Reia berjalan mendekati genangan cairan hitam pekat dan mengambil sebuah batu kecil di sana. Batu yang sama ... lagi, ujar gadis itu dalam benaknya.
Ini sudah keempat kalinya ia menemukan benda tersebut setelah menghabiskan iblis yang masuk dalam 'Death List' pada Hermka miliknya. Batu yang tertanam dalam tubuh iblis yang dikalahkannya.
"Batu itu lagi?! Setiap misi target iblis yang kau kalahkan selalu meninggalkan batu itu. Sebenarnya itu batu apa?" tanya Longwei terbang disamping tuannya.
"Entahlah, tapi kekuatan yang terdapat di dalamnya sangat kukenal," jawab Reia tak melepaskan pandangannya dari batu tersebut. "Seperti kumpulan energi penuh kejahatan dan kegilaan yang terasa berat juga sesak."
"Miasma!" tebak Longwei terperangah dan dijawab dengan anggukan Reia.
Reia mengalihkan pandangannya pada sesuatu yang tidak terlalu jauh dari genangan di depannya itu. Seragam yang di penuhi debu hitam. Debu yang menjadi pertanda kematian iblis serta cairan hitam yang merupakan darah Ras Kegelapan. Seragam yang tidak lain adalah seragam Guardian Terra.
Seragam itu compang-camping akibat sayatan benda tajam atau lebih tepatnya akibat pedang milik Reia. Gadis itu mendekati seragam tersebut dan mengambil batu kecil yang tergeletak di bagian dada seragam—batu misterius yang sama dengan yang ditemukan di genangan hitam tadi.
Ia membersihkan batu tersebut dengan lengan bajunya sehingga benda yang menghitam akibat darah iblis tersebut memperlihatkan warna aslinya—batu kecil yang terlihat seperti batu spinel biru tua.
"Apa menurutmu batu itu ada hubungannya dengan perubahan dua Guardian Terra ini menjadi iblis?" tanya Longwei yang membuat Reia mengalihkan pandangannya sejenak ke arah seragam Guardian lainnya yang terletak agak jauh dari mereka—seragam yang tadinya dikenakan oleh iblis yang menjadi pemilik genangan darah hitam yang pertama.
"Aneh," kata Reia yang membuat Longwei tegang menantikan apa yang selanjutnya akan dikatakan oleh gadis itu.
"Bagaimana seorang iblis dapat berpura-pura menjadi Guardian tanpa ketahuan dan," lanjut Reia. "bagaimana bisa mereka mengubah diri mereka menjadi iblis tanpa memasuki Limbo? Khususnya di sini ... Terra."
Reia dan Longwei berada di halaman pabrik besar yang tidak digunakan lagi. Pertarungan yang terjadi antara mereka tidak berlangsung di Limbo melainkan tempat ini dan merupakan dunia normal.
Reia lalu berkata, "Tidak seperti Ayriauna, wilayah Terra masih terlindungi dari dimensi Limbo sehingga para iblis tidak mudah untuk masuk ke dunia Terra. Bahkan bila berhasil masuk, mereka tidak bisa menggunakan wujud asli dan kekuatan sepenuhnya, karena itu mereka memberikan perangkap pada target mereka untuk masuk ke dalam Limbo ... lalu kenapa sekarang mereka dengan mudahnya ... di Terra..."
Reia menghentikan ucapannya. Ia merasa bingung mengapa iblis kini dapat mengubah wujud mereka di luar Limbo, khususnya saat berada di dunia normal Terra. Terlebih lagi menyamarkan diri mereka sebagai Guardian Terra.
Apa dimensi Limbo pada Terra menguat? ... Atau mereka menemukan pintu yang tepat untuk membuka arah penyatuan dimensi kegelapan dengan dimensi dunia normal di Terra? pikir Reia dalam benaknya.
"Apa menurutmu mereka merupakan Soul Contract Ras Cahaya? Karena iblis hanya dapat berbaur dalam Dunia Cahaya bila menjadi Familiar mereka," timpal Longwei yang hanya mendapat respon kosong dari Reia yang sibuk dengan pemikirannya.
Longwei lalu melirik batu yang di pegang gadis itu. "Reia, apa tidak bahaya jika kau membawa batu seperti itu? Bahkan sekarang kau menyimpan 4 batu! Apa tubuhmu tidak akan terkena dampaknya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXISTENCE [END]
Fantasy*Seri ke-1 The Existence Series* [15+] Pandangan orang-orang di tempat kelahirannya yang selalu menatapnya dengan sinis dan ketakutan, tanda lahir di punggung telapak tangan kirinya yang membuat dirinya dipanggil "Titisan Iblis" atau "Anak Pemb...