#31 Pertengkaran

326 22 0
                                    

"Kau akan melepaskannya dengan mudah jika aku mengikatmu dengan tali." Ujar Kim Jin Se.

"Sekarang bisa kau ceritakan analisismu, Nona Kim?"

Aku terdiam, "Untuk apa aku menceritakan analisisku padamu?"

"Seorang detektif akan mengungkap analisisnya untuk membuat tersangkanya bertekuk lutut."

Aku tersenyum, "Oke, aku akan membuatmu bertekuk lutut."

Flashback on

Kemarin.

"Nona Muda, saya sudah mendapatkan data artis yang pernah bekerja di agensi tempat Hwang Han Na bekerja sekarang." Se Woo menyerahkan selembar kertas padaku.

"Ternyata sedikit? Kupikir akan sampai 5 atau 10 lembar."

"Baguslah dan kabar baiknya, satu-satunya artis yang huruf belakang namanya U hanya ada 1." Ujar Se Woo.

"Jung Lim Su." Ucapku.

"Benar. Karena pelaku membunuh mereka di tempat tinggal mereka masing-masing, kita bisa mengintai pelaku dari awal."

"Kau benar."

"Nona Muda." Panggil Se Woo.

"Apa?"

"Apa Anda atau Hwang Han Na punya kenalan yang berhubungan dengan angka 3?"

Aku menatap Se Woo, "Memangnya kenapa?"

"Karena kasus kali ini berhubungan dengan angka 3."

Aku mengaduk-aduk kembali memoriku. Rasanya ada.

Aku langsung melotot begitu mengingatnya. "Aku dan Han Na punya." Jawabku cepat.

"Dia adalah--" Aku menyalakan komputerku terburu-buru.

"--Kim Jin Se." (Dalam Bahasa Korea, Se atau set artinya tiga)

Flashback end

Kim Jin Se tertawa saat kuceritakan, "Apakah ada bukti jika aku pelakunya?"

"Kau mengakuinya barusan. Bukannya itu sudah jelas?"

Kim Jin Se terdiam, "Kau harus punya bukti nyata jika ingin membawaku pada NIS."

"Pembunuhan pada 10 orang, penculikan, dan percobaan pembunuhan pada manusia adalah melanggar peraturan HAM." Jawabku, "Itu sudah cukup untuk menyeretmu ke dalam penjara."

"Aku sudah menceritakan analisisku. Sekarang lepaskan mereka bertiga." Ucapku dingin.

"Aku memang akan melepaskan 2 orang temanmu yang lain, tapi tidak dengan Han Na."

Aku langsung bangkit dan menendang Kim Jin Se dengan kakiku, tapi meleset. Sial.

"Eits. Hati-hati, Nona. Jika aku marah, aku bisa membunuh mereka bertiga dalam waktu 1 detik."
Aku menatapnya tajam.

"Lepaskan mereka bertiga! Nggak ada gunanya membalaskan dendammu pada Han Na jika misimu adalah orangtuanya!" Seruku.

Sebentar. Seharusnya aku tidak menyebutkan motif pembunuhan ini!
Bodoh!! Aku bisa diseret paksa jika aku mengetahui misi Para Dewa di bumi!

Kim Jin Se terlihat terkejut, "Kau tadi bicara apa?" Tanyanya tajam.

Aku hanya bisa terdiam, "Nggak. Aku nggak bicara apa-apa."
Bodoh. Jelas-jelas aku berteriak menyebutkan motif pembunuhan ini.

"Kau bahkan tahu hal yang paling dirahasiakan oleh Para Dewa!?" Aku merasakan energi gelap di sekitarku. Ini pasti energi Kim Jin Se.

"Lagi-lagi Yang Mulia Le Souverain Du Royaume benar. Kami memang harus membawamu ke kerajaan kami." Ucap Kim Jin Se tajam, "Kau harus diinterogasi di sana."

Sekarang aku terdiam, tapi aku segera tersenyum, "Catch me... if you can."

Author POV

Se Woo yang tidak diizinkan keluar oleh Yoo In hanya bisa menunggu dengan cemas.

"Ke mana Nona Muda? Nona Muda tidak akan diculik oleh Dewa itu kan?"

"Nona Muda tahu terlalu banyak tentang Para Dewa. Saya harap, Nona Muda tidak menceritakan 'itu' padanya."

***

"Yoo In!" Seru Han Na yang telah sadar pada Yoo In yang sudah tergores di sana-sini dengan Weapon of the Gods milik Kim Jin Se.

Yoo In hanya bisa terdiam karena tangannya telah dirantai.

"Nona Kim, aku tidak akan membunuhmu karena Yang Mulia Le Souverain Du Royaume memerintahkanku untuk membawamu hidup-hidup." Ujar Kim Jin Se.

"Aku nggak mau!" Balas Yoo In dingin, "Aku nggak akan pernah mau dibawa olehmu ke kerajaanmu dan diinterogasi olehmu!"

Kim Jin Se hanya tersenyum dan tiba-tiba ia menebas Weapon of the Godsnya ke arah Yoo In. Namun Yoo In masih bisa menghindarinya, walau bajunya tidak.

"Yoo In... Maafkan aku...." Isak Han Na, "Kamu seharusnya membiarkan aku mati."

Yoo In tersenyum, "Nggak bisa. Meskipun aku bukan temanmu, tugasku adalah melindungi dunia depan Korea Selatan."

Han Na terdiam.

"Sudah bicaranya?" Tiba-tiba Kim Jin Se bicara.

"Sudah. Tapi sebelumnya, bisakah kau melepas rantai ini? Pertengkaran ini nggak akan adil jika hanya aku yang dirantai." Ucap Yoo In sambil menunjukkan tangannya yang dirantai. Anehnya Kim Jin Se malah tertawa.

"Yang Mulia La Mort De La Fille Royale saja bukan tandinganmu, apalagi aku." Jawabnya, "Jadi kurasa pertarungan ini sudah adil kok."

Yoo In menatapnya tajam, "Semoga saja pertengkaran ini adil."

Kim Jin Se menatap Yoo In, "Kenapa kau menyebut ini pertengkaran? Ini adalah pertarungan."

Yoo In tersenyum, "Kata 'pertarungan' hanya diucapkan oleh orang yang merasa dirinya kuat, padahal nggak sama sekali."

"Kau menghinaku?"

"Kau tersinggung? Berarti itu memang benar. Ya, aku menghinamu."

Kim Jin Se akan menebas Weapon of the Godsnya lagi pada Yoo In dan tiba-tiba rantai yang mengikat tangan Yoo In terlepas.

Kim Jin Se ternyata menebas rantai yang mengikat Yoo In padahal niatnya akan menebas Yoo In.

"Terima kasih telah melepaskan ikatanku." Ucap Yoo In sambil tersenyum penuh kemenangan.

To Be Continued~

Note: Chapter 31 terbit nih.
Cerita ini makin tidak terarah. Semoga kalian masih stay tune di cerita ini.
Vote dan komentar kalian akan sangat kuhargai untuk membangun cerita ini agar menjadi lebih baik. Sampai jumpa di chapter 32 ^^

God Only KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang