#50 Menemui Inspektur

262 18 0
                                    

"Lalu untuk apa kita buru-buru ke NIS?"

"Bodoh! Para polisi nggak tahu motif Kim Jin Se yang sebenarnya. Mereka hanya tau jika Han Na-ssi adalah incarannya, makanya mereka akan memberikan perlindungan hanya untuk Han Na-ssi. Karena itu, dia bisa 'memburu' Detektif Hwang dengan mudah."

"Lalu tujuan kita pergi ke NIS adalah memberitahu Inspektur Kang tentang situasi ini?"
Aku mengangguk.

"Apa mungkin Kim Jin Se bisa 'memburu' Detektif Hwang tanpa keluar dari penjaranya? Meskipun dia Dewa, jika dia tidak punya kekuatan teleportasi--"

"Dia bisa membunuh Detektif Hwang dengan mudah." Aku menatap tajam lurus ke depan.

"Tueur Mortelle. Racun mutakhir yang mereka ciptakan bersama orang kelima."

Hening.

"La... lalu bagaimana ia akan memberikan racun itu pada Detektif Hwang?"

"Kita harus melihat keadaannya dulu. Berikan surat izinku pada sekolah lebih dulu."

"Anda akan izin sekolah hari ini? Lalu kenapa Anda mengenakan seragam?"

"Ini kebiasaan." Jawabku singkat.

"Saya sarankan Anda untuk berganti baju. Orang-orang bisa mengecap seluruh murid SMA Yong Sik seperti Anda yang bukannya sekolah malah berkeliaran di NIS."

"Aku nggak peduli asumsi orang tentangku. Aku nggak akan ganti baju."

"Baiklah."

***

Sesampainya di NIS, aku mengenakan seragam, masker, dan ransel dan menunggu Se Woo.

Tak lama Se Woo menghampiriku, "Kita bisa ke ruangan Inspektur Kang sekarang."

"Benarkah? Tumben Inspektur Kang nggak menunda pertemuan. Pasti dia sedang pusing sekarang."

Aku langsung menuju ruangan Inspektur Kang. Se Woo menunggu di luar dan aku langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Kulihat Inspektur Kang sedang membaca beberapa kertas dan kaget saat melihatku.

"Kenapa Anda tidak mengetuk pintu? Anda tidak diajari sopan santun?"

Aku nyengir, "Maaf, Inspektur, ini kebiasaan. Apa perlu kuulangi?"

Inspektur Kang menghela nafas berat, "Tak perlu. Tapi lain kali ketuk pintu dulu. Duduklah."

Aku pun duduk di hadapan Inspektur Kang.

"Ada apa?" Inspektur Kang memulai pembicaraan.

"Padahal tadinya aku ingin bertanya dulu, tumben kau ingin bertemu denganku saat aku datang. Biasanya kau akan mengulur waktu kan?"

"Pendapat saya tidaklah penting. Silakan beritahu urusan Anda dan pergilah ke sekolah."

"Aku hari ini izin sekolah demi kalian loh. Seharusnya kalian berterima kasih."

Inspektur Kang menatapku tajam, "Cepat katakan dan tak perlu basa-basi."

"Ya sudah, kelihatannya kita nggak bisa ngobrol meski sedikit ya?" Aku tersenyum polos.

"Aku cuma ingin memberitahu kalau incaran pelaku Three Nails Killer, Kim Jin Se, bukanlah Hwang Han Na."

"Apa maksud Anda?"

"Incaran Kim Jin Se adalah Detektif Hwang, ayah Han Na-ssi."

Hening.

"Apa ada bukti atas laporan ini?

"Coba saja interogasi dia sambil disiksa. Mungkin saja dia mau mengaku."

Hening.

"Apa Anda sudah gila?"

Aku tertawa, "Tentu saja enggak. Aku nggak perlu bukti kan? Sebelumnya kau mau mendengarku tanpa bukti."

Inspektur Kang terdiam, "Jika tidak ada bukti, bagaimana saya membuat laporan ini pada atasan?"

"Kau lakukan saja penyelidikan sendiri."

"Berhentilah bersikap egois, Kim Yoo In! Kenapa Anda dengan ibu Anda benar-benar sama?!"

Aku terdiam saat Inspektur Kang menyebut ibuku, "Apa maksudmu?"

"Jika Anda tidak mau menerima kenyataan, lebih baik saya tidak menceritakannya."

"Jika kau ingin membawa ibuku, Ceritakan. Padaku." Ucapku dengan penekanan.

Inspektur Kang menghela nafas berat, "Tapi Anda jangan marah pada saya. Sudah saatnya Anda mengetahui yang sebenarnya."

"Ibu Anda, Kim Seol Hyun, juga mempunyai pekerjaan yang sama seperti Anda."

Aku terkejut, "Ibuku?"

"Ya. Ibu Anda juga dipercaya oleh Presiden sebelum ini. Dia juga egois menyuruh saya ini-itu, padahal waktu itu saya baru diangkat menjadi inspektur."

Aku terdiam.

"Ibu Anda sangat cantik waktu itu, tapi kematiannya sangat tragis dan Anda tahu itu."

Aku masih terdiam.

"Dan tentang kasus pembunuhan berantai itu,--"

Dheg!
Jantung ini langsung terasa sesak saat Inspektur Kang membicarakan kasus pembunuhan berantai itu.

"--yang seperti Anda tahu, pelakunya adalah ibu Anda. Tapi karena tersangkanya sudah mati dan Anda masih hidup, kami akhirnya menutup kasus tersebut."

"Kenapa kau menutup kasus itu?! Seharusnya kau beritahu pada keluarga korban jika pelakunya adalah ibuku!"

"Tenanglah, Kim Yoo In. NIS menutup kasus tersebut tanpa kehebohan karena Anda masih hidup. Jika orang-orang tahu bahwa ibu Anda pelakunya, Anda akan mendapat cacian dari mereka."

Aku kembali terdiam.

"Anda masih terlalu kecil waktu pelaku kasus itu terungkap. Anda masih berumur 7 tahun dan baru akan memulai kehidupan sekolah Anda. Apa jadinya jika NIS mengungkap pelakunya pada masyarakat?"

Aku bangkit dan menundukkan kepalaku, "Tanpa kauungkapkan pada masyarakat, semua orang... sudah menjauhiku."

"Semua orang sudah menjauhiku karena aku punya kekuatan aneh. Bahkan kau sendiri bilang aku mengerikan kan?"

Hening.

"Kim Yoo In, mungkin Anda tidak tahu, tapi--"

"--Ibu Anda juga mempunyai kekuatan yang sama seperti Anda."

To Be Continued~

Note: Chapter 50 terbit nih.
Yaampun, God Only Knows udah chapter yang ke-50. Makasih banyak untuk vote dan komentar kaliaaann. Masih ada yang berharap apdetan cerita ini kan? #ngarep

Vote dan komentar kalian akan sangat kuhargai untuk membangun cerita ini agar menjadi lebih baik. Sampai jumpa di chapter 51 ^^

God Only KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang