#24 Pembunuhan Keji

312 22 0
                                    

"Tapi sayang sekali, kita sudah sangat sering bertemu sejak 8 tahun yang lalu bukan?" Aku sedikit tertawa, "Dan selama itu pula kau membantuku, padahal kau juga sudah ribuan kali mengatakan hal itu."

Inspektur Kang terdiam tapi akhirnya ia bicara, "Silakan ke ruanganku."

"Inspektur! Anda ingin menceritakan tentang Three Nails Killer pada gadis ini?" Detektif Hwang berusaha menghentikan Inspektur Kang.

"Detektif Hwang, kaulupa apa yang ku ceritakan saat ledakan Rumah Sakit Umum Seoul terjadi?"
Detektif Hwang terdiam.

Apa yang diceritakan Inspektur Kang pada Detektif Hwang? Detektif Hwang adalah ayahnya Han Na.

Detektif Hwang menundukkan kepalanya, "Maafkan kelancangan saya."

Aku mengikuti Inspektur Kang dan akhirnya aku masuk ke dalam ruangannya tanpa Se Woo. Inspektur Kang yang melarangnya masuk.
Inspektur Kang mempersilakanku untuk duduk di kursi penerima tamu yang berada tepat di depan meja kerjanya.

"Sebaiknya saya mulai darimana?" Inspektur Kang meletakkan secangkir teh di depanku.

"Dari korban pertama." Jawabku serius.

"Anda bahkan tidak tahu siapa korban pertama dari kasus ini? Padahal di TV sudah banyak sekali berita tentang kasus ini."

"Aku jarang menonton TV di rumah. Aku punya banyak pekerjaan."

"Hmmm... Baiklah." Inspektur Kang memulai pembicaraan dengan serius.

"Korban pertama adalah perempuan bernama Park So Rah. Usianya 23 tahun. Ia bekerja sebagai model di agensi Yuram Entertainment."

"Dia artis?"

"Iya dan itulah kesamaan para korban." Inspektur Kang menjadi lebih serius, "Semua korban adalah para artis papan atas."

Aku terdiam, "Kenapa artis?"

"Itu juga masih merupakan sebuah misteri." Aku merasakan aura aneh saat Inspektur Kang terdiam.

"Pembunuh itu sangat haus akan teriakan memilukan para korbannya. Bahkan ia mencabuti kuku korbannya saat masih hidup. Tidakkah itu membuat Anda ngilu saat mendengarnya?"

"Sedikit?"

"Anda tahu apa yang paling mengerikan dari kasus ini?"
Sekarang aura aneh itu berganti menjadi menyeramkan.

"Saat korban ditemukan, wajah mereka semuanya seputih hantu. Ekspresi mereka sangat menampakkan kesakitan dan kengerian. Mata mereka begitu terbelalak seakan melihat sesuatu di luar nalar mereka, mulut mereka bahkan sampai mengeluarkan busa."

Aku terdiam. Pantas saja Presiden Lee cemas tentang kasus ini.

"Kini korban sudah berjumlah 9 orang. Kami belum menemukan rencana untuk menghentikan ini."

"Aku akan menghentikannya." Jawabku enteng.

"Ini bukan sesuatu yang bisa Anda anggap remeh."

"Apakah persamaan korban hanyalah mereka adalah artis perempuan dan 3 kuku jari mereka dicabut?"

Inspektur Kang terdiam dan meskipun sedikit. Aku tahu dia ragu untuk memberitahuku. "Iya."

Aku tersenyum santai, "Kau tidak membohongiku kan?"

Inspektur Kang terdiam, "Hanya itu yang bisa saya katakan... untuk sekarang."

"Untuk sekarang? Itu berarti kauakan memberitahuku nanti?"

"Ya."

"Baiklah. Aku ingin meminjam data korban pada kasus ini."

Inspektur Kang terdiam dan kulihat ia mengepalkan tangannya erat.

"Kenapa? Kau nggak mau aku meminjamnya?" Tanyaku sambil tersenyum, "Aku masih punya tata krama untuk meminjamnya darimu loh, daripada aku mencurinya."

"Jika Anda bukan siapa-siapa Presiden, saya tak akan pernah membiarkan Anda menyentuh selembar dokumen pun." Ucap Inspektur Kang pelan. Aku hanya menatapnya datar, "Ikuti saya."

Inspektur Kang bangkit dan kami keluar dari ruangan. Kusuruh Se Woo untuk tetap di tempatnya.

Aku mengikuti Inspektur Kang dan kami masuk ke dalam lift.

"Ada yang ingin kutanyakan."
Ucapku serius.

"Apa?" Inspektur Kang memasukkan kedua tangannya kedalam coatnya.

"Kenapa kau begitu membenciku?"

Pintu lift terbuka. Aku dan Inspektur Kang keluar menuju ruang dokumen.

"Kau tak akan menjawab pertanyaanku?"
Inspektur Kang masih diam.

Kami pun masuk ke dalam ruang dokumen.

"Tunggulah di sini."
Inspektur Kang kemudian menghilang di antara rak-rak.

Uffhhh.... Aku sudah bekerjasama dengan NIS selama 8 tahun lamanya, tapi sikap Inspektur Kang padaku tidak pernah berubah. Dingin dan datar seolah aku sudah berbuat salah padanya.

Tak lama, Inspektur Kang memberikan setumpuk kertas padaku.
"Setelah Anda menggunakannya, tolong disimpan kembali. Saya ada urusan tiba-tiba." Inspektur Kang hendak membuka pintu untuk keluar.

"Anda ingin tahu mengapa saya tidak menyukai Anda?" Tiba-tiba Inspektur Kang bersuara saat aku sedang merapikan kertas yang sedang kubawa. Aku menatapnya.

Inspektur Kang sempat terdiam dan ia melanjutkan, "Itu karena Anda tidak lebih baik dari orangtua Anda. Menghalalkan segala cara untuk menyelesaikan masalah."

Aku terdiam kemudian tertawa kecil, "Apakah kau pernah mendengar Kim Yoo In membunuh manusia di TV, koran atau semacamnya?"

"Memang tidak. Tetapi ibu Anda, Kim Seol Hyun, yang melakukannya."

Aku terdiam cukup lama. Sekarang aku agak sedikit sensitif saat Inspektur Kang membawa nama ibu.

Aku menatap Inspektur Kang tajam, "Aku tidak suka kau menyebut nama ibuku dan pembunuh dalam satu kalimat."

Inspektur Kang yang tadinya ingin membuka pintu berbalik dan berdiri sekitar 2 meter di depanku,
"Anda masih terlalu kecil untuk mengingat kasus pembunuhan berantai yang lebih keji dari kasus kali ini, 15 tahun yang lalu."

Aku menatap mata Inspektur Kang tajam, "Apa maksudmu?"

To Be Continued~

Note: Chapter 24 terbit nih.
Ada yang nungguin nggak? Pliiss ada #ngarep
Vote dan komentar kalian akan sangat kuhargai untuk membangun cerita ini agar menjadi lebih baik. Sampai jumpa di chapter 25 ^^

God Only KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang