Mata mereka saling bertaut. Keheningan sejenak berlangsung. Reia menatap pemuda di depannya dengan tatapan bingung bercampur kaget, sedangkan Haku memperlihatkan wajah semringahnya. "Ternyata memang benar kamu! Aku benar-benar enggak menyangka bisa bertemu denganmu saat beratapkan langit yang cerah. Biasanya kita selalu bertemu di Limbo."
Bilang saja dunia normal! Apa-apaan itu 'beratapkan langit yang cerah'?! Reia merasa geli pada perumpamaan yang digunakan Haku.
Haku melepaskan pegangannya dari lengan Reia dan kini menatap air mancur yang terlihat sangat indah. "Enggak disangka kita akan bertemu karena melihat Pelangi Takdir."
Reia terdiam bingung dan hal itu disadari Haku. Pemuda itu lalu menunjuk air mancur dan menceritakan mengenai tarian air tersebut. Pelangi Takdir? Apa orang-orang di sini tidak dapat memikirkan nama yang lain? sindir Reia dalam hati sembari menatap air mancur yang kini berubah normal.
Reia kembali menatap Haku yang terdiam. Walaupun dalam sinar mata Haku. "Apa kau bergabung dengan Akademi Terra?" tanya Reia mencoba ramah. Haku menatapnya dan mengangguk sambil tersenyum. "Tidak berjalan lancar, ya?"
Mata Haku membesar karena terkejut. "Apa kamu punya kekuatan meramal?" tanya Haku yang membuat Reia menyunggingkan senyuman miring dan menggeleng. "Lalu bagaimana kamu bisa tahu?"
"Wajahmu," jawab Reia.
Haku menghela napas panjang. "Apa aku begitu mudah dibaca?" kata Haku yang kembali tersenyum.
Pemuda itu lalu menyadari sesuatu. Hal yang seharusnya dilakukan dari dulu, tapi selalu kehilangan kesempatan.
"Aku tahu ini sudah terlambat, tapi aku harus tetap melakukannya seperti orang-orang normal pada umumnya," ucapnya yang membuat Reia menatapnya bingung. "Aku Haku. Kohaku Nigihayami. Apa aku boleh tahu namamu, Guardian misterius dari dunia seberang yang telah menyelamatkan hidupku 2 kali?" Haku menjulurkan tangan kanannya dengan tersenyum.
Reia menatap tangan yang terjulur menunggu balasan dari tangannya. Matanya kini beralih menatap mata biru langit Haku. Reia menjabat tangan Haku.
"Reia ... Reia Crescentia," jawab gadis itu kemudian memberikan senyuman kecil.
Haku tersenyum lebar dan memperlihatkan deretan giginya yang putih. "Apa kamu sudah makan?" tanya Haku penuh semangat. "Aku sangat lapar. Ayo kita makan bersama! Aku akan mentraktirmu."
Reia terus terdiam menatap Haku yang kini sibuk menceritakan tempat makan yang enak, yang tidak lain adalah Kafe Rainbow. Saat ia akan angkat suara untuk menolak, Reia merasakan ada yang sedang mengawasi mereka. Mata Reia segera menyapu sekelilingnya dengan tetap memasang ekspresi tenang.
Mata Reia terhenti pada salah satu sudut taman yang dipenuhi pepohonan rindang, jauh dari jarak mereka. Pandangannya kini kembali pada Haku. Kau memiliki kehidupan yang sangat sibuk, Bung, sindir Reia dalam hatinya yang bisa menebak apa yang akan terjadi pada pemuda di depannya tidak lama lagi.
"Ayo!" Haku menarik pergelangan tangan kanan Reia untuk menuntunnya menuju Kafe Rainbow yang berada tidak jauh dari taman ini tanpa memperdulikan Reia menerima ajakannya atau tidak.
Beberapa saat selama berjalan, entah disadari atau tidak oleh Haku, tangannya masih menyeret gadis di belakangnya. Reia yang terdiam menatap tangan Haku di tangannya lalu beralih pada kepala Haku yang membelakanginya.
"Raku, apa kau tidak mengalami kejadian aneh lagi? Misalnya bertemu iblis?"
"Namaku Haku ... dan enggak. Setelah kejadian dengan Iblis Jomei, kehidupanku baik-baik saja. Kurasa berkat syal yang kamu berikan ini aku jadi selalu aman. Ah, apa kamu mau mengambil syal ini kembali?" Haku menoleh ke belakang dan melihat gelengan kepala dari Reia.
"Apa kau tinggal di asrama akademi?"
"Iya, tapi hari ini aku dapat kembali ke rumah."
Reia mendengus pelan. Apa tingkat keberuntunganmu itu nihil?! Di saat seperti ini malah tidak berada di sekitar para Guardian yang bisa melindungimu. Ini jelas-jelas bukan urusanku. Apa aku katakan saja kalau ada bahaya yang sedang mengincarnya? Atau aku pergi saja? Agh! Aku benci situasi seperti ini! Reia sibuk berdiskusi sendiri di otaknya.
Buk!
Lamunan Reia terhenti saat Haku menabrak seorang pria. "Maaf," ucap Haku segera yang hanya digubris dengan gerakan tangan pria itu yang menandakan tabrakan tadi bukan masalah. Pria itu melanjutkan langkahnya. Saat pria itu melewati Reia, walaupun wajahnya sulit dilihat karena tutup kepala jaket yang ia kenakan, gadis itu dapat melihat senyum mengerikan terukir di wajah pria tersebut.
Merasakan sesuatu yang janggal, pandangan Reia tetap melekat pada pria bertubuh kekar dan jangkung itu. Di saat Reia terfokus pada pria mencurigakan itu, Haku melihat kain kecil berwarna merah darah berada di dekat kakinya yang membuatnya mengurungkan niat untuk kembali bergerak.
"Kurasa pria tadi menjatuhkan sapu tangan ini," ujar Haku mengalihkan perhatian Reia. Kain merah itu memiliki gambar mata. Gambaran yang sepertinya dibuat dengan tinta hitam yang masih terlihat basah. Haku melepaskan tangan Reia dan akan memungut kain merah tersebut.
"Jangan!" Reia segera bergerak untuk menghentikan Haku, tetapi terlambat. Tangan Haku telah memegang benda tersebut tepat pada bagian gambar saat tangan Reia menyentuh punggung pemuda itu. Muncullah sinar hitam membentuk lingkaran membungkus mereka berdua dan seketika sinar itu menghilang membawa mereka.
To Be Continued...
_________________
Trivia ^^:
Wah dh lama gk nulis trivia...berhubungan part ini berjudul nama,trivia kali ini akan membahas nama pemeran utama cerita The Existence.
--> Kohaku Nigihayami atau Haku. Bagi penggemar cerita studio ghibli,anime movie yg judulnya Spirited Away, pasti gak asing sama nama ini. Yuph! Q terinspirasi pake nama hero di anime tuh karena terdengar keren m arti Haku sendiri yang berarti putih, selain itu juga dari tokoh Haku di Naruto yg dulu kurasa keren (dulu sekali! - Ide cerita The Existence lahir 2 tahun yang lalu, 2013). Nama pemeran disini berasal dari nama Nigihayami Kohaku Nushi. Awalnya nama hero di cerita ini q beri nama Kyousuke.
--> Reia Crescentia. Panggilan Reia sebenarnya plesetan dari nama Ray yg berarti sinar. Q pilih nama itu karena kehadiran Reia yg seperti sebuah petunjuk/arahan dalam petualangan hidup Haku yg penuh misteri dan kegelapan. Crescentia sendiri berarti berbentuk bulan sabit/bulan dalam bahasa latin.
_________________
A/N:
Maaf part ini pendek karena y emang rus pendek wkwkwk...part berikutny bakal kembali panjang seperti biasa ^^ ... Di kelanjutanny q bakal lebih membuka sifat si Haku dan Reia agar Readers bs lebih kenal m karakter mereka...okeh q dh terlalu banyak ngomong jadi cukup sampe disini...
See you next chapter...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXISTENCE [END]
Fantasy*Seri ke-1 The Existence Series* [15+] Pandangan orang-orang di tempat kelahirannya yang selalu menatapnya dengan sinis dan ketakutan, tanda lahir di punggung telapak tangan kirinya yang membuat dirinya dipanggil "Titisan Iblis" atau "Anak Pemb...