74. Perdebatan Besar

21 19 6
                                    

Salam kenal dari Gadis Polos...

⚠️Warning!!!⚠️
Mohon bijak dalam membaca, plagiat dilarang mendekat, ini murni karya saya tolong kerja samanya!!!

Selamat membaca!!!
Maaf banyak typo bertebaran!!!

                                                        *

                                                        *

                                                        *

                                                        *

                                                        *

Lima belas menit berlalu...

"Ini seblaknya ya dan ini mie rebusnya," kata pelayan yang mengantarkan pesanan mereka.

"Mba, teh es 3 ya," kata Atha, mereka bertiga lupa memesan minum.

"Siap Mas."

Atha langsung memilih seblak sedang untuk Delvi dan seblak pedas ia dekatkan pada Ava.

"Wah, seblak pak Tarsok memang nggak ada duanya," kata Delvi sambil menatap seblak di depannya dengan liur yang hampir menetes.

"Tapi kok?" tanya Delvi, tertahan.

"Kenapa?" tanya Atha, yang sebenarnya sudah tau.

"Nggak kok," elak Delvi, dengan cepat.

"Baca doa dulu sebelum makan," Atha, mengingatkan Delvi.

"Iya Atha, bismillahirrahmanirrahim," Delvi langsung mencicipi seblaknya yang ternyata tidak pedas, permisah kecewa.

Delvi yang tadinya semangat untuk memakan seblak menjadi tidak semangat, "kenapa?" tanya Atha.

"Nggak ada," jawab Delvi, lesuh.

"Makan gih, biar cepat pulang," Atha menyuruh Delvi, makan dengan cepat.

Dengan terpaksa Delvi menghabiskan seblak yang tidak pedas ini, ia melihat ke mangkok Ava yang berwarna merah pekat ia pastikan itu seblak pedas. Tapi, kenapa seblaknya tidak pedas ya? Delvi terheran-heran.

Selesai menghabiskan pesanan mereka, tak lupa Atha dan Ava pergi membayar.

"Ayok pulang," ajak Atha, dan mereka bertiga pulang.

*****

"Lu bisakan Lan?" tanya Atha pada Orlan.

"Gua akan usahakan Pak ketos, tapi butuh waktu," kata Orlan, yang sekarang mencoba melacak no yang meneror Parida.

"Okelah, kalau udah terlacak, kabarin ya Lan?"

"Siap pak ketos! Btw, gua kasihan sama Parida, pasti sangat tertekan dia," ujar Orlan.

"Iya bah, dia sempat pingsan karena stres dan kurang makan," jelas Atha.

"Nggak habis thinking dengan orang yang otak seperempat gini, anak orang hidup tenang malah di kacauin," Orlan, geleng-geleng kepala.

Asmaraloka_DelTha[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang