"Hahahaha, kamu memang keren, Haku!" tawa Daichi memenuhi kamar pemuda berambut putih itu. Daichi tengah menertawakan kisah Haku yang melalui seminggu ini di Akademi Terra dengan penuh kejadian tidak mengasyikan bagi Haku, tapi bagi Daichi itu merupakan hiburan.
Kesalahan yang dilakukannya di hari pertama mendapatkan hukuman mengurus taman akademi selama 3 hari, tetapi hukuman itu malah menimbulkan masalah berikutnya.
Di hari Haku menjalankan hukumannya tersebut...
Haku yang tengah asyik membersihkan taman sembari bernyanyi-nyanyi kecil tanpa sengaja menabrak seseorang hingga terjatuh ke air mancur taman. Haku segera menoleh untuk melihat pria malang itu. Mata Haku membulat dan panik.
"Oh tidak! Ma-maafkan aku, Sensei!" ujar Haku cepat dengan berulang-ulang membungkukkan badannya.
Haku telah membuat Hayashi Ogino, guru pelajaran Penciptaan basah kuyup. Pria itu adalah salah satu guru yang ia lihat di Aula Tengah pada saat penyambutan murid baru. Guru tua itu memiliki badan yang sedikit membungkuk dan rambut putihnya terlihat sangat tipis. Tubuhnya kurus dan bentukan tulang muka dapat terlihat dengan jelas pada wajahnya, seperti tengkorak yang dilapisi oleh kulit manusia.
Haku segera bergerak untuk membantu Hayashi keluar dari air mancur taman, akan tetapi guru tersebut hanya panik seperti orang gila dan kesal sendiri saat melihat salah satu barang eksperimen yang dibawanya rusak akibat tercebur dalam air.
Hayashi segera keluar dari air mancur saat eksperimennya yang rusak mulai menyala. Guru tua itu terlihat mengayunkan tangannya, mengeluarkan mantra sihir pelindung pada tubuhnya dan Haku.
DUAR!
Ledakan terjadi yang menyebabkan air mancur mengeluarkan air besar seperti air pemadam kebakaran. Taman indah berubah menjadi ladang hangus. Itu berarti hukuman yang lebih berat bagi Haku.
"Kesialanku bertambah lagi!" gumam Haku pelan dan tiba-tiba menjadi lemas.
Masalah yang ditimbulkan tidak berakhir hanya di kejadian tersebut. Haku mengulang kesalahan yang sama di pelajaran yang sama, Elemen Sihir dan Mantra Sihir. Rentetan masalah yang ditimbulkan akhirnya membuat Haku tidak bisa bergabung dengan Kelas 2-E dalam dua mata pelajaran tersebut. Selain itu, Haku menjalani hukuman dengan membersihkan Gedung Perpustakaan serta mereview beberapa buku sebagai ganti dua mata pelajaran yang tidak boleh ia ikuti.
Sesuai dengan ucapan Kim Yuu Rii atau gadis yang dipanggil Yuri itu, Haku menjadi selebriti di Akademi Terra, tetapi tentu saja bukan karena deretan prestasi, melainkan deretan masalah yang ia ciptakan.
Mengingat segala rentetan kesialan yang dialami Haku, Daichi tertawa terpingkal-pingkal di atas kasur yang membuat Haku sebal. "Ya, ya, tertawalah sepuasnya. Senangnya dapat menghiburmu, Daichi Matsuyama-sama," ujar Haku datar.
Haku yang kini berbusana bebas, mengambil syal merah yang terlipat sangat rapi di atas meja belajarnya. Ia lalu mengalungi lehernya dengan syal tersebut.
"Kamu tahu, musim sudah berganti. Sudah sama sekali enggak dingin, Haku-chan. Kenapa kamu selalu menggunakan syal itu?" tanya Daichi saat tawanya mereda. Pemuda itu segera bangkit dari kasur dan mendekati Haku. "Oooohhh, apa itu dari pacarmu?" goda Daichi menyikut-nyikut lengan Haku.
Haku mengernyitkan dahi, kemudian ekspresi itu segera berubah menjadi senyuman jahilnya. "Kurasa aku menang satu hal. Barang ini pemberian seorang gadis dan kamu enggak memiliki barang pemberian gadis mana pun, kan? Kelihatannya aku lebih populer, Daichi-kun."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXISTENCE [END]
Fantasy*Seri ke-1 The Existence Series* [15+] Pandangan orang-orang di tempat kelahirannya yang selalu menatapnya dengan sinis dan ketakutan, tanda lahir di punggung telapak tangan kirinya yang membuat dirinya dipanggil "Titisan Iblis" atau "Anak Pemb...