Iblis itu hanya tertawa melihat Haku yang begitu kebingungan. "Bagaimana seorang darah campuran, Nephilim, sepertimu bisa berada di sisi para manusia? Kamu hanya akan membuat mereka takut dan berada dalam bahaya."
"Nephilim?" Haku yang benar-benar tidak mengerti.
Nephilim? tanya gadis itu dalam hati dan segera menatap pria muda di sampingnya dengan perasaan terkejut. Anak ini ... Nephilim?
"Hahaha, kamu benar-benar tidak tahu apa-apa, Nephilim? Kurasa penjagamu selama ini tidak pernah menceritakan apa-pun tentang dirimu dan orangtuamu. Dia berhasil menyembunyikan keberadaanmu selama ini, tapi kami berhasil menemukanmu sekarang!" Iblis kadal itu terlihat begitu menikmati kecemasan bercampur ketakutan yang dirasakan Haku.
Di tengah Haku yang terselimuti perasaan berkecamuk, gadis itu mulai memperhatikannya dengan seksama. Tatapannya seakan mencoba mengenali seseorang.
Dia terlihat tidak asing. Apa aku pernah bertemu dengannya? tanyanya dalam hati, lalu ia dengan cepat membuang pandangannya. Tidak, tidak! Mana mungkin aku pernah bertemu dengan makhluk Terra, lanjutnya terus berbicara dalam hati.
Tidak mau menghabiskan waktu lebih lama, gadis tersebut berjalan mendekati iblis kadal di depannya.
"Oi...," panggil Haku yang khawatir dengan gadis tersebut. "Iblis itu berbahaya, kamu bisa terluka!" Haku akan memegang gadis itu untuk menariknya, tetapi ia terhenti saat melihat gadis tersebut mengeluarkan dua pedang pendek dari sarung senjata di belakang pinggulnya.
"Memang berbahaya. Golongan iblis seperti dia lebih sering kami panggil dengan sebutan Legiun, para tentara iblis yang bekerja di bawah iblis berkekuatan yang jauh lebih tinggi," kata gadis itu pada Haku tanpa mengalihkan pandangannya dari iblis di depannya.
Haku sempat terlihat bingung dan terdiam hingga ia menyadari sesuatu. "Jadi kamu mengerti bahasaku? Kenapa gak mengatakan apa-apa dari tadi?" tanya Haku terlihat sedikit kesal pada gadis yang masih membelakanginya. Gadis itu tidak menggubris dan hanya memutar bola mata mendengarkan Haku.
"Aku tidak menyangka telah membawa Guardian saat menarik Nephilim ini ke Limbo. Apa kamu Guardian yang bertugas menjaganya?" tanya Iblis itu membuat si gadis segera mengarahkan pandangan ke arah musuhnya.
Guardian? bisik Haku dalam hati sembari menatap gadis berambut hitam itu.
"Tidak ada hubungannya denganku," jawab gadis yang dipanggil Guardian itu tenang.
Gadis itu mengangkat pedang pendek di tangan kanannya ke arah wajah Legiun tersebut, kemudian menutup kedua matanya. Saat ia kembali membukanya, bola mata yang tadinya berwarna merah kini berubah. Pupilnya berwarna merah, sedangkan iris matanya berwarna abu.
Ia segera berlari ke arah Legiun tersebut yang disambut dengan serangan cairan hijau yang terus menerus dikeluarkannya karena gadis itu dapat dengan mudah menghindar dan terus mendekati dirinya.
"Kamu bukan tandinganku, Guardian!" teriak Legiun tersebut mengeluarkan serangan lidahnya ke arah gadis yang tiba-tiba menghilang berubah menjadi asap hitam dengan cepat dari hadapannya.
Gadis itu muncul di belakang sang iblis dengan mengayunkan pedang di tangan kanannya dan menancap punggung atas Legiun. Gadis itu membawa tancapan pedangnya terus menurun hingga punggung tengah bagian belakang yang membuat sang Legiun mengerang kesakitan.
Tepat saat kaki si gadis menyentuh tanah, Legiun kadal itu menggerakkan tangan kanannya hingga berputar, membalikkan badannya untuk mencakar sang gadis. Gadis itu menghindari serangan tersebut tepat pada waktunya dengan menunduk. Dengan cepat si gadis mengayunkan pedang di tangan kirinya pada perut Legiun dengan horizontal. Setelah itu, sang gadis segera melompat berguling ke belakang hingga berjarak beberapa langkah dari ras kegelapan di depannya.
Legiun kadal memegangi perutnya yang kini bercucuran cairan hitam pekat. Ia berteriak kesakitan dan kini bertekuk lutut.
"Rest in peace, Legiun," ujar gadis itu mengayunkan kedua pedangnya untuk menghilangkan darah iblis yang menempel di senjatanya. Ia lalu memasukkan kedua pedang pendek itu ke dalam sarung senjatanya.
Tepat saat itu, Legiun kadal tersebut merasakan hal yang aneh pada tubuhnya. Luka yang dibuat gadis itu terlihat membesar hingga akhirnya badan Legiun tersebut terbelah menjadi dua. Seketika, kematian pun menyambut Legiun tersebut.
Melihat apa yang terjadi di depannya, Haku tidak bisa berkata-kata. Mulutnya hanya sedikit terbuka karena terkejut dan tidak percaya dengan apa yang telah ia saksikan. Melihat potongan tubuh iblis kadal itu membuat perut Haku seperti berputar dan melilit, membuatnya ingin muntah.
"Longwei!" panggil gadis itu yang kemudian muncul sinar kecil berkilauan berwarna hijau di depannya. Dari sinar tersebut muncul makhluk kecil sebesar telapak tangan manusia.
Makhluk kecil itu memiliki rambut panjang berwarna hijau limau dengan menggunakan pakaian berwarna hijau dan hitam. Perawakannya seperti manusia pada umumnya, namun ia memiliki ekor yang terlihat seperti ekor naga dan telinga kuda.
Makhluk kecil bernama Longwei itu lalu menangkupkan kedua telapak tangannya dan kembali membukanya yang memunculkan sebuah pentagram berwarna hijau muda yang bersinar dan bergerak ke arah mayat iblis kadal. Seketika, iblis tersebut menghilang menjadi kilauan sinar hijau bersamaan hilangnya pentagram sihir.
"Setidaknya kalau mau memberikan bangkai iblis, kau membunuhnya dengan keadaan utuh bukan terpotong-potong seperti ini. Sebenarnya kau niat atau tidak, sih, memberikannya kepada Trisha?!" ujar Longwei menatap dengan curiga.
"Tenang saja," timpal si gadis mengibas tangannya dengan malas. "Asal mendapat iblis mati untuk digunakan sebagai eksperimen, gadis kucing itu tidak akan berkomentar apa-apa. Malah dia seharusnya berterima kasih aku mau melakukan hal ini disela-sela pekerjaanku dan memberikannya souvenir."
Longwei hanya mendesah mendengar jawaban tuannya itu. "Jadi misi apa yang akan kita lakukan di Terra?" tanya Longwei belum menyadari keberadaan Haku.
Bersamaan dengan pertanyaan Longwei, perhatian si gadis tertuju pada darah Legiun yang ia kalahkan tadi. Ia yakin melihat sesuatu yang sempat berkilauan di sana. Gadis itu mendekati genangan darah di depannya untuk melihat apa yang tersembunyi pada cairan kental nan hitam pekat itu.
Gadis itu melihat batu kecil berwarna hitam yang entah memang memiliki warna seperti itu atau mungkin disebabkan terlumuri oleh darah sang Legiun. Dengan terlihat enggan gadis itu memungut batu kecil tersebut.
Wajah gadis itu terlihat sekali tidak nyaman dengan benda yang tengah berada di tangannya. Benda apa ini? Kekuatan kegelapan di dalamnya tidak biasa. Ini seperti...
To Be Continued...
_________________
Mulmed: Thats si mungil karakter baru cerita ini, Longwei. Kurang lebih penampilannya seperti itu ^_^
_________________
A/N:
Thanks udah ikutin cerita The Existence ini ^^ . Voted+Comments akan sangat membuat author bahagia dan semangat buat nulis lanjutan cerita ini. Saran+Kritik juga akan sangat membantu coz author masih pemula dalam menulis. Jangan lupa ikutin terus ceritanya ya ^_~
See You Next Chapter....
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXISTENCE [END]
Fantasía*Seri ke-1 The Existence Series* [15+] Pandangan orang-orang di tempat kelahirannya yang selalu menatapnya dengan sinis dan ketakutan, tanda lahir di punggung telapak tangan kirinya yang membuat dirinya dipanggil "Titisan Iblis" atau "Anak Pemb...