#7 Konyol

554 36 0
                                    

Foto di atas adalah Jung Ha Myung.

Dia menarikku ke sini hanya karena ingin menanyakan itu? Benar-benar tidak jelas.

***

Istirahat. Aku sedang berada di toilet untuk mengganti lensa kontakku.

"Monster."

Aku langsung menoleh ke sumber suara. Ternyata Jung So Eun dan Hwang Im Sil, teman sekelasku. Barusan mereka menghinaku?

Aku tidak menggubris hinaan mereka dan memasukkan lensa kontakku ke sakuku.

"Ada hubungan apa kau dengan Rain?"

Aku memberhentikan langkahku dan menoleh ke arah mereka, "Apa urusanmu?"

"Monster sepertimu tidak pantas ada di dekat Rain."

Aku tertawa terbahak-bahak karena omongan So Eun barusan. Dia marah karena aku ditarik Rain?

"Apanya yang lucu?!"

"Ah, maafkan aku. Tapi kau punya satu kesalahan besar." Aku menghapus air mataku yang keluar karena tertawa tadi.

"Aku-tidak-tertarik-dengan-Rain." Ucapku satu-satu dengan penekanan disetiap katanya, "Ambil saja dia kalau kalian mau."

Aku pergi melewati mereka dan mereka menatapku dengan amarah. Apa salahku?

"Yoo In Nuna!"
Seseorang memanggilku -Nuna. Aku tidak salah dengar?

Aku menoleh ke belakang dan seorang lelaki tinggi, putih, dan sipit ada di hadapanku.

"Ada apa?"

"Aku ingin bicara berdua dengan Nuna. Bisa?"

Aku menatapnya, "Jika aku bilang tidak, bagaimana?"

Lelaki itu terdiam. Mungkin karena jawabanku yang di luar dugaannya.

"Kita bisa bicara nanti. Tidak sekarang."
Lelaki ini masih belum menyerah juga.

"Bicara saja di sini. Kenapa harus hanya berdua saja?"

Lelaki itu terdiam lagi. Apa dia akan terus diam setelah aku bilang sesuatu?

"Itu karena... aku ingin bicara sesuatu yang sangat penting."

"Ingin menyatakan perasaan?" Aku langsung menukik tanpa basa-basi dan lelaki itu kaget. Ingin bicara begitu saja repot.

"Katakan. Aku akan dengar." Mengisengi orang seperti ini ternyata lucu juga. Lumayan juga untuk menghilangkan stress setelah kasus sulit kemarin.

"Eh..." Sekarang wajah lelaki itu malah memerah karena malu. Ternyata masih ada lelaki sepeti ini?

"Tidak mau katakan? Aku pergi." Aku bersiap untuk pergi ke kelas.

"Aku menyukai Nuna!"

Langkah kakiku berhenti dan kembali menoleh kebelakang. Ia benar-benar mengatakannya? Di pinggir lapangan? Ada banyak orang yang menyaksikan dan mereka mulai menyoraki lelaki itu.

"Cieehh!! Jung Ha Myung nembak Kim Yoo In?? WOW!!!"
"Ha Myung!!! Berjuanglah!!!"
"Yoo In-a! Ha Myung jangan ditolak! Dia ganteng kok, tapi agak rada-rada. Harap dimaklumi!"
"Ha Myung! Kesambet apaan berani cinta sama Yoo In?!!"
"Ha Myung-a! Sadar! Yang kautembak itu birth of a beauty di sekolah ini!!"
"Hampir semua perempuan memilih Jung Ha Myung, tapi Jung Ha Myung malah memilih Kim Yoo In?!"

Masih banyak sorakan lain yang tidak bisa dituliskan satu-persatu. Lelaki itu bernama Jung Ha Myung?

Ha Myung masih berdiri di sana sedangkan aku sudah di sini. Jarakku sudah cukup jauh darinya.

"Nuna! Maukah Nuna membalas perasaanku?"

Sorakan semakin ramai karena perkataan Ha Myung barusan.

Apa-dia-sudah-gila-?

Cinta benar-benar tidak tahu malu.

Aku yang tidak bisa bersuara keras segera mendekatinya.

"Jika aku bilang... tidak mau, bagaimana?"

Seketika sorakan menjadi hening dan kembali heboh.

"Ha Myung-a!! Kau ditolak?!! WOW!!!"
"Yoo In nuna! Jung Ha Myung baik kok, jangan ditolak mentah-mentah gitu dong!!"
"Jung Ha Myung ditolak oleh Kim Yoo In, pemirsa. Padahal ia sudah mempersiapkan diri dari sebulan yang lalu!!"

Dan masih banyak sorakan-sorakan yang lainnya. Bisakah mereka berhenti berteriak?

"KALIAN SEDANG APA DI LAPANGAN?!"

Se Woo seonsaengnim ternyata sudah ada di lapangan karena sorakan ribut murid-murid.

"SEMUANYA KEMBALI KE KELAS!"

Murid-murid langsung kabur, kecuali aku dan Jung Ha Myung. Se Woo seonsaengnim menghampiri Ha Myung.

"Apa kau diajari etika oleh orangtuamu? Membuat keributan di sekolah adalah pelanggaran peraturan nomor 34."

Ha Myung terdiam, "Saya berusaha untuk tidak membuat keributan. Tapi Yoo In Nuna yang tidak mau bicara dengan saya."

Se Woo seonsaengnim pun menyuruh Ha Myung untuk kembali ke kelas.

"Kenapa Nona Muda harus berurusan dengan masalah sejuta anak SMA juga?"

"Aku juga nggak tahu. Aku ingin ke kelas." Aku pun meninggalkan Se Woo.

He Ra tidak ada di sekolah membuatku jadi punya banyak masalah.

***

Pulang sekolah, aku menuju ruang wakasek seperti biasa. Mungkin karena pikiranku sedang kacau, aku jatuh karena bertabrakan dengan seseorang.

Ada apa denganku hari ini?

Sekilas aku melihat ada yang aneh dengan warna orang yang bertabrakan denganku. Dia perempuan dan berkulit putih dan iris matanya... berwarna merah. Bahkan warnanya sama dengan warna Rain. Berarti dia ini...

"Kamu baik-baik saja?" Tanyanya dan aku terkejut, "Iya. Aku baik-baik saja." Jawabku. Aku bangkit dan menatap matanya.

"Apakah kau Dewa?" Tanyaku blak-blakan dan dia terkejut.

"Tidak perlu disembunyikan. Aku juga tahu temanmu ada di sini untuk menyelidiki sesuatu."

Dia terdiam, "Siapa kau?"

"Aku Kim Yoo In. Aku kenal dengan temanmu yang namanya susah itu."

To Be Continued~

Note: Chapter 7 terbit nih.
Vote dan komentar kalian akan sangat kuhargai untuk membangun cerita ini agar menjadi lebih baik. Sampai jumpa di chapter 8 ^^

God Only KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang