36-INSIDEN ITU (part 1)

2.8K 255 40
                                    

     Enam tahun yang lalu. Sebuah peristiwa mengubah kehidupan Haku. Di area tepi sungai sore itu, di Desa Itou. Kohaku Nigihayami yang berusia 10 tahun tengah berlutut dan menunduk melindungi anak anjing di pelukannya. Menjaga si anjing kecil dari lemparan batu-batu yang berdatangan ke arah mereka yang berasal dari sekumpulan anak laki-laki seusianya.

     "Oi Titisan Iblis, kurasa nasibmu sama dengan anak anjing itu. Dibuang oleh orangtua!" seru salah satu anak yang disambut tawa anak lainnya.

     "Jangan sombong karena kamu berasal dari keluarga Nigihayami! Kamu malah menjadi aib bagi mereka," sela anak lainnya.

     "Hentikan!" bentak Haku pada anak-anak yang terus melemparkan batu hingga tubuhnya penuh dengan luka.

     "Dimana kehebatanmu yang biasanya? Kenapa kamu diam saja?" tantang salah satu anak yang tidak berhenti melemparkan batu.

     Haku bisa saja menghajar mereka seperti yang biasa ia lakukan bila dirinya diganggu, tapi kali ini ia harus melindungi anak anjing yang berada dalam dekapannya.

     "Kami tahu apa yang kamu sembunyikan di balik sarung tangan di tangan kirimu itu. Perlihatkan kekuatan Iblismu pada kami. Apa tangan Iblismu itu enggak ada gunanya?" Sekali lagi tawa pecah di antara anak-anak itu.

     "OI! Apa yang kalian lakukan di sana?!" Terdengar suara lantang di belakang mereka yang membuat seluruh mata beralih pada anak laki-laki dengan rambut hitam belah tengah. Anak itu tengah berdiri di ujung atas anak tangga yang menjadi penghubung area tepi sungai dengan jalanan utama.

     "I-Ichiro Nigihayami!" seru salah satu anak terlihat gelisah.

     "Anak pembawa kutukan itu hanya aku yang boleh menyiksanya. Bukankah aku pernah mengatakan itu pada kalian? Enyah dari sini!" tegas Ichiro dengan tatapan dingin yang membuat anak-anak itu segera berlari meninggalkan lokasi.

     Haku dan Ichiro saling diam bertukar pandang dengan tatapan yang tidak bersahabat. Kelihatannya Haku tidak tahan dengan kesunyian yang terjadi sehingga dirinyalah yang mulai bersuara. "Apa?" tanyanya tanpa sengaja terdengar ketus.

     Ichiro masih terdiam dengan tatapan dinginnya. Beberapa detik kemudian ia meladeni Haku. "Apa selalu terlibat masalah adalah hobimu?" Mendengar itu wajah Haku mengernyit. Hening kembali datang.

     Ichiro bergerak membelakangi Haku. "Sebelum berusaha melindungi yang lain, belajarlah melindungi dirimu sendiri. Dasar bodoh!" ujar Ichiro.

     Haku mengerucutkan bibirnya dan memasang wajah sebal. Anak berambut putih itu lalu membuang muka dari Ichiro. "Bukan urusanmu!" gumam Haku yang sebenarnya malu karena telah ditolong oleh sepupunya itu. Ia tahu seharusnya saat ini ia berterima kasih, tapi harga diri Haku melarang dirinya untuk melakukan hal tersebut.

     Ichiro menatap Haku dari balik bahunya. Untuk beberapa detik bola mata hitamnya memperhatikan luka yang menghiasi tubuh Haku dan pakaiannya yang kotor akibat diganggu oleh anak-anak nakal tadi. "Urus lukamu itu! Jangan sampai orang rumah melihatnya. Aku tidak mau ada masalah lagi."

     Haku menoleh untuk menatap Ichiro dan membalasnya, tetapi sepupunya itu sudah melangkahkan kaki meninggalkan Haku.

     Haku kembali mengarahkan pandangan ke anak anjing yang berada di tangannya. Haku tersenyum, akan tetapi sang anjing mungkin merasakan kesedihan dan sakit yang tengah dirasakan Haku sehingga anak anjing itu terus mengeluarkan suara tangisan dan menjilati pipi anak berambut putih itu. "Tidak apa-apa. Aku akan melindungimu," kata Haku tersenyum manis.

     Tak lama kemudian terdengar suara derap langkah kaki yang berlari mendekati Haku. Haku berbalik dan melihat seorang gadis seumuran dengannya. Gadis itu berambut panjang terurai berwarna cokelat gelap.

THE EXISTENCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang