49.

97 15 2
                                    

Sudah 4hari lamanya setelah kejadian penculikan di hari itu, albelano masih setia memejamkan matanya.

Pria itu tampak cukup tenang dengan beberapa alat bantu rumah sakit.

"Kau masih belum menemukan di mana kak iel??? " Tanya graviel kepada Albert sembari berdiri menatap ano yang masih koma.

"Saya sudah mencoba melacak keberadaan tuan muda, namun semuanya nihil. Mansion dan apartment pribadi tuan iel kosong"

"Ini salah saya, seharusnya waktu itu saya tidak meninggalkan tuan muda sendirian"

Sang asisten tampak menundukkan kepala, Albert merasa bersalah. Dia benar-benar merutuki kebodohannya yang meninggalkan sang tuan muda sendirian kala itu.

"Bukan salah mu Albert, aku yakin kak iel sudah merencanakan ini sedari awal"

"Apakah ada hal lain yang tidak ano ketahui? " Tanya viel.

"Tidak ada tuan"

Graviel mengangguk mengerti dan melangkah pergi dari sana, langkahnya terus berjalan menyusuri lorong lorong rumah sakit yang tampak cukup ramai.

Ia menghentikan langkah nya pada kursi taman.

"Kakak kemana" Gumamnya.

FLASHBACK, MALAM SETELAH TRAGEDI.

Pov graviel.

Aku mulai membuka sedikit kelopak mata, aroma obat-obatan menyeruak lekat pada indra penciuman ku. Tampak ruang rawat itu kosong dan hanya ada suara alat monitor yang terhubung dengan tubuh ku.

"Tuhan, aku kembali kau selamat kan" Ucap ku dengan menitihkan air mata.

Tadi, ketika tubuhku di bopong dan di dorong oleh brankar rumah sakit. Aku tak dapat berfikir apapun, inginku hanya bertemu alm. Ibu dan bahagia di sana dengannya.

Netra ku menilik kesana kemari dan tak lama dari itu aku dapat melihat pintu kamar yang terbuka dengan seorang suster yang berjalan masuk.

"Anda sudah siuman tuan, saya akan memanggil dokter" Ucap suster itu dengan berlari keluar memanggil dokter.

Dapat ku dengar samar, suara riuh dari sang dokter dan suster yang ribut berbincang karna senang ketika aku siuman.

"Syukurlah, pasien mampu melewati masa kritis nya" Ucap sang dokter yang tak lama setelah itu keluar dari sana, di gantikan oleh sosok lelaki wajahnya baru ku lihat tadi sewaktu di tempat penculikan.

"K__kau siapa?? " Tanya ku dengan suara yang terbata-bata.

"Tuan, saya allbert. Asisten pribadi tuan albelano dan juga tuan muda gabriel" Jawab nya.

Ingatan ku langsung kembali pada kondisi kak ano, dengan terburu buru aku langsung berusaha berdiri dari tidur ku, namun kembali terjatuh ketika beberapa kabel dari alat bantu itu manarikku.

"Tuan, anda pulihkan saja dahulu kondisinya. Tubuh anda masih membutuhkan bantuan dari semua alat bantu ini" Ucap allbert berusaha menenangkan ku.

Dapat ku rasakan nyeri pada dada dan kepala ku, sepertinya allbert ada benarnya. Tubuhku perlu istirahat.

"Bagaimana kondisi kak ano?? "

"Tuan ano sudah melewati masa kritisnya, beliau sudah selesai di oprasi dan di pindahkan ke ruang rawat"

"Pindahkan saja disini, aku cukup khawatir allbert. Setidaknya jika aku masih harus berbaring tolong pindahkan dia kesini" Pintaku pada allbert.

Sekilas aku melupakan posisi kak gabriel, aku merasa ingin selalu di dekat kak ano.

"Tapi tuan.... "

"Pindahkan saja allbert, turuti apa yang tuan viel katakan" Sahut Kak gabriel dengan berjalan masuk kedalam kamar rawatku.

Tuhan, aku kembali melupakan posisinya. Batin ku dengan merutuki ucapan ku sendiri.

"Tidak, biarkan saja kak ano di sana. Lagipula dengan ruang rawat yang luas dapat membantu kepulihan pasien "

Tampak senyum tipis yang tersungging di bibir kecil kak iel dan senyuman itu membuat perasaan ku kembali merasa bersalah.

"Gapapa, kita rawat ano bersama-sama" Ucapnya yang seakn tau apa yang sedang ku fikirkan.

"Pergilah, tanyakan pada dokter apakah ano dapat di pindahkan kemari"

Pria itu langsung berjalan pergi dengan raut wajah yang khawatir sembari menatap wajah kak gabriel.

Setelah allbert keluar, dia mulai melangkah mendekat ke arah ku.

"Bagaimana kondisi mu viel, sudah enakan??? " Tanyanya dengan duduk di samping ku.

"Sudah kak, terimakasih karna sudah mau melapangkan hati untuk menolong viel" Ucap ku dengan menatap kak gabriel.

"Apa maksudmu, aku sudah mengangap mu sebagai adik tentu saja harus saling menolong" Jawabannya.

Dapat ku lihat raut wajah kesal kak iel setelah aku mengucapkan hal tersebut, dia sangat baik.

"Maaf sudah menjadi orang ketiga dalam hubungan mu kak"

"Aku yang seharusnya meminta maaf, seandainya aku tidak egois dan lebih mendengarkan ano. Semua masalah ini tidak akan terjadi" Jawabnya dengan mengengam jemari ku.

"Kau tidak salah viel, walaupun sedari awal kau sudah membaca setiap rencana ku namun akulah yang menyeret mu kedalam perasaan itu"

"Kak gabriel"

"Biarkan ano yang memilih, aku akan menghilang dan ambil kesempatan ini untuk mengambil hatinya"

Netra ku membulat sempurna ketika mendengar apa yang kak iel katakan, namun ada perasaan bahagia di dalam lubuk hatiku yang paling dalam.

"Kak, jangan mempermainkan perasaan" Tegur ku dengan mengengam balik jemari kak iel.

"Gunakan kesempatan itu dengan baik"

"Kak, aku..... "

Belum sempat aku menyelesaikan ucapan, allbert sudah terlebih dahulu masuk dan memberitahukan bahwa kak ano tidak dapat di pindahkan dari ruang UGD.

"Baiklah, kau temani tuan graviel disini. Aku akan kembali ke apartment"

"Tuan perlu saya antar? " Tanya Albert.

"Tidak, aku akan memesan taksi"

Setelah mengucapkan hal tersebut, kak iel berjalan keluar dari dalam ruangan. Namun sebelum ia benar-benar keluar lelaki itu menatap diriku dengan jari telunjuk yang menempel pada bibirnya dan memintaku untuk diam.

Air mata ku menetes dengan perasaan penuh rasa bersalah, aku merebut seseorang yang kakak ku cintai.


TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENTAR

SEE YOU NEXT CHAPTURE

DYNASTY 21+ {BELUM REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang