36

231 19 3
                                    


Sudah 5hari setelah kecelakaan tuan maxim dan sang daddy di nyatakan koma, dengan sigap graviel segera mengambil alih perusahaan untuk mengantikan sang daddy yg terbaring lemah di kamar rawat.

Hari ini graviel mengajak iel untuk ikut dengan nya melakukan pengecekan proyek pembangunan hotel terbaru keluarga Ricardo.

"Makasih ya kakak udh mau nemenin viel ke tempat proyek" Ucap graviel

Keduanya sedang duduk di kursi belakang dengan sang supir yg mengemudi, sebenarnya hari ini jadwal gabriel cukup padat. Apalagi lelaki itu juga harus memantau bisnis nya yg ada di Jerman dan membuat dirinya benar benar sibuk.

Mobil yg di tumpangi gabriel dan graviel tampak masuk kedalam area bangunan proyek, tak hanya mereka berdua ternyata graviel juga turut memberikan kabar kepada ano jika mereka akan datang.

"Ano... " Gumam Gabriel lirih.

"Ayo kak"

Graviel segera turun dari dalam mobil dengan sang supir yg membukakan pintu dan membawakan payung untuknya, sedangkan Gabriel. Lelaki cantik itu tampak terdiam dengan pintu mobil yg terbuka dengan sang supir yg membukakan pintu.

"Silahkan tuan muda" Ujar sang supir dengan menyodorkan payung yg sudah terbuka.

Bukanya menerima payung tersebut, gabriel tampak berjalan meninggalkan sang supir dan mendekati viel.

"Kak pake payung nya.... Ini panas banget lohh nanti kakak pingsan" Omel viel dengan menarik gabriel agar lebih dekat dengan dirinya yg membawa payung.

"Gak panas kok"

Netra ano dan iel tampak saling melempar pandang, dengan viel yg mulai menbuka suara dan bertanya seputar proyek namun hal tersebut tak membuat ano melewatkan sedetik pun tatapan mata Gabriel.

"Aku angkat telfon dulu ya viel"

Gabriel tampak berjalan pergi menjauhi mereka, lelaki itu sengaja memutuskan tatapan mata ano kepada dirinya.

Dari kejauhan dapat ia lihat interaksi dari ano dan juga viel, sebenarnya ia tak ingin seperti ini namun ntah mengapa ada perasaan aneh yg membuat dirinya harus bersikap seperti ini.

........

Albelano terus berusaha mengejar gabriel yg tampak menghindari dirinya sedari awal acara pertemuan tadi. pria itu tampak mulai kwalahan dengan sikap Gabriel yg tidak mudah ia tebak. 

"iel , kamu kenapa sih?? " Tanya ano dengan mencekal lengan lelaki itu agar tak lagi menghindar darinya

"kamu baca surat yang aku tinggal kan di meja pantry kan'' tanya iel dengan menatap ke arah albelano.

" Sayang..... "

"Lakukan ano, setidaknya aku harus membalas kebaikan nya karna sudah menyelamatkan nyawa ku"

"TAPI TIDAK DENGAN PERASAAN KU KAN!! " Bentak pria itu membuat gabriela memejam, lelaki itu terkejut dengan respon sang tunangan.

"Kamu menyukainya kan"

Ano terkejut, ia sangat terkejut dengan ucapan Gabriel.

"Apa maksud mu"

"Viel sudah bercerita padaku tentang kejadian pada malam itu" Ungkap Gabriel.

"Dia....dia menceritakan kalau kalian..... "

Ano tarik pergelangan tangan iel dan memberinya pelukan erat.

"Aku melakukannya tanpa sengaja, aku tidak menyukainya iel"

"Aku mencintaimu dan aku melakukan itu padanya dengan kondisi hati yg sedang marah padamu" Jelas albelano.

"Tapi kalian melakukannya.... Kamu meniduri nya "

"Bahkan yg ku desahkan, hanya namamu" Sahut ano memotong ucapan iel.

"menjijikkan!!" sindir Gabriel risih mendengar ucapan albelano.

"terlepas nama siapa yg kau desah kan dalam permainan itu , terlepas dari siapa yg kau fikirkan dalam permainan itu....INTINYA KAU MENIDURINYA , KALIAN MENIKMATI PERMAINAN MENJIJIKKAN ITU TUAN ANO" Ucap Gabriel dengan menekan kata terakhir nya.

"Jadikan ia kekasihmu , beri dia cinta yg di inginkan selama Ini . setidaknya aku ingin membalas kebaikan nya sekaligus juga memberinya luka "

albelano sungguh tidak habis fikir dengan jalan fikir Gabriel , ia marah namun lelaki itu ingin ano menjalin hubungan dengan graviel yg menjadi sosok ketiga dalam hubungan mereka.

" baiklah , jika Ini yg kau mau Dan jika Ini yg bisa membuat mu memaafkan ku"

semudah itu,batin Gabriel dengan menatap nyalang albelano.

''bukan hanya keinginan ku, jujur saja dengan hati mu sendiri . siapa aku Dan siapa dia "

setelah mengucapkan hal tersebut , iel berjalan meninggalkan ano yg terus menatap dirinya .

POV ALBELANO.

kutatap lamat punggung lelaki yg ku cintai , sebenarnya ada beberapa perkataanya yg benar Dan itu mempu membuat ku semakin bimbang.

sejujurnya , ada perasaan nya saat aku bersama nya Dan ada perasaan hangat ketiga aku bersama graviel . bahkan diriku sendiri tidak dapat mengendalikan perasaan ku.

ku langkahkan kaki ku berjalan pergi dari tempat itu Dan mendekati sosok lelaki manis yg mampu mengeser keduduk sosok lelaki yg begitu ku cintai selama bertahun-tahun.

"sudah makan siang viel??" Tanya ku ketika sudah berada di dekat nya , dapat ku ciuman aroma minta yg cukup segar dri tubuh nya walau hanya berdiri di samping nya.

"hari ini sebenarnya aku ingin mengundang kakak untuk makan siang dengan ku , apakah tuan ano memilikki waktu sengang?? " jawabnya dengan sedikit ragu

"tentu saja , kita makan siang di mana??"

"di mansion keluarga ricardo , aku akan memasak untuk makan siang kita. bagaimana?? "

awalnya aku ingin menolak ajakan tersebut , namun aku kembali teringat dengan keinginan Gabriel.

" baiklah kalau begitu , sekarang?? "

kami langsung berjalan menuju mobil pribadi ku , namun sebelum masuk kedalam mobil langkah ku terhenti ketika mengingat sesuatu.

"bukankah tadi kamu kesini dengan kakak mu viel?? " Tanya ku dengan mengedarkan pandangan  , namun aku tak menemukan sosok Gabriel  bahkan mobil nya.

"sebenarnya acara makan siang Ini ide dari kak iel , dia sengaja meninggalkan ku kak "

ucapan viel membuat ku terdiam , ternyata keinginan iel akan rencana ini begitu besar.  ia bahkan sudah terlebih dahulu membuat graviel untuk mendekati ku.

sungguh tuhan , aku begitu mencintai nya. batin ku dengan berjalan memutari mobil Dan masuk kedalam nya.

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN

SEE YOU NEXT CHAPTURE

DYNASTY 21+ {BELUM REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang