#36 Dua Manusia

299 17 0
                                    

"Aku punya kekuatan yang kau inginkan, Se Woo-ssi." Kim Yoo In mengangkat tangan kanannya 90° dan seketika banyak air yang berputar mengelilingi Se Woo.

Kim Yoo In menjentikkan jarinya dan seketika air yang mengelilingi Se Woo menghilang. Se Woo terperangah kaget.

"Aku adalah seorang Hydrokinesis." Ucap Kim Yoo In. Se Woo masih terdiam.

"Aku tahu kau manusia, tapi kau bukan manusia biasa, Se Woo-ssi." Ujar Kim Yoo In, "Kau punya kekuatan yang melebihi manusia biasa."

Se Woo masih terdiam.

"Maukah kau membuat perjanjian denganku?" Tawar Kim Yoo In pada Se Woo. Sekarang Se Woo terkejut.

"Balaskan dendam kakakku dan akan kuberikan kekuatanku padamu."

Se Woo terkejut sekarang, "Apa?"

"Kau tidak mengerti bahasa Korea? Buatlah perjanjian denganku. Balaskan dendam kakakku dan aku akan memberikan kekuatanku padamu."

"Kau bercanda kan?" Tanya Se Woo tidak percaya.

Kim Yoo In menatap Se Woo tajam,
"Aku serius. Balaskan dendam kakakku pada orang yang telah membantai keluargaku dan aku akan memberikan kekuatanku."

Se Woo bangun kemudian tersenyum miring, "Baiklah. Mari menulis perjanjian di tubuh masing-masing. Di mana Anda ingin perjanjian tersebut ditulis?"

Seketika perban yang menutupi tubuh Se Woo terlepas dan menggantinya dengan sebuah baju biasa.

Kim Yoo In berpikir, "Tulislah di punggungku."

"Kalau begitu aku akan menulis perjanjian di punggungku juga. Tolong sumpal mulutmu dengan kain supaya lidahmu tidak tergigit."

"Apakah akan sangat sakit?"

"Saya rasa 'sedikit'."

Se Woo menutup mata Kim Yoo In dari belakang dan entah bagaimana, Se Woo dan Kim Yoo In tengah berada di tengah hutan.

"Kenapa kau membawaku ke sini?" Tanya Yoo In heran.

"Kau akan mengerti setelah ini."

...

"AAAARRRRRRGGGGHHHH!!!"
Suara teriakan menggema ke seluruh pelosok hutan. Bahkan burung-burung hingga beterbangan di antara bulan purnama.

***

Yoo In dan Se Woo telah kembali ke kamar. Se Woo membantu mengelap darah yang mengalir dari punggung Yoo In.

"Nona Muda, bisakah saya bertanya sesuatu?" Se Woo memecah keheningan.

"Apa?"

"Berapa umur Anda sekarang?"
"17 tahun."
"Kenapa Anda tinggal di Istana Presiden?"

Yoo In terdiam, "Keluargaku telah mati dan Presiden Lee membawaku ke sini. Mungkin karena orangtuaku kenal dengan Presiden Lee sebelumnya."

"Kenapa keluarga Anda bisa meninggal? Maafkan saya jika pertanyaan saya tidak sopan."

Yoo In terdiam menatap langit-langit, "Seperti kataku sebelum kita membuat perjanjian, keluargaku tewas dibantai. Kakakku memintaku membalaskan dendamnya dan aku melaksanakannya."

Se Woo terdiam, "Kapan pembantaian itu terjadi?"

"13 tahun yang lalu."

"Tiga belas tahun? Berarti Anda sudah tinggal di sini sejak itu?"
Yoo In hanya mengangguk.

Se Woo berlutut dengan 1 kaki, "Baiklah. Saya akan melayani Anda dengan setia. Silakan berikan perintah apa saja pada saya. Saya akan melaksanakannya, seaneh dan semustahil apapun perintah Anda, Nona Muda."

Flashback end
Normal POV

"Nona Muda? Anda melamunkan apa?" Suara Se Woo mengembalikanku ke dunia nyata.

Aku menggeleng, "Nggak apa-apa."

"Nona Muda, apa sebaiknya saya mengeluarkan Royaume dan Kang Hae Eun dari sekolah? Keberadaan mereka membuat Anda terancam."

"Memangnya kenapa jika aku berhasil dibawa oleh mereka?"

Se Woo tampak sangat terkejut, "No... Nona Muda tidak berencana untuk ikut dengan mereka kan?"

Aku tertawa, "Tentu saja nggak. Aku tahu di sana sangat nggak nyaman untukku." Jawabku, "Memangnya kenapa kalau aku dibawa oleh mereka?"

Se Woo terdiam, "Anda bisa diadili di sana, jika Anda dinyatakan bersalah."

"Memangnya aku salah apa?"

Se Woo kembali terdiam, "Anda bersalah, karena Anda... membantu seorang pengkhianat."

Aku membantu pengkhianat?

"Dan 1 lagi Nona Muda." Ucap Se Woo,
"Manusia tidak boleh mengetahui tentang kerajaan Para Dewa. Karena itu saya dinyatakan bersalah karena yang pertama, saya mencuri kekuatan Para Dewa dan yang kedua, saya mengetahui tentang kerajaan Para Dewa."

Aku terdiam sebentar.
"Lalu, jika aku dinyatakan bersalah, aku akan dijatuhi hukuman apa?"

"Nona Muda diizinkan memilih di antara 2 pilihan. Hukuman mati atau--"
Se Woo memutus omongannya.

"Atau?"

"--Nona Muda tidak akan pernah kembali lagi ke bumi."

Hening.

"Sebentar, jadi kerajaan Para Dewa itu ada di mana?"

"Kerajaan di atas awan." Jawab Se Woo, "Hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat dan berkunjung ke sana."

"Berarti aku harus ke sana. Suatu kehormatan aku bisa diundang ke kerajaan di atas awan."

Se Woo menatapku tidak percaya, "Nona Muda, Anda dibawa ke Kerajaan Para Dewa untuk diadili, bukan untuk menghadiri pesta kerajaan."

Aku menatap Se Woo serius selama beberapa detik kemudian aku tertawa,
"Jangan ketakutan begitu. Aku masih waras kok. Seandainya mereka nggak memaksaku, mungkin akan kupikir 2 kali. Walaupun akhirnya jawabanku tetap saja enggak."

Se Woo tersenyum, "Jadi, apa saya harus mengeluarkan Royaume dan Kang Hae Eun dari sekolah?"

Aku berpikir sedikit lama, "Jangan. Biarkan saja mereka." Jawabku,
"Aku percaya kau akan melindungiku meskipun kau sendiri harus mati kan?"

Se Woo tampak terkejut, tapi akhirnya dia tersenyum, "Tentu, Nona Muda."

***

Note: Chapter 36 terbit nih.
Vote dan komentar kalian akan sangat kuhargai untuk membangun cerita ini agar menjadi lebih baik. Sampai jumpa di chapter 37 ^^

God Only KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang