#47

159 11 3
                                    


HALO GUYS....KALIAN SEHAT KAN?

SEHATLAH, JANGAN SAKIT-SAKIT

TERIMA KASIH GUYS SUDAH MENYUKAI MENCINTAI CERITA INI. BAB KEMARIN CUMA 13 HARI LANGSUNG 100+ LEBIH PEMBACA. YUK DI GIATKAN LAGI VOTE NYA, KARENA SUATU BENTUK PENGHARGAAN BUAT PARA AUTHOR WATTPAD LHO. MAULAH DIHARGAI KALAU CERITA INI MEMANG DISUKAI KALIAN

DAN KHUSUS BULAN DESEMBER INI AKU MAU UP DUA BAB. DOAIN YA SUPAYA NGGAK ASBUN





ENJOY AND HAPPY READING GUYS

JANGAN LUPA YA HARGAI CERITA INI DENGAN VOTE DAN COMMENT UNTUK SUPPORT AUTHORNYA GUYS










Seperti yang dikatakan oleh Pak Lifan, walaupun dengan hanya memakai kaos oblong dan celana pendek di atas lutut, Noe disibukan dengan memosting ulang video dari netizen yang mengikuti healty challenge lalu memberi komentar pada video tersebut di laptop-nya. Sesekali pun ia menggunakan ponsel kantor untuk membalas komentar netizen di Instagram official kantor. Tiba-tiba terdengar suara pintu kamarnya terbuka membuat Noe menoleh dan menghentikan jari jemarinya mengetik kata.

"Loe kok nggak kerja, No? Loe sakit lagi?" Laras melangkah mendekat ke arah Noe dengan mata tersirat kekhawatiran.

"Ya nggak-lah. Gue sehat," jawab Noe sambil kembali mengetik kata yang sempat terhenti dengan hati kesal akan kalimat terakhir Laras.

"Terus kenapa nggak kerja, padahal ini bukan hari libur?" Laras terus mencecar pertanyaan.

"Ini gue lagi kerja. Ini, nih juga." Noe memutar sedikit laptop ke arah Laras lalu mengangkat ponsel kantornya dan mengarahkan layar ponsel ke arah Laras.

"Kenapa juga kerja di rumah. Biasanya juga di kantor?"

Noe menghela napas, ia sedang tidak mau membahasnya apalagi pada waktu sedang bekerja. Namun, ia tahu sahabatnya itu tak akan mau menunggu lagi disaat rasa penasaran telah membuncah.

"Ceritanya panjang, Ras," ujar Noe dengan menggeser-geser kursor laptop-nya.

"Gue bersedia kok dengerin." Laras beranjak duduk di tepi tempat tidurnya.

Noe menghela napas.

"Loe sedang nggak ada pekerjaan yang urgent kan, yang harus dikumpulkan secepatnya kan?" lanjut Laras.

Noe pun harus menghentikan pekerjaannya sejenak lalu memutar badan menghadap ke arah Laras. Benak Noe memutar memori kejadian di malam pesta itu dan mulut menuturkan semua memori itu dalam kata. Tak ada kata yang keluar dari mulut Laras, hanya keterkejutan yang nampak jelas di sana ketika ia mulai tiba pada kisah yang sangat membuatnya 'kotor' lalu cerita pun berlanjut dimana foto-foto memalukan itu tersebar di kantornya.

"Jadi sampai kapan loe dirumahkan?"

"Ya sampai bos tahu siapa pelaku penyebaran itu."

"Gue seneng dan bersyukur loe akhirnya dapat bos yang baik No," gumam Laras.

Tanpa sadar Noe pun tersenyum dan telinga pun teringiangkan ucapan Pak Lifan yang mengandung sebuah janji.

"Eh No, loe ada nggak curiga sama orang gitu nggak sih?"

"Ehmm..." Noe berpikir sejenak.

"Kayaknya nggak ada deh, Yas." Lanjut Noe.

"Pas loe ke pesta bos loe?"

"E-eh tunggu." Lalu Noe terdiam.

"Masa dia sih?" Noe mengerutkan keningnya.

"Lho No, nggak kerja?" Teri tiba-tiba masuk ke kamar Noe.

"Ehm...ng-gak T-Ter. Di-suruh ker-ja di rumah aja." Noe meringis. ia hanya bisa berharap kalau ibunda Laras tidak mendengar kegugupan di ucapannya.

"Oh gitu." Teri mengangguk paham lalu melangkah keluar.

"Sampai kapan gue jadi pembohong begini?" Noe menunduk.

Sontak Noe terkejut merasakan rengkuhan sepansang tangan di lehernya lalu bahunya kanannya merasakan kepala Laras yang bertumpu di sana.

"Apaan sih Yas. Lapas!" Noe menggoyang-goyangkan bahunya,

"Sebentar saja. Dan rasain. Gue tahu ini berat, tapi loe masih ada gue. Gue akan selalu ada untuk loe, No," bisik Laras.

Noe terdiam. Hatinya pun menghangat dan kabut kesedihan seakan-akan berangsur-angsur menipis. Namun ia tak mau terlalu terbuai oleh kenyaman yang akan membahayakannya. Dengan kedua tangannya, Noe membuka rengkuhan tangan Laras di lehernya.

"Sudah ya. Gue mau kerja." Noe tersenyum kala menatap mata Laras yang penuh tanya itu.

"Halah bilang aja kalau loe takut gue semakin cinta sama loe, ya kan? Sudahlah No, gue tuh bukan orang lain yang bisa loe bohongi dengan mudah." Lalu Laras melengos pergi keluar kamar.

Noe hanya menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum dengan mata kembali menatap ke layar laptop. 


TERIMA KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTU UNTUK BACA, VOTE DAN COMMENT GUYS KARNA ITU SEMUA PENTING BAGI AKU SEBAGAI AUTHORNYA GUYS



SORRY CERITA BAB INI HANYA SEDIKIT GUYS KARENA ITU AKU BERNIAT UNTUK UP SATU BAB LAGI DI BULAN INI. DOAIN AJA GUYS

KUHARAP YANG KUCERITAKAN INI TIDAK MEMBUAT KALIAN BINGUNG (BLIBET KALIMATNYA)

JANGAN JEMU-JEMU NUNGGUIN CERITA SELANJUTNYA GUYS. IKUTI TERUS CERITA NOELARAS SAMPAI ENDING YAAAW

BAIBAI

Salah Hati [Noe&Laras]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang