Ledakan kecil terjadi di kelas Mantra Sihir. Kelas yang diikuti Haku setelah kelas Elemen Sihir berakhir. Keputusan Momo Sakuragi memilih Haku untuk mempraktekkan salah satu mantra sihir ternyata salah dan menyebabkan kejadian ini terjadi.
Mantra sihir yang diajarkan untuk dilakukan saat ini adalah mantra untuk mengikat musuh, akan tetapi mantra itu berubah total saat Haku mengeluarkannya dan menjadi ledakan yang menyebabkan kelas yang besar itu berantakan.
Untungnya saat Haku mempraktekkannya, para murid 2-E tidak berada di kursi mereka, melainkan berada di dekat Momo sehingga nasib mereka tidak sama dengan meja dan kursi kelas yang kini hanya tersisa menjadi puing-piung tak berbentuk. Mantra sihir pelindung yang diaktifkan Momo melindungi para murid dan dirinya sendiri dari ledakan mantra Haku.
"Puah!" Haku mengeluarkan asap cokelat kehitaman dari mulutnya. Tubuhnya begitu kotor karena asap dan debu-debu akibat ledakan yang dibuatnya. Haku terdiam mengerjapkan mata dengan cepat karena bingung atas apa yang baru saja terjadi. Ia lalu menoleh ke arah sang guru cantik.
"Kurasa aku gagal, hahaha ... Ma-maaf." Haku menggaruk belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal dan tertawa dengan gugup.
Momo Sakuragi terlihat masih terkejut. Sesaat kemudian ia menghilangkan mantra pelindungnya dan menghela napas panjang. "Kelas hari ini sampai di sini. Sampai jumpa di pertemuan berikutnya," ujar Momo tersenyum begitu manis lalu beranjak mendekati Haku.
"Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Lain kali mungkin kau akan bisa melakukan mantra sihir dengan benar," kata Momo tersenyum pada Haku dan meninggalkan ruang kelas.
"Pembuat masalah!" cetus Azumi Kikuchi saat berjalan melewati Haku dan disusul oleh acungan jempol dari Arata Kikuchi serta cengirannya yang entah sebagai tanda penyemangat atau malah sebagai pengejek.
"Bodoh!" kini Jun Tomohiko yang berkata saat melewati Haku.
Murid yang lain hanya berlalu meninggalkan Haku, sedangkan Kim Yuu Rii terlihat tertawa kecil dan mengatakan, "Haku, kau akan menjadi terkenal di akademi ini." Dan ia pun berlalu.
Haku mendesah panjang dan terlihat lelah. Kurasa akan sulit mendapatkan teman di akademi ini.
"Wow, Haku itu keren sekali! Siapa menyangka kamu akan meledakkan kelas ini. Hahaha..." Daichi datang mendekati kawannya dengan wajah ceria dan meninju kecil bahu Haku.
Haku hanya membalas Daichi dengan tersenyum. Setidaknya ia masih memiliki Daichi sebagai kawannya. Itu sudah cukup bagi Haku untuk tetap nyaman dan semangat menjalani kelas di akademi ini.
Di saat itu Clovis Gustave mendekati mereka. "Kurasa anggapanku yang menganggapmu sebagai siswa spesial karena Ther Vasilis mengantarmu di asrama adalah kesalahan. Aku yakin Vasilis-sensei mengantarmu karena kau adalah siswa yang ceroboh dan berbahaya," kata Clovis.
"Hei Alien Empat Mata, jangan sembarangan bicara! Memang kamu siapa beraninya mengatakan itu pada Haku!" geram Daichi.
"Pantas saja kalian berteman. Kalian memang cocok. Pecundang," tukas Clovis membenarkan posisi kacamatanya.
"Apa kamu bilang? Kamu benar-benar mencari masalah, HAH!!" bentak Daichi yang tidak dipedulikan Clovis dan pria berambut violet muda itu terus berjalan meninggalkan Daichi dan Haku. "HEI...! Kembali kamu! Dasar Alien Empat Mata!!!" Daichi kini mengacungkan jari tengahnya ke arah Clovis yang sudah menghilang.
"Jangan dipedulikan, Haku! Dia memang pengganggu!" kata Daichi terlihat kesal dan Haku hanya tersenyum senang melihat ada orang yang membelanya. Tepat saat itu, Shuichi Isao melewati mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXISTENCE [END]
Fantasi*Seri ke-1 The Existence Series* [15+] Pandangan orang-orang di tempat kelahirannya yang selalu menatapnya dengan sinis dan ketakutan, tanda lahir di punggung telapak tangan kirinya yang membuat dirinya dipanggil "Titisan Iblis" atau "Anak Pemb...