Ther memiringkan kepalanya yang tengah beralaskan sofa empuk. "Sejujurnya aku tidak keberatan berbicara dalam posisi seperti ini ... tapi, bila terlalu lama aku khawatir pembicaraan kita terganggu dan menjadi kegiatan yang jauh lebih menyenangkan," godanya sembari tersenyum nakal.
Reia tersadar posisi mereka dan segera beranjak dari atas tubuh Ther. "Seingatku kegiatan menyenangkan bagimu adalah kegiatan yang melibatkan darah dan penyiksaan," balas Reia menatap Ther dengan tersenyum sinis.
Ther lalu membenarkan posisi duduknya di sofa dengan sedikit merapikan kemeja putih berlengan panjang yang dipadukan dengan kardigan cokelat tua berlengan pendek yang dikenakannya. "Aku tersanjung kau masih mengingat diriku di masa lalu. Aku pasti memberikan kesan yang mendalam padamu."
Reia terlihat jengah dengan basa-basi yang berlangsung. "Ada apa? Kau pasti tidak akan meminta ucapan terima kasih karena membantuku masuk ke Terra secara diam-diam, kan? Pasti ada sesuatu yang sangat penting yang ingin dibicarakan sehingga kau datang menemuiku secara langsung."
"Aku datang untuk meminta bantuanmu," sahut Ther menatap Reia. Senyum tak pernah hilang dari pria yang menjadi Wakil Kepala Sekolah Akademi Terra itu. "Tenang saja, aku tahu kau hanya menerima perintah dari Auster-san, karena itu aku meminta ijin darinya untuk meminjamkanmu padaku ... Lebih tepatnya, kekuatan matamu."
Reia terdiam. Ia melihat Ther mengeluarkan benda dari saku bajunya. Benda yang berbentuk seperti kartu nama yang ia letakkan di atas meja. Kartu sekeras besi itu terlihat mengeluarkan sinar yang menciptakan layar hologram yang kini menampilkan profil pemuda yang dikenal Reia-Kohaku Nigihayami.
Ther menjelaskan mengenai Haku yang sepenuhnya diketahui oleh Reia sehingga gadis itu bosan mendengarkannya, tetapi tetap memasang ekspresi datar menatap layar sehingga Ther tidak akan tahu apa yang dirasakan Reia saat ini.
"Aku membutuhkan bantuanmu untuk mengawasi pemuda ini," kata Ther.
Reia mendengus mengejek lalu beralih menatap Ther. "Wow Ther, apa Guardian Terra kehabisan pekerja sehingga kau membutuhkan orang dari dunia seberang untuk menjadi baby sitter anak ini?"
Ther tetap tersenyum seakan tidak terganggu oleh komentar sarkastis Reia. Pria itu menunjuk layar yang kini menampilkan sosok Aludra dan Rooker. "Berdasarkan laporan, dua sosok yang merupakan kelompok dibawah naungan Conquistador, yaitu Alistair diketahui berada di Terra. Jumlah orang-orang hilang yang terus bertambah merupakan ulah mereka yang sepertinya ingin mengumpulkan tubuh maupun jiwa Ras Cahaya untuk melakukan atau membuat sesuatu.
"Bahkan Ras Iblis kini dapat berbaur dengan mudah dalam Dunia Cahaya dengan penampilan yang sulit diduga. Hal ini dibuktikan dengan menghilangnya dua Guardian yang kini ditemukan hanya dengan seragam yang berlumuran darah Iblis," lanjut Ther menatap Reia karena pria itu tahu siapa yang bertanggung jawab atas kematian dua Guardian Terra tersebut, yang tidak lain adalah ulah Reia.
"Tentu saja Dua Guardian Terra yang berubah menjadi Iblis itu hanya aku dan beberapa bawahanku yang mengetahuinya. Guardian Terra lainnya hanya mengetahui masalah seragam yang berlumuran darah Iblis. Mereka tidak mengetahui bahwa darah Iblis berasal dari tubuh kedua Guardian itu."
Reia mengeluarkan sesuatu dari inventory Hermka miliknya-kotak kaca kecil yang menyimpan sebuah Batu Atropes di dalamnya. "Untuk sedikit membantumu. Batu ini selalu kutemukan setiap menghabisi Iblis yang terasa berbeda dibandingkan Iblis lainnya dan salah satunya adalah kedua Guardian Terra yang kau bicarakan."
Reia melipat tangan di bawah dada dan melanjutkan, "Dari informasi yang kudapatkan, batu ini disebut Batu Atropes. Batu yang memiliki kemampuan untuk mengubah Ras Cahaya menjadi Ras Kegelapan seutuhnya yang dapat dikendalikan oleh pemilik batu tersebut. Dengan kata lain, pembuat tentara yang ampuh bagi Ras Kegelapan."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXISTENCE [END]
Fantasy*Seri ke-1 The Existence Series* [15+] Pandangan orang-orang di tempat kelahirannya yang selalu menatapnya dengan sinis dan ketakutan, tanda lahir di punggung telapak tangan kirinya yang membuat dirinya dipanggil "Titisan Iblis" atau "Anak Pemb...