A/N:
Update chapter lebih cepet kali ini coz chapternya emang pendek, nyahahaha...
Buat para Readers termasuk Silent Readers, thanks banget ya udah mampir buat baca ceritaku. Jangan kapok ikutin lanjutan ceritanya yaw...^_~
Voted+Comments akan sangat q nantikan 'n hargai but itu hak kalian, author ngangguk2 aj, Bwahahaha... >o<
Oh, saran+kritik juga q hargai, so jangan sungkan ^^
Lets Be Friends, Guys...
__________
Langit sudah gelap saat Haku sampai di depan gerbang rumahnya. Di saat itu ia melihat laki-laki yang terlihat mungkin berusia 26-27 tahun, keluar dari pintu rumah. Lelaki itu memiliki rambut berwarna pirang keemasan.
Ia mengenakan jubah hitam panjang yang terbuka sehingga pakaian yang ia kenakan dapat terlihat jelas. Lelaki itu mengenakan kemeja putih dan dasi warna hitam yang dimasukkan ke dalam rompinya yang berwarna biru tua. Dengan ditambah jaket berkerah sepanjang pinggul yang tidak dikancing. Jaket dihiasi dengan kancing dan gesper berwarna perak. Celana panjang berwarna biru tua dan sepatu bot hitam.
Haku yang kini berada di halaman rumah menghentikan langkahnya saat lelaki yang memiliki bola mata berwarna emas yang baru saja keluar dari dalam rumah Haku itu juga menghentikan langkah dan menatapnya.
Tidak berselang lama, lelaki itu kembali melangkah mendekati pria berambut putih tersebut dengan tersenyum. "Senang bertemu denganmu, Kohaku Nigihayami-kun*."
"Eh?" Haku sedikit terkejut dengan sapaan lelaki yang mengetahui namanya. Ia sedikit menundukkan kepalanya sebagai tanda membalas sapaan lelaki di depannya.
"Oh, di mana kesopananku? Aku belum mengenalkan diriku. Perkenalkan, Aku Ther Vasilis." Lelaki itu mengulurkan tangan yang kemudian disambut dengan tangan Haku.
"Aku ingin mengobrol lebih lama, tapi sayangnya aku masih ada urusan yang harus segera kutangani. Sampai bertemu lagi, Kohaku-kun." Ther Vasilis kemudian berjalan melewati Haku dan saat itu dengan suara berbisik ia melanjutkan, "Sayang sekali akhirnya mereka sudah mengetahui keberadaanmu."
Haku segera membalikkan badannya menatap Ther Vasilis yang semakin lama menjauh dan menghilang dari hadapannya. "Hah?"
"Haku?" terdengar suara Kanata yang membuat Haku segera mengalihkan pandangannya ke pamannya yang kini berada di pintu.
"Paman Kanata, aku tidak pernah melihat dia sebelumnya. Siapa dia? Ada urusan apa di sini?" tanya Haku berjalan mendekati pamannya.
Kanata terlihat memasang ekspresi terkejut melihat Haku. Ada sinar ketakutan di matanya. Ia segera mendekati keponakannya dengan wajah pucat. "Syalmu? Kenapa kau tidak mengenakan syalmu? Sejak kapan kau melepaskannya dan dimana?"
"Syal?" Haku terlihat bingung dengan sikap pamannya tersebut.
"Harusnya aku memberikan barang lain sebagai pelindung. Aku benar-benar ceroboh! Kemungkinan besar mereka telah menemukanmu." Kanata terlihat sibuk berbicara sendiri dan tenggelam dalam pikirannya.
"Apa maksud Paman?" tanya Haku yang tidak digubris oleh Kanata.
"Apa hari ini kau menemukan hal yang berbeda dari biasanya? Sesuatu yang aneh?"
"Hah? Paman, apa yang Pa—" belum sempat menyelesaikan kalimat tanyanya, tangan Haku ditarik dengan cepat oleh Kanata untuk segera masuk ke dalam rumah yang membuat Haku semakin bingung.
Haku benar-benar tidak mengerti mengapa pamannya bertindak seperti ini. Kanata terlihat sangat khawatir dan terlihat begitu serius. Haku yang kebingungan terus bertanya akan tetapi selalu mendapatkan jawaban hampa. []
__________
Trivia ^^ :
*-kun itu tambahan panggilan belakang di nama yang dipakai untuk orang yang lebih muda, anak atau remaja pria, dan dapat juga digunakan untuk wanita yang telah akrab.
See you next chapter...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXISTENCE [END]
Fantasy*Seri ke-1 The Existence Series* [15+] Pandangan orang-orang di tempat kelahirannya yang selalu menatapnya dengan sinis dan ketakutan, tanda lahir di punggung telapak tangan kirinya yang membuat dirinya dipanggil "Titisan Iblis" atau "Anak Pemb...