Haku duduk di depan meja belajar dengan pandangan menerawang keluar jendela kamarnya yang tengah terbuka. Tangan kanannya tengah sibuk menghentak-hentakkan pensil yang dipegangnya ke atas sebuah buku gambar.
Haku tengah mengingat kembali kejadian kemarin malam di tempat kerja Kanata saat penyerangan Jomei dan pasukannya. Ia mempelajari sesuatu dari pengalamannya atas perubahan Limbo ke dunia normal, yaitu kejadian di Limbo tidak berpengaruh terhadap lingkungan di dunia nyata atau normal. Kanata juga terlihat tidak mengingat apa pun mengenai dirinya yang bisa masuk ke dalam Limbo, atau setidaknya itu yang Haku simpulkan.
Haku beralih mengarahkan tatapannya pada sebuah nama yang ia tuliskan di atas kertas pada buku gambar. "Ther Vasilis..." Haku kembali membaca nama tersebut.
Ia sedikit memiringkan kepalanya karena berpikir dan mulai mengoceh sendiri, "Untuk mengetahui Ther Vasilis yang disebutkan gadis Guardian itu adalah Ther Vasilis yang kutahu, maka aku harus menanyakan tentang laki-laki itu pada paman."
Haku lalu menjatuhkan kepalanya di atas meja. "Aku harus menggunakan kalimat apa agar paman tidak curiga dan menjadi khawatir? Selain itu, apa benar menceritakan masalahku pada lelaki bernama Ther Vasilis itu adalah hal yang tepat?"
Haku segera bangkit dari kursinya dengan wajah cemas. "Bagaimana jika ia menganggapku gila atau malah menangkapku untuk menjadi bahan uji coba laboratorium?"
Ia menggelengkan kepala dan mengepalkan tangan kanannya yang dibawa ke depan dadanya. "Tidak! Gadis Guardian itu pasti memang benar dan ingin menolongku. Aku benar-benar bukan pria sejati bila meragukan penyelamatku!" ujarnya.
Dengan sinar mata yang terlihat penuh kemantapan dan tekad, Haku berlari meninggalkan kamarnya sembari terus memanggil-manggil pamannya.
"Haku, ada apa berisik sekali? Jaga sikapmu, kita lagi kedatangan tamu." Terdengar suara pria yang dicari-carinya itu saat Haku melewati ruang tamu.
"Maaf, anak ini tidak biasanya bersikap seperti ini," ucap Kanata yang kemudian tertawa dengan riangnya pada seseorang yang tengah bersamanya di ruangan tersebut.
Haku segera berlari memasuki ruang tamu. "Paman, ada yang ingin kuta—" Haku terhenti dan Jackpot! Dua pria yang dicarinya kini berada di ruangan yang sama dan berada tepat di depan Haku. Kanata Nigihayami dan Ther Vasilis.
"Haku, kamu itu kenapa? Apa kau begitu merindukan paman tampan-mu ini?" tanya Kanata yang kembali tertawa.
"Keponakanmu memang anak yang penuh dengan semangat, Kanata-san," ujar Ther tersenyum.
"Ther Vasilis?" gumam pelan Haku tidak percaya. "Ther Vasilis!" Haku berteriak menunjuk pria berbola mata kuning keemasan itu yang membuat Kanata dan Ther terkejut.
"Ada yang ingin kubicarakan!"
Ther yang sempat terdiam karena terkejut dengan suara tinggi Haku kini kembali terlihat tenang dan tersenyum. "Kalau begitu kita sama. Aku datang kesini juga karena ingin bertemu denganmu, Kohaku Nigihayami-kun."
Kanata kini memasang ekspresi bingung karena tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi di antara Haku dan Ther. Pandangannya dengan waktu yang sebentar selalu beralih menatap wajah Haku dan Ther bergantian.
Ther Vasilis berdiri dan berjalan mendekati Haku. "Kohaku Nigihayami-kun, aku Ther Vasilis sebagai Wakil Kepala Sekolah Akademi Terra atau bisa disebut juga sebagai Sekolah Guardian, secara formal mengajakmu untuk bergabung menjadi bagian sekolah kami. Menjadi Guardian."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXISTENCE [END]
Fantasía*Seri ke-1 The Existence Series* [15+] Pandangan orang-orang di tempat kelahirannya yang selalu menatapnya dengan sinis dan ketakutan, tanda lahir di punggung telapak tangan kirinya yang membuat dirinya dipanggil "Titisan Iblis" atau "Anak Pemb...