#38 Perginya Sang Hydrokinesis

297 18 0
                                    

Memang tidak semuanya dari tebakan sih. Sisanya memang diceritakan oleh Se Woo.

"Aku kan mata-mata. Kau lupa? Padahal aku sudah bilang 2 kali sebelumnya."

Rain terdiam, "Apalagi yang kau tahu tentang... Kerajaan La Vie Terrestre Dieu?"

Hah? Aku merasa agak familiar dengan nama kerajaan itu. Se Woo sering menyebutnya saat ia bercerita. Kurasa itu nama kerajaan kediaman Rain.

"Hanya itu yang kutahu." Jawabku dan Rain mengacungkan pedangnya tepat di depan hidungku.

"Aku pastikan kau akan bicara di pengadilan nanti."

Refleks, aku mundur beberapa langkah untuk menghindari tajamnya ujung pedang milik Rain.

Kalau tidak salah, Weapon of the Gods punya namanya masing-masing tergantung jenisnya.

"Life Sword of the Gods." Ucapku sangat sangat pelan karena aku berhasil mengingat nama Weapon of the Gods milik Rain.

Tiba-tiba Rain mendekatiku dan refleks aku juga mundur.

"Le Souverain Du Royaume! Berhenti sekarang! Ini bukan cerita cinta-cintaan!" Marahku.

Coba bayangkan, Rain terus mendekatiku dan aku juga terus mundur. Lalu aku tersudut ke tembok dan Rain menahanku. Membayangkannya saja sudah membuatku geli.

Rain berhenti kemudian menatapku dengan matanya yang berwarna merah terang.

Se Woo sudah menceritakannya padaku. Jika warna mata Rain telah menjadi warna merah terang, aku justru harus menatap matanya supaya aku tidak tertidur.

Kemampuan yang mengerikan.

Aku menyiram Rain dengan air dari kekuatanku, namun Rain menahannya hanya dengan telapak tangannya.

Mata Rain masih berwarna merah terang. Aku masih harus menatapnya.

Kudengar di tangga, ada suara langkah kaki yang berlari. Kalau bukan Se Woo yang kemari, pasti Hae Eun.

Kuharap itu Se Woo, karena aku bahkan tidak boleh mengedip. Makanya aku mengedipkan kedua mataku bergantian daritadi.

Sayangnya harapanku tidak terjadi, Hae Eun datang bahkan sambil membawa sabitnya.

"Menyerahlah, Kim Yoo In. Han Se Woo tidak akan datang kemari. Dia sudah dibawa ke Kerajaan Para Dewa."

Pikiranku seketika terasa kosong. Se Woo... kamu melanggar perintahku?

"Bohong! Se Woo nggak mungkin melanggar perinta--" Tiba-tiba kesadaranku menipis.

Sial! Hae Eun mengalihkan perhatianku agar Rain bisa membuatku tertidur.

"Se Woo, kemarilah." Ucapku sebelum aku benar-benar tertidur.

Author POV

Se Woo yang mendengar perintah majikannya hanya bisa memberontak. Ia telah diikat di dapur ruang wakasek oleh Hae Eun yang tiba-tiba masuk bersama Rain. Tanpa sempat melawan, Rain telah membuat Se Woo tertidur dan segera mengikatnya.

Dengan kekuatan penuh, Se Woo merobek ikatan di tangannya dan melepas ikatan di kaki dan di mulutnya.

Se Woo segera berlari menuju tempat Yoo In memanggilnya. Namun, di dalam kelas hanya terdapat meja yang berantakan, air yang tumpah, dan ransel milik Yoo In.

"Nona Muda!!" Teriak Se Woo tidak percaya sambil menggenggam erat ransel milik Yoo In.

Warna mata Se Woo yang tadinya berwarna hitam berubah menjadi warna biru tua yang tajam. Ia segera mengejar Yoo In yang Se Woo yakini telah dibawa ke kerajaan Para Dewa.

***

Normal POV

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku dan aku membuka mataku lebar-lebar. Di mana aku?!

Kedua tanganku telah diborgol dengan rantai yang panjang. Bahkan kakiku tidak menapak di tanah!

"Dia sudah sadar, Yang Mulia Pangeran." Ucap seorang lelaki yang kuyakini sebagai penjaga penjara ini.

Tiba-tiba Rain masuk dan menatapku, "Kau menyedihkan sekali."

Sekarang aku marah dan rasanya aku sangat ingin menendang wajahnya.

"Kenapa? Kau kelihatan kesal?" Tanya Rain menyebalkan. Aku pun berusaha untuk diam.

Rain menatapku datar, "Pengadilan akan dimulai besok. Sampai hari itu, tetaplah di situ." Rain pergi begitu saja.

Aku hanya bisa terdiam. Mau marah juga tidak ada gunanya. Rantai ini harus lepas dulu, bagaimana pun caranya.
Apakah Se Woo sudah ke sini? Aku harap iya.

"Se Woo, kemarilah."

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki. Apakah benar-benar Se Woo yang datang?

"Siapa kau?!" Teriak salah satu penjaga dan suara erangan terdengar setelahnya.

Suara langkah kaki kembali terdengar dan tangan seseorang membuka gerbang penjara. Tangan itu... itu bukan tangan milik Se Woo.

Aku kaget setengah mati saat yang kulihat adalah... adalah... adalah...

Goo He Ra! Iya, dia benar-benar He Ra!

"Yoo In?! Kamu benar-benar di sini?!"
He Ra membuka borgolku dengan kunci yang ia ambil dari penjaga.

Aku memegang pundak He Ra dan mencengkramnya, "Kamu... benar-benar He Ra-ssi?"

He Ra terdiam, tapi ia segera menjawab, "Tentu saja ini aku. Kamu pikir aku siapa?"

"Kamu bukan Hae Eun atau Rain yang sedang menyamar kan?"

He Ra menggeleng, "Ini sungguh aku. Aku melihat Se Woo seonsaengnim berlari menuju hutan di belakang Istana Presiden. Karena penasaran, aku mengikutinya dan tiba-tiba aku sampai di hutan yang berbeda. Aku semakin merangsek keluar dan menemukan tempat ini." Cerita He Ra panjang.

To Be Continued~

Note: Chapter 38 terbit nih.
Vote dan komentar kalian akan sangat kuhargai untuk membangun cerita ini agar menjadi lebih baik. Sampai jumpa di chapter 39 ^^

God Only KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang