94 : Balkon
Rasa sempurna dan kebahagiaan itu,jika kau sudah bisa membangun keluarga Cemaramu sendiri.kau bisa menjadi seorang anak yang gagal waktu itu,tetapi jangan biarkan anakmu merasakan hal itu.ciptakan keluarga Cemaramu sendiri.
-Alvaro-
•••🌷•••
Sudah dua Pekan sejak kepulangan kami dari rumah sakit bersama si kembar,Rasa bahagia setiap harinya selalu mengelilingi kami.Sejak si kembar lahir ke dunia ini, Alvaro sudah membangun rumah yang berukuran cukup besar untuk kami berempat tinggal,rumah ini sangat indah di tambah dengan desainnya yang modern.
Rumah yang memiliki dua lantai dan tentunya sangat membuat kami nyaman.
Saat ini,kami duduk bersampingan sambil memangku bayi-bayi kami di balkon kamar kami.
Aku memangku Julian dan Alvaro memangku Sheza.kami menatap pemandangan yang langsung menunjukkan keindahan alam dari belakang rumah kami yang indah dan cukup luas.
Tanah yang luas itu sengaja tidak di buat untuk membangun bangunan,karena nantinya jika ada urusan mendadak, helikopter bisa turun disana.
"Kau tau?rumah ini akan menjadi mengandung bawang nantinya"ucapku
"Apa maksudmu?"
"Banyak momen indah yang akan terjadi di rumah ini nantinya bersama si kembar dan kisah cinta kita."
"Kau benar,rumah ini akan menjadi sangat penuh dengan moment dan kenangan yang indah nantinya"
"Aku tidak akan pernah meninggalkan rumah ini sampai akhir hayatku"
"Aku juga, rasanya ingin sekali aku melihat anak-anak kita dewasa dengan cepat "
"Mereka baru saja lahir beberapa Minggu lalu dan kau sudah bicara tentang dewasa"
"karna takdir tiada yang tau,aku tidak tau aku bisa menyaksikan mereka tumbuh dewasa nantinya atau tidak"
"Jangan berkata seperti itu!"
"Aku hanya mengeluarkan isi hatiku,kau tau bahwa suasana selalu menjadi kritis,dan umur kita akan semakin bertambah dan tenaga kita akan semakin berkurang"ucapnya
"Maka disaat itu kita tidak akan bisa melawan sesuka hati,maka jika nantinya aku berpulang lebih dulu,jangan pernah tinggalkan rumah ini dan kau harus menjadi kuat mengurus bayi kita "Lanjutnya
"Dan jika itu terjadi,aku tidak siap dan tidak akan pernah siap,aku selalu membutuhkanmu"
"Kau harus siap,karna yang terlahir juga harus binasa dan yang bertemu juga akan berpisah.dan jika nantinya kita terpisah karena maut,aku ingin kau menjadi wanita kuat yang selalu tersenyum"
Mataku tiba-tiba menjadi berkaca-kaca,aku menatap Alvaro kesal, sedangkan ia menatapku datar dengan matanya yang tenang.
"Jangan berkata seperti itu!aku tidak menyukainya, sebenarnya apa maksudmu,apa kau akan meninggalkanku?"Omelku kesal
"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu,sayang.terkecuali hal itu adalah maut"
"Dan apa maksudmu mengatakan hal seperti tadi?"
"Kau tau kan? Organisasi Casteli sekarang yang menjadi organisasi nomer 1 karena anggota organisasi kita sudah berkurang dan menurun?"ucapnya
"Dan mereka selalu mengajukan masalah terhadap organisasi kami,maka aku tidak akan memberikanmu harapan palsu untuk tetap hidup selamanya di dunia ini"lanjutnya dengan lembut
"Serta anggota mereka yang cukup banyak,aku mengaku selama ini aku tidak pernah kalah,tetapi jika untuk melawan mereka,aku sudah bisa membayangkan organisasi kami kalah"sambungnya
Saat itu juga air mataku menetes, Dengan cepat Alvaro mengelap air mataku dengan tangannya.
"Bahkan jika hal itu akan terjadi,aku tidak akan siap"
"Kau harus siap,sayang.aku juga tidak ingin mati dengan cepat,karena sekarang aku mempunyai kalian bertiga sebagai tanggung jawabku"jelasnya
"Kau harus selalu tersenyum dan selalu menjadi wanita kuat,karna jika kau lemah,aku dan si kembar akan sedih"Lanjutnya
Aku sudah tidak bisa mengatakan apapun lagi,aku menatapnya dengan tatapan penuh cinta,matanya sayu menatapku.
Aku merasakan jika saat ini hatiku seperti sedang di remas ribuan orang hingga merasakan sakit yang cukup dahsyat mendengar ucapan Alvaro.
Tbc
🌷🌷🌷Follow Ig :
@Liliaww_prilzyy
KAMU SEDANG MEMBACA
VANIA
RomanceHii WillLove 👋 Kita bertemu lagi dengan ceritaku kali ini,aku gak berharap kalian akan suka sama cerita ini.so.aku hanya ingin mengabadikan tulisanku