Didedikasikan untuk semua Harry fans khususnya Hendall shipper...
Kami berbincang sambil aku menaruh plastic belanjaanku ke dalam bagasinya. "Aku memiliki seorang teman yang juga tinggal di daerah ini..." dia bercerita tentang temannya.
"Benarkah? Siapa dia?"
"Namanya Kendall,dia satu kelas denganmu dia berada di fakultas anestesi sama sepertimu. Mungkin kau belum mengenalnya,aku akan mengenalkan padamu jika bertemu nanti." Ucapnya sambil mengendarai beetle putih miliknya. Aku lupa kemana arah jalanku untuk pulang,kami tersesat sekali sampai akhirnya perjalananku ke rumah memakan waktu hampir tiga puluh menit karena tersesat.
"GILA! DUNIA BEGITU SEMPIT!" Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya setelah melihat rumahku.
"Ada apa? Kenapa?"
"Kendall adalah tetanggamu,aku akan menelfonnya!" dia lebih tepatnya melihat rumah yang berada di sampingku. Jadi namanya Kendall? Ken yang aku fikirkan bukan Kenya,Kenzy ataupun Ken yang lain,nama Kendall pertama kalinya aku dengar dalam telingaku.
Jadi dia satu kelas denganku, "Sial! Dia tidak mengangkatnya,dia pasti berada di club!" Pagi-pagi? Ya ampun,dia pasti bukan wanita baik-baik! Plakk! Aku menampar diriku sendiri dalam hatiku,aku juga bukan pria baik-baik, seorang penjual ganja sepertiku mana ada kesan baiknya?
Dia memutuskan untuk masuk ke dalam rumahku dan membereskan beberapa belanjaanku. Kami minum cola untuk beristirahat sebentar kemudian dia memutuskan untuk membongkar kardus pindahanku dan membereskan barang-barang di ruang tamu. Aku sudah mengingatkannya untuk pulang dan biar aku saja sendiri yang membereskannya,tapi ia menolak.
Setelah selesai dengan ruang tamu,ia mengibaskan kain putih yang menutupi Grand piano milikku,dia mengelap grand pianoku untuk menghilangkan debu yang menempel disana. Aku sudah lama tidak pernah memainkan alat musik lagi,piano itu sudah tidak terpakai tapi sayang jika aku menjualnya,ada banyak kenangan tentang ayahku di piano itu. Mendiam ayahku yang mengajarkanku segalanya tentang musik saat aku masih kecil.
Aku membereskan barang-barang di kamar ibu dan menaruhnya acak,aku lupa bagaimana tataan barang-barangnya saat di rumah lama kami. Ibu bisa mengurusinya nanti setelah ia pulang dari pekerjaanya.
Ada sebuah ruangan tujuh kali tujuh meter di lantai atas,untungnya rak-rak buku sudah di rapihkan oleh jasa barang kemarin. Aku berharap beberapa buku disini akan membantuku dalam pembuatan skripsi dan ujian akhir semester nanti,aku benar-benar ingin cepat wisuda dan mendapatkan gelar dokter anestesi di depan namaku. Tapi pikiran itu mungkin masih panjang,dosen baruku belum menyuruhku untuk magang di rumah sakit. Saat di California aku sudah pernah melakukan magang dan kepala rumah sakit hanya memberiku tugas di bagian UGD, ya ampun...aku seharusnya berada di ruang operasi bukan UGD saat itu. Apa hubungannya pembedahan dengan UGD? Itu yang ada di fikiranku saat itu...
"Letakan saja semua buku itu dalam deretan yang sama jika masih satu kardus!" Ucapku padanya. Aku sudah mengatur buku-buku agar dimasukan rapih di pengepakan sebelumnya,ada lebih dari tiga ratus buku yang aku punya. Perpustakaan kecil ini mungkin akan membuatnya semakin memanggilku NERD.
"Farmasi? Boleh aku meminjam buku ini?" Oh,iya aku lupa! Behati masuk fakultas itu.
"Tentu saja,seingatku ada tiga buku yang ibu punya tentang farmasi. Ya,kau tahukan ibuku kepala ahli bedah,dia harus menguasasi banyak hal."
Sudah berjam-jam dia menemaniku membereskan barang-barangku dan ibu,aku beruntung memiliki teman yang baik sepertinya. Aku mengantarnya sampai pagar rumahku sebelum ia pergi untuk menemui pacarnya,Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE
FanfictionRank #451 in action pada 090117 Rank #67 in action pada 110117 Rank #62 in action pada 250117 Rank #346 in medical pada 110120 Rank #45 in action pada 160217 Highest Rank #9 in hendall pada 120120 Sebuah Fanfiction jenis AU yang menceritakan tentang...