"Sayangku Charles, kumohon jangan pergi..." Rengek Laverna memeluk erat lengan suaminya padahal semalam wanita itu sudah berjanji tidak akan menjadi dramatis di pagi hari.
"Kumohon, kumohon! Siapa... Siapa yang akan kupeluk semalaman nanti? Charles..." Wanita itu menghentakkan kaki dan menarik suaminya menjauh dari kereta kuda yang sedari satu jam lalu menunggu sang Tuan duduk di dalam. "Aku sedang tidak ingin ditinggal olehmu!"
Charles menghela nafas, satu tangannya menangkup lembut pipi sang istri. "Laverna sayang, peluklah Alizeh saat aku tidak ada dengan begitu kau bisa tidur nyenyak seperti biasa. Lagipula ini hanya perjalanan tiga hari diluar kota, aku akan segera kembali dan jangan makan pudingnya tanpaku."
"Aku akan memakan semua puding! Tan-pa-mu!" Ancam wanita itu melotot padahal sama sekali tidak membuatnya jadi seram.
"Baiklah, kau boleh memiliki semua puding." Angguk Charles pasrah.
"Sudah, ya? Aku harus pergi sekarang sayang. Lihat, lihat Alizeh." Tunjuk Charles pada putri bungsunya yang berdiri di samping pintu. "Peluk saja Alizeh. Bolehkan, Nak?"
Alizeh tidak menjawab, sorot matanya tetap sama sedari satu jam lalu. Tepat di seberang pintu terdapat Caleb dan Chris yang berdiri bersebelahan sejak satu jam lalu. Mereka berniat melepas kepergian Charles selama tiga hari keluar kota secara kekeluargaan, tetapi Laverna mendadak tantrum.
"Aku maunya dirimu!"
"Sayang--"
"Permisi," seorang pengantar surat istana menyela percakapan keduanya dengan tangan kanan terangkat ke atas sebagai bentuk minta diperhatikan sebentar. "Saya Louis Pengantar Surat dari istana, saya datang bukan untuk mengantar surat tapi untuk mengantar ini."
Kotak yang Laverna kenali sebagai kotak yang ia berikan pada Alizeh untuk dibawa ke istana saat gadis itu debutante tempo hari rupanya tertinggal tanpa ada seorangpun yang menyadari termasuk Alizeh sampai diantar oleh Pengantar surat istana.
"Oh! Itu milik putriku!" Laverna melepaskan tangannya yang semula erat memeluk lengan Charles dan berjalan cepat menghampiri Louis, ia ambil kotak tersebut darinya.
"Terimakasih Louis, sampaikan salamku pada Yang Mulia."
"Dengan senang hati, Duchess. Saya permisi." Louis membungkuk hormat lalu pergi setelah tugasnya selesai.
"Mari kita lihat~" Laverna berlari kecil menghampiri Alizeh dan mendadak tidak peduli pada Charles yang terlihat geleng-geleng kepala lalu memanfaatkan situasi untuk berangkat detik itu juga.
"Untung saja kotakmu tidak hilang, Alizeh sayang. Mau kau yang buka atau aku, sayang?"
Alizeh hanya menatap kotak itu sekilas, tidak tertarik untuk membuka atau menebak isi di dalamnya yang sudah pasti tidak--
"OH, ASTAGA MENGEJUTKAN! Ada sebuah bros di dalamnya!" Seru Laverna senang, langsung mengangkat bros warna biru yang bentuknya mirip pita lalu menunjukkannya pada semua orang.
"Alizeh sayang, kau dapat satu!"
"Caleb cepat lihat!" Wanita itu beralih ke sisi lain dan memamerkan bros yang didapat Alizeh pada dua putranya.
"WOAH!" Ekspresi Caleb yang paling berlebihan, mulutnya sampai ternganga lebar. Kaget bukan main.
"Orang gila mana yang berani memasukan brosnya ke dalam kotakmu!?"
"Caleb..." Tegur Laverna pura-pura memasang wajah marah.
Wanita itu menghadap Alizeh lagi dan meletakkan bros warna biru itu diatas telapak tangan terbuka sang anak perempuan. "Alizeh, kau tahu kira-kira milik siapa bros ini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Sister Guide
Fantasy⚠️Ada tiga peraturan di keluarga Phineas; yang pertama tidak boleh ada pertengkaran antar sesama anggota keluarga, yang kedua tidak boleh melewatkan makan malam keluarga, yang ketiga dan paling penting tidak boleh bercinta antara kakak laki-laki dan...