#55 Sayap Air

306 16 3
                                    

Kim Jin Se tersenyum. Senyuman licik. "Nona Kim akan membunuhku?"

Aku balas tersenyum licik, "Padahal tadinya aku ingin membunuh Lee Joong Hae dengan tanganku karena ia telah memaksa sahabatku meminum racun itu, tapi ia sudah mati."

"Jadi, aku akan membunuhmu, karena kau telah--"

Aku menatap Kim Jin Se murka,
"--MENGHANCURKAN HATI HAN NA KARENA KEMATIAN AYAHNYA!"

Author POV

Se Woo telah menyelesaikan urusannya dengan pengawal yang menghalanginya. Se Woo melihat Yoo In dan Jin Se yang saling bertatapan tajam. Namun tatapan Yoo In begitu mengerikan.

Seakan-akan ia akan melahap Jin Se dengan kasar dan menyakitkan.
Seakan-akan tak ada kata ampun untuk Kim Jin Se dan tak ada kesempatan terakhir untuknya.

Se Woo pun berdiri di belakang Yoo In.
"Kau sudah selesai Se Woo?" Tanya Yoo In.

"Sudah, Nona Muda."

"Aku akan membunuhnya... dengan kekuatanku. Kau jangan ikut campur."

Se Woo terbelalak kaget, "Nona Muda! Tidak mungkin dengan keadaan Anda yang sekarang untuk melawannya!"

"Diam! Aku nggak mengizinkanmu untuk bicara!"

Se Woo terdiam, "Tentu, Nona Muda."

Yoo In kembali menatap Jin Se, "Bisa kita mulai?"

"Silakan mulai duluan, Nona Kim."

Syat!
Dengan mudah Jin Se menghindari runcingan es yang hampir melukai pipinya.

Jin Se tertawa pelan, "Aku tak menyangka kau akan memulai pertarungan ini dengan mudah."

Jin Se mengeluarkan Weapon of the Godsnya yang berbentuk Pruning Knife.

"Lagi-lagi benda itu. Bisakah kau nggak mengeluarkan benda itu agar pertengkaran ini seimbang?"

"Tidak bisa. Aku akui kau lebih kuat dari kakakku, tapi aku yakin kau tidak lebih kuat dariku."

Yoo In menatap Jin Se datar, "Lalu jika kau memang lebih kuat dariku, kenapa kau mengeluarkan benda itu?"

"Supaya pertarungan ini seimbang. Kakak dengan Weapon of the Godsnya saja tidak bisa mengalahkanmu."

"Kau bilang kalau kau lebih kuat dariku. Jadi kau nggak perlu mengeluarkan benda itu."

Seketika Jin Se menebas Weapon of the Godsnya pada Yoo In. Yoo In mundur beberapa langkah untuk menghindari tebasan tersebut, namun bajunya telah robek. Untungnya dia memakai 2 lapis baju.

"Berhentilah bicara, Nona Kim. Aku jadi ingin membungkam mulutmu."

Yoo In kembali menggunakan runcingan esnya beberapa kali untuk menggores Jin Se namun Jin Se berhasil menghindar. Sebaliknya, tubuh Yoo In tergores di sana-sini karena Weapon of the Gods milik Jin Se.

Keadaan Yoo In memang sedang tidak baik untuk pertarungan ini. Namun, membayangkan air mata Han Na membuat Yoo In kehilangan kendalinya.

"AKU NGGAK AKAN MEMAAFKAN APA YANG KAULAKUKAN PADA HAN NA! AKU AKAN MEMBUATMU MEMBAYAR PERBUATANMU!"

Namun perkataan hanyalah perkataan. Yoo In semakin terpojok.

Se Woo yang hanya menyaksikan tak bisa berdiam diri lagi. Ia harus melakukan sesuatu. Namun, Yoo In yang telah terjatuh kembali bangkit. Darah sudah merembes ke bajunya yang putih.

"Aku telah memerintahkanmu untuk diam, Se Woo."

"Tidak bisa, Nona Muda! Saya tidak bisa membiarkan dia memojokkan Nona Muda!"

"Aku akan... membuat dia menebus air mata Han Na... dengan nyawanya."

"Nona Muda...." Se Woo tak mampu membantah lagi.

Seandainya Yoo In mengabaikan perasaan Han Na, ia tidak perlu berdarah di sana-sini hanya untuk kematian seorang detektif.

Yoo In mengangkat separuh lengan bawahnya 45°. Di belakang punggungnya terbentuk benang-benang air dan kemudian muncullah sepasang sayap yang sangat besar berwarna bening.

Se Woo terbelalak tak percaya, "Wa... Water Wings!"

Jin Se terdiam kemudian tersenyum, "Water Wings? Kau mengeluarkannya hanya untukku?"

"Bukankah itu kekuatan terkuat yang kau miliki? Kenapa kau mengeluarkannya?"

Yoo In menatap Jin Se datar, "Kau nggak berhak mempertanyakan keputusanku."

Yoo In mengangkat lengan kanannya ke depan 90° dan guliran air muncul dari telapak tangannya, "Aku akan melakukan apapun... untuk sahabatku."

Se Woo hanya bisa meringis begitu mendengar pernyataan majikannya. Ia menggunakan kekuatan terbesarnya hanya untuk sahabatnya?

Darah mengalir dari kepala Yoo In dan melewati pipinya, "MATI!"

Air yang begitu kuat dan dingin seketika mencengkram sekujur tubuh Jin Se. Yang terakhir terdengar hanyalah teriakan Kim Jin Se yang akan menemui ajalnya.

Normal POV

Aku menatap butiran debu yang berkilau setelah Kim Jin Se mati di depanku. Se Woo mendekatiku.

"Nona Muda...."

Aku menatap Se Woo dan aku terjatuh di pelukan Se Woo.
"Nona Muda!"

Selesai. Dendam Han Na sudah terbalaskan.

***

Aku terbangun dan mendapati diriku di kamarku.

03.30 AM.

Aku terbatuk dan refleks aku langsung menutup mulutku dengan tanganku. Namun, begitu aku melihat telapak tanganku.

Darah.

Tes
Di pergelangan tanganku terdapat darah yang menetes yang ternyata menetes dari hidungku.

Kurasakan sesuatu mengalir di pipiku. Aku mengusapnya.

Darah lagi mengalir dari mataku.

To Be Continued~

Note: Chapter 55 terbit nih.
Vote dan komentar kalian akan sangat kuhargai untuk membangun cerita ini agar menjadi lebih baik. Sampai jumpa di chapter 56 ^^

God Only KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang