#5 Hydrokinesis

499 33 7
                                    

"Kau nggak pantas menyebut namaku dengan mulutmu."

Ia terdiam dan kemudian tertawa, "Padahal kau sangat cantik. Tapi mulutmu sama sekali tidak."

"Itu karena kau pantas mendapatkannya."

Lelaki itu terdiam dan ia mengeluarkan pisau dari sakunya.

"Nona Kim Yoo In yang terhormat, sebagai 'orang bawah' presiden, kau pasti tahu apa yang harus kaulakukan."

Aku menatapnya, "Tentu saja. Aku harus membawamu ke ruang eksekusi."

Ia terdiam dan tak disangka ia ingin menghujamku dengan pisau tersebut. Aku menutup mataku erat-erat.

Kok tidak sakit?

Tiba-tiba suara erangan dan suara pisau jatuh terdengar. Aku pun membuka mataku. Aku menoleh ke belakang dan ternyata He Ra telah sadar.

"He Ra-ssi!" Teriakku.
Bagaimana He Ra menjatuhkan pisau yang dipegang oleh lelaki itu?

"La... ri." Napas He Ra tersengal-sengal.

"Aku nggak akan pergi tanpamu!"

"Bocah sialan!!!" Tiba-tiba si lelaki bertopeng itu menuju ke arah He Ra dan hendak menembak He Ra dengan pistol yang entah darimana ia dapat.

"He Ra-ssi!!!" Teriakku. Aku tidak bisa melakukan apa-apa karena tanganku diikat.

Apakah aku harus menyaksikan sahabatku sendiri mati di depanku?

DOR!

Aku tidak kuasa menahan keterkejutanku karena lelaki itu benar-benar menembaknya. Menembak He Ra.

Aku terbelalak karena di depan He Ra ada sesuatu yang menghalanginya.

Bukankah itu batu? Kenapa bisa?

Dan entah karena apa, lelaki itu terpental jauh ke arah pintu.

Aku menatap He Ra yang telah berdiri dan semua ikatannya telah lepas.

Matanya... mata itu berwarna hitam sedangkan warna mata He Ra selama ini adalah cokelat. Ia mendekat ke arahku dan melepaskan semua ikatanku.

"He Ra-ssi... apa yang kamu lakukan?" Tanyaku tidak percaya, "Jangan-jangan kamu adalah..."

He Ra tersenyum, "Aku memang merahasiakannya."

He Ra adalah... seorang pengendali bebatuan! Aku benar-benar baru tahu soal itu!

"BOCAH SIALAN!!" Tiba-tiba lelaki yang telah jatuh tadi, bangun kembali.

Aku dan He Ra mundur beberapa langkah untuk mengantisipasi serangan.

"AKU AKAN MEMBUNUH KALIAN DAN MENJUAL ORGAN KALIAN!!"

Jadi kasus ini adalah perdagangan organ tubuh manusia secara ilegal?

Aku harus membereskan lelaki sinting ini dulu untuk mengetahui yang sebenarnya.

Goo He Ra POV

Aku berada di belakang Yoo In karena ia yang menyuruhku untuk tetap berada di belakangnya.

Apa yang akan kamu lakukan, Yoo In-a?

Yoo In telah mengetahui rahasia kekuatanku yang seorang pengendali bebatuan.

DOR!

Aku kaget karena terdengar suara letusan pistol dan tiba-tiba sesuatu yang bening menghalangi laju peluru yang menuju ke arah kami.

Yoo In-a... kamu menggunakan kekuatanmu? Kekuatan yang ditakuti oleh semua orang. Alasan yang membuat Yoo In tidak mempunyai teman selain aku.

Hydrokinesis.

Terlihat dari sorot mata lelaki itu, ia terlihat ketakutan dan sesuatu yang menghalangi kami mencair.

Yoo In membekukan air untuk menghalangi laju peluru.

Yoo In melempar sesuatu ke arah lelaki itu dan seketika pistol yang di pegangnya terjatuh. Suara erangan dari lelaki itu menyusul dan tangannya berdarah.

"Yoo In... apa yang kamu lakukan padanya?" Tanyaku ketakutan dan ia malah tersenyum.

"Jangan takut. Aku ada di sini." Yoo In menempelkan es ke pipiku, "Pipimu berdarah."

Aku terdiam karena takjub dan merasakan perih di pipiku.

"Aku hanya melempar es kecil yang runcing ke tangan pria itu."

"Yoo... YOO IN-A!!" Teriakku panik karena pria itu telah ada di depan Yoo In dan hendak memukulnya.

Aku dan Yoo In sama-sama memejamkan mata.

Normal POV

Kok tidak sakit? Bukannya aku ingin dipukul oleh psikopat itu?

Aku membuka mataku dan mendapati lelaki itu tertidur. Ya, lelaki itu tertidur.

Aku membelalakkan mataku karena...
Rain!? Kenapa ia bisa di sini?!

"Kau baik-baik saja?" Tanya Rain dan aku mengangguk.

"Aku tidak bertanya padamu, tapi pada He Ra." Rain menatap He Ra yang ada di belakangku dan He Ra mengangguk.

"Aku tidak bertanya padamu karena aku yakin kau pasti baik-baik saja." Rain membalikkan badannya menuju pintu, tapi ia berhenti.

"Orang gila ini ada urusan dengan 'kami'. Setelah dia diadili di dunia manusia, ia akan segera diadili di tempat 'kami'." Jelas Rain tanpa diminta sambil membuka pintu dan menghilang.

Suara sirine mobil polisi terdengar di luar. Polisi segera membuka pintu dan menodongkan pistol untuk berjaga-jaga.

"Nona Kim dan Anda... Nona Goo He Ra?" Tanya salah satu polisi yang menemukan kami.

"Dia sedang shock. Jangan tanyai dia dulu." Ucapku dan beberapa polisi yang lain meringkus pelaku yang tertidur.

Suara langkah kaki yang terburu-buru terdengar di lorong. Aku harus siap-siap dimarahi oleh Se Woo hari ini.

Dugaanku tepat. Se Woo menemukanku dan menatap mataku, "Anda... menggunakan kekuatan Anda?"

Aku menutupi mata kananku dengan telapak tanganku. Apa polisi tadi juga melihatnya? Pasti dia melihatnya. Di mata kananku ada lambang droplet yang akan muncul jika aku menggunakan kekuatanku.

"Aku baik-baik saja." Jawabku dan mengajak He Ra keluar dari ruangan.

To Be Continued~

Note: Chapter 5 terbit nih.
Vote dan komentar kalian akan sangat kuhargai untuk membangun cerita ini agar menjadi lebih baik. Sampai jumpa di chapter 6 ^^

God Only KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang