Wanderer ✨ Steve

375 25 4
                                    

[Req: AoiMoon09][]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Req: AoiMoon09]
[]

Darah menetes dari ujung jari. Pupil ungu tua menatap ke bawah, pada sosok berlumur darah. Tak ada jiwa dalam raga tersebut.

Ia mengambil napas dalam-dalam lalu menghembuskan. Terasa pikiran sudah tenang. Ia ingat-ingat ini bermula dari mana.

Bahu Wanderer di tepuk pelan. Ia menoleh, si pelaku tersenyum. Orang tersebut duduk di samping Wanderer.

"Lagi riset?"

"Iya. Kau?"

"Aku sudah selesai." Ia tersenyum bangga.

"Gak heran kalo elu."

"Hey, Seharusnya kau memuji."

"Ya-ya. Kerja bagus [Name]."

[Name] tersenyum penuh kemenangan, kali ini lebih senang sampai-sampai Wanderer menyalahkan matanya yang tiba-tiba melihat ekor anjing berkibas gembira dari si gadis.

"Untuk next proyek kita—"

"Nona [Name]!" Perempatan imajiner muncul di kepala Wanderer. Siapa yang berani memotong kalimatnya. "Ternyata anda ada disini, seharusnya anda bilang kalo sudah selesai."

Mir; nama pria anomali itu. Ia membenarkan lekat kacamata di tukang hidung.

"Nona [Name]!"

Ini di mulai

Wanderer tak pernah suka dengan pria berkacamata satu ini. Mir selalu muncul dimana [Name] berada, seperti penguntit. Atau memang penguntit?

Wanderer membuat skenario pembunuhan di pikirannya, berbagai cara sadis telah tergambar di imajinasi. Sayangnya, yang dia bisa hanya mencaci maki dalam hati.

Iris ungu tua mengamati sang gadis. Wanderer heran kenapa gadis satu ini betah mendengar ocehan Mir yang seperti knalpot bocor.

[✨]

"Si Mir kenapa sih nempel sama [Name]?"

Gosip para gadis menarik perhatian Wanderer. Ia memasang telinga, mendengarkan lebih cermat.

"Denger-denger Mir ngejar [Name]."

"Bukannya udah di tolak?"

"Keknya Mir masih mau berusaha."

Wanderer tak tau kenapa rasanya terganggu mendengar gosip ini.

[✨]

"[Name], mau ke festival sama ku?"

"Mau."

"Tapi hanya kita berdua," Ia menggenggam tangan [Name], wajahnya mendekat. Memancarkan kesungguhan dari bola mata. "Hanya kau dan aku, tanpa yang lain."

𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang