian menjauh.
"Aku pantas menerimanya."
"Apa?" Kepala Asael dimiringkan ke samping guna menatap wajah cantik Odesa dengan lebih leluasa dan lebih dekat. "Kau tidak akan tiba-tiba bilang kau pernah sangat mencintai mantan suamimu, Nona Odesa?" ia bertanya dengan harapan kata 'tidak' keluar dari bibir mungil Odesa.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Sister Guide
Fantasi⚠️Ada tiga peraturan di keluarga Phineas; yang pertama tidak boleh ada pertengkaran antar sesama anggota keluarga, yang kedua tidak boleh melewatkan makan malam keluarga, yang ketiga dan paling penting tidak boleh bercinta antara kakak laki-laki dan...