#49 Belum Selesai

261 19 0
                                    

"Kita belum bisa memutuskan apapun."

"Aku sudah melihat mayat itu." Ucapku.

Inspektur Kang menatapku, "Anda bergerak sebelum NIS lagi?"

"Kasus ini ada hubungannya dengan Three Nails Killer karena korban juga diracun dengan jenis racun yang sama."

Inspektur Kang masih menatapku, "Lalu?"

"Lalu, ya... artinya He Ra-ssi nggak ada hubungannya dengan kasus ini."

Inspektur Kang menutup notebooknya dan memasukannya ke dalam sakunya, "Hari ini sekian. Anda boleh pulang bersama teman-teman Anda."

"Aku ingin jalan-jalan di sini."

Inspektur Kang menatapku tajam, "Hentikan, Kim Yoo In! Anda pikir ini di mana?! Kemungkinan besar pelaku masih ada di sini dan lagi ini terjadi karena kehadiran Anda! Jangan macam-macam dan pulanglah!"

Aku menatap Inspektur Kang datar, "Kasus ini adalah kasusku juga karena racun yang digunakan sama dengan yang diminum He Ra-ssi."

"Pulanglah! Racun itu belum tentu sama sebelum ada konfirmasi dari pihak forensik!"

"Jika racunnya memang sama, aku akan menyelidikinya meskipun ini nggak mengkhawatirkan Presiden Lee!" Aku ikut marah karena Inspektur Kang.

"Aku akan membayar perbuatan pelaku yang beraninya menggunakan racun itu lagi... di sini."

***

"Kamu baik-baik saja, Yoo In?" He Ra bertanya saat kami sudah sampai di depan stasiun. Aku mengangguk.

"Kamu lama sekali saat ditanya oleh polisi. Apa ada masalah?"

Aku menggeleng, "Nggak apa-apa. Kasus itu memang mengerikan, tapi kita nggak perlu khawatir. NIS akan segera menangkap pelakunya."

"Yoo In, aku yakin ada masalah serius." Bisik Han Na dan aku menoleh ke arahnya.

"Aku yakin kamu ditahan cukup lama karena ada kasus lain yang berhubungan dengan kasus kali ini."

Aku terdiam kemudian tersenyum, "Persepsimu nggak salah. Aku nggak bisa membantah."

Han Na tampak terkejut, "Jadi kasus ini terjadi... karena aku?"

Aku menggeleng, "Bukan karena kamu."

"Tapi kalau kasus kali ini ada hubungannya dengan kasus sebelumnya, artinya aku juga ikut andil dalam kasus ini."

"Sudah kubilang bukan karena kamu, Han Na-ssi. Meskipun motif kasus Three Nails Killer memang dendam pada orangtuamu, tapi kasus kali ini bukan."

"Kamu menjamin berapa persen jika aku nggak ada hubungan dengan kasus ini?"

Aku berpikir, "Mungkin... 45%?"

"Setengahnya saja hampir, Yoo In. Ternyata memang aku yang menyebabkan ini semua terjadi." Han Na tampak sendu sekarang. Aku menepuk punggungnya pelan.

"Nggak perlu dipikirkan. Sekarang pikirkan saja tentang kelulusan nanti. Hitung-hitung, perjalanan kita kali ini untuk refreshing sebelum ujian." Aku tersenyum dan Han Na terdiam.

"Yoo In, sungguh, kamu cantik sekali kalau tersenyum." Han Na menatapku, "Coba saja kamu sering tersenyum seperti itu setiap hari, cowok bahkan cewek pasti jatuh cinta padamu."

"Ekspresi wajahmu selalu datar dan kamu hanya menunjukkan ekspresi selain datar pada He Ra."

Aku terdiam mendengar semua ucapan Han Na.

Aku sudah tidak pantas untuk tersenyum lagi. Aku sudah tidak pantas untuk bahagia lagi.

***

Aku sudah kembali ke aktivitasku seperti biasa. Aku sudah bangun dan sedang membaca tabloid pagi. Berita tentang pembunuhan di N Seoul Tower kemarin sudah muncul di headline.

"Kelihatannya Nona Muda tidak bisa melepas penat dengan tenang ya?" Se Woo menyerahkan secangkir teh padaku.

"Aku nggak mau jalan-jalan lagi dalam waktu dekat ini."

Aku berpikir, apakah pandangan menusuk yang berkali-kali kurasakan kemarin ada hubungannya dengan pembunuhan ini?

"Se Woo."
"Ada apa Nona Muda?"

"Aku baru terpikir, kenapa Kim Jin Se bisa tertangkap dengan mudah?"

Hening.

"Tidak mudah juga. Anda sampai harus ke rumah sakit setelah kejadian itu."

"Kenapa Kim Jin Se nggak mengambil ponselku? Padahal jika dia mengambilnya, Han Na-ssi nggak akan bisa menelepon polisi."

Aku menutup koran yang kubaca, "Berarti penculikan itu memang... hanya permainan untuknya. Dia sengaja melakukannya agar dia... tertangkap oleh polisi."

Se Woo menatapku, "Apa motifnya dia ingin tertangkap oleh polisi?"

Aku langsung melompat dari kasurku karena tiba-tiba teringat sesuatu.
"Se Woo! Ini benar-benar berbahaya!"

Se Woo kaget saat melihatku, "Ada apa?"

"Bodoh! Kita tahu apa motif Kim Jin Se melakukan pembunuhan ini, tapi kita malah mengabaikannya!"
Se Woo menatapku bingung.

"Nggak usah bingung! Kita harus segera pergi ke NIS dan memberitahu Inspektur Kang!"

Sebelum semuanya terlambat.

***

Dengan mengenakan seragam sekolah, kami langsung mengebut menuju NIS.

"Nona Muda, sebenarnya ada apa?"

Aku menatap keluar jendela dengan cemas, "Motif Kim Jin Se adalah orangtua Han Na-ssi dan di NIS ada Detektif Hwang yang merupakan ayahnya Han Na-ssi."

Se Woo sekarang terkejut, "Ma... maksud Nona Muda...."

"Ya. Kau benar." Aku memakai maskerku, "Kim Jin Se sedang menunggu... 'buruannya' di NIS."

"Ta... tapi Nona Muda, kenapa Kim Jin Se harus masuk penjara NIS? Bukankah Kim Jin Se bisa langsung 'memburunya' dan kabur?"

"Menurutku itu karena dia memerlukan tempat terdekat dan nggak disangka orang-orang bahwa dia akan 'berburu' di sana. Taktik berburu yang begitu mengerikan."

To Be Continued~

Note: Chapter 49 terbit nih.
Vote dan komentar kalian akan sangat kuhargai untuk membangun cerita ini agar menjadi lebih baik. Sampai jumpa di chapter 50 ^^

God Only KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang