Eleven

189 26 3
                                    

Kami berkumpul sebentar, Prof. Alonso dan Dokter bedah yang baru juga memperkenalkan dirinya. Hanya ada satu, kupikir dokter yang baru yang satunya lagi sedang bertugas. Aku melirik ke bet nama di jasnya yang bertuliskan Sara Sampaio, jadi dia yang orang portugis itu....

"Leah, kau harus bertugas pada operasi nanti malam dan Abraham kau bertugas pagi ini," Ibu Harry menatapku dengan singkat, "Ken, kau gantikan Harry untuk operasi siang ini. Hanya operasi amandel, kupikir kau bisa'kan?" APA? Aku? Itu seharusnya milik Harry, Harry yang bertugas untuk operasi ini karena sebelumnya ibu Harry mengatakan bahwa aku hari ini berjaga di ruang X-Ray.

"Tapi, bagaimana dengan Harry? Bukankah dia yang seharusnya bertugas?"

"Tidak, Harry kau mengambil tugas Ken di ruang X-Ray, kau mengerti?"

Harry hanya diam dan menganggukan kepalanya. Bodoh, kenapa ia hanya menerima begitu saja? Masalah apa sebenarnya diantara mereka berdua? Kenapa Prof. Alonso mencampur urusan pribadi dengan kepentingan bersama?

"Baiklah, ayo Abraham, kau harus memulai operasi sekarang!" Ucapnya membubarkan kami.

Satu persatu dari mereka pergi dan meninggalkan aku berdua dengan Harry, "Kau tidak apa?" Ia hanya menganggukan kepalanya lagi, pasti ada yang tidak beres! Hubunganku dengan Ibu juga merenggang semenjak kejadian itu, kejadian dimana ibu membunuh Ayah dan Adikku, sejak saat itu kami jadi sering bertengkar, bahkan sampai sekarang. Tapi, jika sesuatu terjadi sampai ia menyembunyikannya sendiri, itu pasti masalah yang besar.

Aku memutuskan pergi untuk ke tempat lain, tapi Harry memanggilkan saat aku baru melangkah dua langkah, "Bisa kau meminjamkanku uang dan hpmu?" APA? Oh, aku lupa! Ia tidak membawa apa-apa selain dirinya saat minggat dari rumahnya

Aku memberikan handphone dari sakuku dan sejumlah uang, "Aku hanya meminjamkannya, jadi kau harus menggantinya. Kau mengerti'kan?" Dia menganggukan kepalanya dan aku pergi meninggalkannya.

HARRY POV.

Wanita itu sudah kehilangan akalnya, seharusnya operasi itu untukku, dan sebelumnya ia juga sudah memberitahukan pada yang lainnya bahwa operasi itu untukku, tapi apa? Dia justru memberikannya pada Ken. Aku tentu saja tidak bisa marah pada Ken, dia temanku, lagi pula ia tidak salah. Wanita itu sumber kesalahan, persetan membahas segala hal tentangnya.

Aku pergi ke kantin untuk membeli minuman, duduk dan membukan akun sosial mediaku lewat handphone milik Ken. Justin mengirimiku pesan terus menerus lewat Facebook, aku membacanya sampai atas, pergi ke balkon rumah sakit dan menemukan tidak ada siapapun disini.

"Justin, apa Dom sudah menghubungimu?"

"Belum, ada apa?"

"Orlando berhasil di tangkap anggota kepolisian, aku hanya ingin mengingatkan padamu untuk waspada. Jika ia tertangkap, tentu saja kita tak lama juga akan di tangkap."

"Shit! Kenapa kau baru memberitahuku sekarang?"

"Aku baru di beritahu olehnya kemarin, Kacau! Ibuku tahu bahwa aku menyimpan narkoba dalam kamarku!"

"Bukankah ibumu dokter bedah yang terkenal itu?"

"Ya, tapi aku akan mengusahakan padanya untuk tutup mulut. Gila saja jika ia ingin membocorkan pada polisi."

"Harry! Yossi memanggilku, dia akhir-akhir ini sering muntah."

"Mungkin saja dia sedang mengandung anakmu!"

"Kau gila? Jika iya aku harus meninggalkannya, aku tidak mau bertanggung jawab, aku masih muda dan tidak mau menjadi ayah di usiaku yang masih dua puluhan!"

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang