Chapter 91

1 1 0
                                    

91 : Sesar

Ketika nilaimu naik,diamlah dan tetap rendah hati.

-Vania-

•••🌷•••

Tepat saat itu,dokter bedah dan tim medis lainnya masuk ke dalam ruangan,mengenakan pakaian steril lengkap.

Mereka berbicara dengan tenang.membicarakan instruksi dan mempersiapkan semuanya untuk prosedur sesar yang akan segera di mulai.

Prosedur di mulai dengan cermat, sementara Alvaro duduk di sampingku, memberikanku dukungan.

Alvaro dapat melihat ketika dokter dan tim medis bekerja dengan secepat kilat,foku,dan teliti.ia sangat lega ketika melihat para dokter bekerja dengan baik melayani diriku dan anak-anak kami.

Tapi setelah mendengar banyak cerita komplikasi tentang kelahiran kembar,membuat wajah Alvaro memucat jika memikirkannya.

Oleh karena itu,beberapa bulan ini,aku dan Alvaro rutin datang ke rumah sakit ini dan melakukan Control.

Bahkan Alvaro selalu disisiku dan mencegah hal-hal buruk yang akan terjadi untuk keselamatan kami.

Setelah entah berapa lama,suara tangisan bayi pertama menggema memenuhi seisi ruangan.

Aku dan Alvaro merasa bahagia dan terharu mendengar suara tangisan anak pertama kami.alvaro menoleh melihat anak kami yang sedang berada di tangan dokter.

Mata Alvaro berkaca-kaca."anak tertua kita disana,dia baik-baik saja sayang"ucapnya sangat lembut

Aku meneteskan air mataku lega"syukurlah"batinku

Tapi ketika bayi kedua di keluarkan,suasana menjadi tegang.tidap seperti saudaranya,bayi itu tidak mengeluarkan suara.

Suara perawat yang menenangkanku tadi mulai terdengar "kamu membutuhkan bantuan disini!bayi kedua tidak bernapas!"

Alvaro merasa jantungnya tiba-tiba berhenti,ia menatapku yang kini raut wajahku telah memucat merasa khawatir tanpa bertanya.

Aku menatap Alvaro,mataku sudah berkaca-kaca, wajah Alvaropun sudah mulai memucat.aku dan Alvaro menoleh ke arah perawat yang memegang bayi kami,dan benar saja,bayi itu tidak mengeluarkan suara.

"Tidak,tidak,ku mohon tidak tuhan,jangan mengambilnya dari kami"batin Alvaro,air matanya mulai menetes

Di situ dokter bedah dan tim medis dengan cepat melakukan tindakan darurat untuk merangsang pernapasan bayi yang tidak responsif.

Air mata Alvaro semakin banjir melihat tidak ada respons sama sekali,wajahkupun sudah semakin memucat,badanku gemetar ketakutan.

Alvaro tetap memegang erat tanganku.mencoba memberikanku dukungan sebanyak mungkin yang ia bisa,sambil menatap khawatir ke arah tim medis yang sedang bekerja.

Beberapa menit,terasa seperti berjam-jam saat aku dan Alvaro menunggu dengan rasa cemas.

Tbc
🌷🌷🌷

Follow Ig :
@Liliaww_prilzyy

VANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang