Setelah mengetuk beberapa kali dan tidak mendapatkan respon, Daichi membuka pintu ruangan. Haku terbelalak melihat isi ruangan di depannya. Ruangan yang luas dan besar, tapi terlihat begitu berantakan oleh buku-buku yang berserakan dan tumpukan kertas, baik di atas meja maupun lantai.
"Kelihatannya dia tidak ada," ujar Haku.
"Kita tunggu saja," kata Daichi memasuki ruangan dan berjalan menuju sofa panjang yang berada tidak jauh dari meja kerja di ruangan tersebut.
Melihat Daichi yang duduk nyaman di atas sofa membuat pria berbola mata biru langit itu akhirnya melakukan hal sama. Ia sedikit merapikan kertas dan buku yang berantakan di atas sofa tersebut untuk mencari tempat yang nyaman untuk didudukinya.
"Oi Haku, kekuatanmu apa?"
"Eh?" Haku terlihat bingung dengan pertanyaan yang diajukan kepadanya. Haku lalu mengingat perkelahiannya dengan Iblis Jomei. "E-es?" jawab Haku ragu.
"Wah, kamu ternyata pengendali elemen sihir?! Keren sekali, Haku!" puji Daichi tersenyum lebar. "Aku sama sekali enggak memiliki kekuatan elemen, padahal kalau aku punya akan lebih keren. Aku hanya dapat mengendalikan Familiar untuk bertarung."
"Familiar?" Haku memiringkan kepalanya dan memperlihatkan sinar mata yang terlihat kebingungan.
Daichi terdiam menatap Haku untuk beberapa detik. "Haku, apa kamu gak tahu apa-apa tentang Guardian?" Daichi lebih terlihat menyatakan dibanding bertanya. Tanpa dijawab Haku, Daichi sudah mengetahui jawabannya.
Tentu saja Haku tidak tahu banyak. Sangat minim malah. Ia baru saja bergabung dan mengetahui adanya keberadaan iblis dan Guardian serta lima dunia di sekelilingnya.
"Kurasa itu gak masalah. Kau bisa belajar mengenai Guardian saat kelas dimulai nanti," lanjut Daichi sembari menyilangkan kedua tangan di belakang kepala dan kakinya yang diluruskan bersantai di atas meja.
"Daichi, kamu kelihatan tahu banyak mengenai hal-hal Guardian."
"Dari dulu keluargaku membantu kegiatan Guardian yang membuatku terbiasa dengan semua hal menyangkutnya."
Daichi sedikit melirik ke arah Haku dan melihat tampang Haku yang penuh ketertarikan. Hal itu membuat Daichi tersenyum arogan. "Aku akan berbaik hati memberi sedikit pengetahuan mengenai Guardian padamu."
Daichi membenarkan posisi duduknya dan menatap Haku.
"Hm, pertama mengenai kekuatanku yaitu pengguna Familiar atau dalam dunia Guardian biasa dipanggil dengan Summoner. Para Summoner mengendalikan Familiar, yaitu Roh atau Iblis yang telah di kontrak dengan sukarela maupun dengan paksa untuk melayani summonernya melalui Soul Contract."
"Soul Contract?"
"Soul Contract itu semacam kontrak atau perjanjian yang dilakukan dengan sebuah ritual sihir dan diakhiri dengan sebuah segel. Hm, ritualnya mirip seperti adegan yang kamu lihat di pertunjukan hiburan."
"Ritual kontrak seperti di pertunjukan hiburan?" Haku berpikir mungkin yang dimaksud Daichi adalah acara-acara TV. Ia lalu mulai mengingat adegan-adegan ritual kontrak di beberapa anime, yaitu ciuman.
Haku terperanjat dari duduknya. "Eeeeh..., ja-jadi kamu menciu—"
Tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka dan Ther Vasilis memasuki ruangan. "Selamat datang! Aku sudah menunggu kalian," sapa Vasilis dengan tersenyum ramah.
Siapa menunggu siapa? sahut Haku dan Daichi dalam hati bersamaan.
Ther Vasilis berjalan menuju meja kerjanya dan duduk. Ia menggoyangkan jari telunjuknya, membuat beberapa kertas keluar dari tumpukan kertas lainnya yang berada di dekat lemari terbang menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXISTENCE [END]
Fantasy*Seri ke-1 The Existence Series* [15+] Pandangan orang-orang di tempat kelahirannya yang selalu menatapnya dengan sinis dan ketakutan, tanda lahir di punggung telapak tangan kirinya yang membuat dirinya dipanggil "Titisan Iblis" atau "Anak Pemb...